MY EVELL - BAB Kesepuluh

26 3 0
                                    

Evellyn terlebih dahulu menghubungi Melvina, Ia memastikan kembali bahwa Melvina benar benar dirumah.

Kamu sedang dimana saat ini? Jawab Aku. "Tanya Evellyn dengan serius sekali lagi melalui chat. "Aku dirumah, Ada apa sih? Apa ada hal penting yang ingin kamu ceritakan? "Balas chat Melvina. "Ya sangat penting, Aku akan bersiap kerumah kamu Mel. "Tutup obrolan Evellyn melalui chat.

Evellyn tampil dengan kesan Clean Cut Blus berlengan Asimeteris beraksen Monokron dipadukan dengan Celana Jeans biru muda, Sepatu Wedges berwarna cream dan jam Alexander Christie di lengan kiri nya.

Mang Ujang yang sedang membersihkan halaman didepan rumah, Mendadak terkejut dengan teriakan Evell.
"Mang kunci mobil disimpan dimana? "Teriak Evellyn seraya menuruni tangga.

Sebentar ya Non, nanti Mang Ujang ambilkan, Mang Ujang sedang membersihkan rumput liar didepan halaman. "Sahut suara Mang Ujang dari kejauhan. "Aku tunggu di Mobil ya Mang. "Seru Evellyn seraya kembali berjalan ke arah Mobil. "Ini non kunci nya. "Menyerahkan kunci mobil lalu berlari membuka pagar.

Beberapa kali Evellyn menatap ponsel nya yang diletakan diatas cover jok disebelah kiri nya, Berharap mendapat notifikasi masuk entah itu chat atau panggilan masuk dari Donal. Namun di sore itu tidak ada satupun notifikasi yang masuk kedalam ponselnya.

Apa dia baik baik saja? Kenapa dia tidak menghubungi ku ya? "Gerutu Evellyn didalam mobil.

Lampu merah di sore itu memberhentikan Evellyn yang sedang melaju dengan mobilnya, Tangan nya meraba cover jok untuk mengambil ponsel yang digunakan untuk mengabari Melvina bahwa Ia sudah mau sampai rumah Melvina. "Aku sudah dekat rumahmu Mel, Nanti Aku kabari ya kalau sudah sampai.

Oke, Kalau aku nanti tidak balas chat lagi. langsung kedalam saja ya. "Ujar Melvina

Beberapa menit berlalu tanpa jeda, Akhirnya Evellyn tiba dirumah Melvina. Mobilnya terdiam karena Evell mematikan mesin mobilnya, tetapi suara klakson ciri khas mobilnya berderu dengan keras.

Sebentar ya Bunda aku ingin membukakan pintu depan dulu, Sepertinya Evellyn sudah tiba didepan. "Pamit Melvina.

Melvina mengerutkan kening, Dan perlahan menampilkan senyum ciri khas nya tersebut kepada Evellyn, Melvina sangat tau dan bisa menebak apa yang dirasakan Evellyn meskipun Evellyn belum menceritakan nya kepada nya.

Siapa lelaki yang telah membuatmu galau seperti ini? Nampaknya lelaki itu berhasil mendekatimu ya Vell. "Ujar Melvina seraya tertawa hambar.

Bagaimana kamu bisa tau ish! "Jawab Evellyn menggerutu. "Jangan jangan ini lelaki aneh yang sering kamu ceritakan ya? Kamu mau menceritakan dia kan? "Ledek Melvina. "Ish! bukan! sudah ah aku mau masuk kedalam dulu mau salam dengan Bunda! "Elak Evellyn

Evellyn menatap ponsel nya dengan kening bekerut, Kenapa ponselnya masih tidak ada notifikasi dari Donal. Ia menghembuskan nafas lalu menghampiri Melvina yang sedang membantu Bunda menyiapkan makan malam.

Apa yang Bunda masak? "Tanya Evell kepada Bunda. "Ah ini tumis kangkung, kesukaan Melvina. "Jawab Bunda. "Tumis kangkung? jujur Aku baru dengar masakan seperti itu Bunda. "Ini enak loh, kamu harus coba, pasti kamu suka. "Sela Melvina

Melvina menoleh ke arah Evellyn yang sedang mengeluarkan ponsel dari tas nya, terlihat Evellyn sedang menampakan senyum yang tidak pernah sekalipun dilihat oleh Melvina.

Kamu sudah selesai masak kan dengan Bunda? "Bisik Evell. "Sudah kok memangnya kenapa? "Sahut Melvina. "Aku ingin ajak kamu keluar. "Ujar Evellyn. "Tapi nanti temani aku ya nonton konser Musik? Bagaimana? "Balas Melvina seraya mengulurkan jari kelingking.

Hey cepat telfon Evellyn, dia pasti sedang menunggu kabar dari kau! "Teriak Nandu. "Hey sebentar, Aku bingung mau membahas apa nanti! "Balas Donal.

Hey sudah jelas, di chat Evellyn kan sudah bilang! kalau ada apa apa kabari dia! Itu kesempatan emas jangan kau sia siakan! Evellyn pasti langsung mengangkatnya kurang dari dua puluh detik! "Teriak Nandu seraya merampas ponselku.

Nandu yang tidak sabar akhirnya merampas ponselku, mencari nomor Evell di ponsel miliku lalu mencoba menghubungi Evellyn.

Kurang dari dua puluh detik, benar Evellyn mengangkat panggilan masuk dariku, kali ini yang aku dengar adalah irama yang lembut bak seperti Bidadari yang menerobos masuk kedalam gendang telingaku.

Bagaimana kondisimu saat ini? sudah baikan? "Tanya Evellyn didalam telfon. "Ya sudah, kurasa aku, tidak bukan begitu "Ya sudah baikan, tidak ada hal yang harus di khawatirkan kok. "Ucap Donal dengan mengikuti isyarat yang Nandu berikan.

Disela pembicaraan mereka berdua, Melvina mengulurkan tangan lalu berdeham. "Sini Biar aku yang menyetir, sepertinya ada yang sedang jatuh cinta disini "Ledek Melvina. "Ish engga kok! "Evellyn masih mencoba mengelak.

Apa kalian mendengar sesuatu dari suara wanita yang lain? "Ucup mencoba memberi tahu suara yang didengarnya. "Apa? Suara siapa yang kau maksud? "Nandu mencoba bertanya apa yang didengar oleh Ucup.

Seperti suara Melvina, Aku sangat yakin itu. "Ucup mencoba menyakinkan kami berdua. "Ah hanya perasaan mu saja mungkin, masa iya Melvina adalah sahabatnya Evellyn. "Ujar Nandu.

Sudah Cup itu kita bahas nanti saja, Sekarang kau bilang Nal kepada Evellyn, seperti ini, 'Apakah kamu mau Vell jika aku ajak menonton Konser Musik? "Bisik Nandu kepada Donal. "Nal? Kok diam? Apa kamu ketiduran? "Potong Evellyn melalui telpon.

Aku mencoba menarik nafas, Ya kalau dihitung sekitar lima kali hembusan untuk meningkatkan kepercayaan diriku.

Cepat! Sebelum Evellyn mematikan telfon nya. "Bisik Nandu agak keras. "Vell, Apakah kamu Vell? jika Aku ajak menonton Konser Musik? "Ujarku dengan cepat.

Evellyn melirik Melvina dan mengerutkan alis. "Bagaimana menurutmu? "Aku setuju saja, asalkan itu membuat sahabatku bahagia "Cubit Melvina dengan jari telunjuk dan jempol tepat di pipi Evell.

Evellyn lalu mengangkat kelima jari tangan nya disebelah kanan lalu memposisikan ponsel nya kembali tepat di telinga luar di sebelah kanan.

Nanti aku kabari ya, Aku belum bisa menjawab nya sekarang. "Jawab Evellyn. "Janji ya? Ya sudah maaf menganggu waktumu sore ini, akan segera kututup telfon nya. "Beberapa detik kemudian Donal mematikan ponsel.

Hujan perlahan mulai turun di Kota Kenangan, Air nya membasahi jalan di Kota Kenangan, belum lagi burung burung yang menghiasi kanca peramaian burung di Kota Kenangan dipaksa berteduh menunggu Hujan reda.

Bagaimana tiket konserku? Please hujan berhenti ya. "Sesal Melvina yang tertunduk lesu. "Kamu sudah beli dua?" Tanya Evellyn. "Iya aku memesan nya secara online pada saat kamu menelpon tadi. "Sesal Melvina sekali lagi yang tertunduk wajahnya di atas steer.

Aku berdiri tepat didepan Westafel Jendela dikamarku tepatnya di lantai kedua, berdiri disana memandang Hujan yang turun dengan deras di iringi irama petir yang menggelegar di malam itu.

Bagaimana Vell? kalau seperti ini kita akan terjebak semalaman di Kafe Kenangan ini. "Teriak Melvina gelisah. "Ish! Aku juga engga tau! "Balas menggerutu Evellyn. "Kamu sih parkir mobilnya kejauhan! "Jawab Melvina semakin menggerutu.

****

MY EVELL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang