Di suatu pagi hari yang cerah, yang selalu menjadi awal mula hari-harinya yang membosankan----sama seperti hari-hari sebelumnya. Satoru tidak akan pernah menyangka kalau hari ini dia akan mendapatkan pengakuan cinta dari Kouhainya----terlebih lagi Kouhai yang tidak pernah diajaknya berbicara. Mengesampingkannya, yang lebih anehnya lagi, Kouhai itu adalah Kouhai laki-laki.
Satoru tidak mengenalnya. Dia hampir hafal semua nama anak seangkatan dan beberapa adik kelasnya tapi dia sama sekali tak mengenal Kouhai yang ini.
Tetapi kesan pertama Satoru terhadap pengakuannya bukan aneh ataupun jijik. Malahan dia sempat terpukau dan terheran-heran, bagaimana bisa dia tidak pernah menyadari adanya siswa setampan Kouhai itu di sekolahnya.
"Kalau Senpai tidak merasa jijik dengan pengakuanku. Aku berharap Senpai bersedia menjadi pacarku....." Kouhai itu berkata sambil menunduk malu-malu. Wajahnya yang merona pink membuatnya nampak menggemaskan. Satoru tak sampai hati untuk menolaknya begitu saja.
Entah apa yang merasuki Gojo Satoru pagi itu. Pada akhirnya dia menerima pengakuan tersebut------Dirinya yang katanya mulai berpacaran dengan seorang laki-laki akhirnya menjadi berita yang mengemparkan seisi sekolah.
Memang kabar tersebut langsung menyebar dalam hitungan detik. Tetapi hanya Suguru dan Shoko---------kedua teman baik Satoru saja yang berkesempatan mendengarkan cerita selengkapnya. Juga hanya mereka berdua saja yang tahu kalau si bodoh Satoru masih belum mengetahui nama si Kouhai yang baru saja di terimanya menjadi pacarnya.
"Kau...." Suguru masih berwajah tenang setelah mendengarnya. Senyuman bijak juga masih melekat di bibirnya. "Rupanya kau lebih brengsek ketimbang yang kukira?" Tetapi ucapan pedasnya bagaikan serangan tombak yang menancap kepala Satoru.
"Katai aku sesukamu. Mau bagaimana lagi? Aku sendiri saja tidak percaya aku telah menerimanya," Satoru lalu mengeluh seraya mengacak surai putihnya. "Tapi dia bilang dia akan mematuhi peraturanku. Jadi kurasa dalam waktu dekat ini dia bukan masalah besar...." gumamnya sambil cemberut. Nampaknya Satoru mulai menyesali keputusannya pagi ini.
".....kau bukan Gay kan? Kenapa tidak langsung kau tolak saja? Kan kasihan anak itu?" Shoko yang sedari tadi diam mengulum permen lolipop di dalam mulutnya akhirnya berkomentar. Gadis yang biasanya hanya memasang wajah bosan kini menunjukan keprihatiannya terhadap Kouhai misterius tersebut.
Ingin Satoru menyetujui ucapan Shoko. Tetapi dirinya yang sekarang berbeda jauh dengan dirinya pagi ini. Entah mengapa Satoru tidak mampu menolak Kouhai itu.
"Apa karena wajahnya?" Satoru pun bergumam sendirian sambil bersedekap dada. Shoko dan Suguru yang duduk di dekatnya pun spontan mengulangi, "Wajahnya?" bersamaan.
"Apa dia tampan?" tanya Shoko sambil menaikan satu alisnya. Tidak biasanya Gojo Satoru memperdulikan wajah orang lain.
Lihat saja betapa narsisnya dia. Sesuai dugaan Satoru langsung menjawabnya, "Tidak setampan aku," dengan sombong sambil menjulurkan lidahnya.
"Iya deh iya," Shoko yang sudah jengah akan kenarsisan temannya berakhir hanya membalasnya dengan malas sebelum menyibukan dirinya dengan sosmed.
Sementara Suguru. Dia terdiam sejenak sebelum mengatakan sesuatu pada temannya, tetapi sayangnya kelas pagi sudah mau dimulai. Terpaksa Suguru menundanya dan kembali ke bangkunya.
Apa yang sebenarnya ingin dikatakan Suguru. Dia cuman ingin menanyainya, "Apakah karena kau kasihan pada Kouhai itu?" Tetapi setelah beberapa menit pelajaran di mulai. Suguru pun memutuskan untuk mengurungkan niatnya tersebut. Lebih baik dia tidak terlalu membahasnya, begitu pikirnya.
Paraturan yang dibuat Satoru setiap kali ada yang ingin berpacaran dengannya sangatlah simpel.
Seperti: "Jangan pernah mengintrogasiku dengan pertanyaan-pertanyaan seperti dimana aku? Atau bersama siapa aku? Aku ingin bebas. Sebaliknya aku juga tidak akan mengurusimu. Kau bebas melakukan apapun yang kau mau."
Setiap kali Satoru menjelaskan caranya menjalin hubungan, mereka semua awalnya nampak keberatan tetapi memaksakan diri mereka untuk menyetujuinya. Dalam hati Satoru pasti menyadarinya, bahwa mereka berharap kalau suatu hari nanti Satoru berubah. Tetapi kenyataannya Satoru akan memutuskan hubungan mereka sebelum mereka meminta-minta perhatiannya.
Para mantannya selalu mengharapkan sebuah kemungkinan kalau Satoru akan memperlakukan mereka dengan berbeda------harapan sebodoh mimpi di siang bolong.
Walaupun kali ini yang menawarkan diri adalah laki-laki. Mungkin hubungan mereka tidak akan berbeda jauh dengan para mantannya. Satoru pasti berpikir begitu, makanya dia berani menerima Kouhai tersebut tanpa pikir panjang.
Tetapi kenyataannya mungkin akan sedikit meleset dari apa yang dibayangkan Satoru-------demikian Suguru menerka ketika mereka berpapasan dengan para anak kelas-1 waktu istirahat.
"Satoru," Suguru memanggil setelah si Kouhai dan Satoru saling melabaikan tangan pada satu sama lain. Satoru pun lalu menoleh padanya, "Tak kusangka kau tidak mengenalnya. Namanya Fushiguro Megumi," terang Suguru sambil menunjuk Kouhai yang sedari tadi mereka bahas.
"Fushiguro Megumi?" Satoru mengulanginya dan menekan nama Megumi seraya menaikan satu alisnya. Suguru tidak menyalahkannya lantaran reaksi tersebut dulu juga pernah dilakukannya setelah dia mendengar nama lengkap dari pemuda bermarga Fushiguro tersebut. Entah orang tua mana yang tega memberikan nama perempuan ke putranya.
"Apa orang tuanya berharap dapat anak perempuan atau gimana?" Satoru berkomentar acuh tak acuh sebelum dia mendahului pergi ke kantin.
Shoko dan Suguru yang kemudian mengikutinya, saling menatap sebentar. Suguru lalu berkata, "Kurasa kalau Fushiguro-kun yang mengajakmu pacaran. Memang tidak ada salahnya mencoba huh," ucapnya yang di susul kekehan geli dari Shoko.
Satoru yang di buat kesal lantas langsung menoleh ke belakang. "Apa maksudmu?" tanyanya ketus. "Apa kalian berdua mau bilang kalau sebenarnya selama ini aku Gay?"
Suguru kemudian malah menertawakannya. "Bukan Satoru. Bukan," jawabnya sambil mengibaskan tangannya. "Dari jauh pun aku bisa melihatnya. Bukannya Fushiguro-kun terlihat manis?" imbuhnya lalu tersenyum lebar.
"Aku pun jadi paham mengapa kau tidak bisa menolaknya," Suguru berkata lagi sambil menepuk punggung Satoru.
"Ha!!?" Satoru memicingkan matanya hendak menyangkal ucapan temannya tersebut. Tetapi setelah dia berpikir untuk kedua kalinya, mulutnya merapat. Akhirnya dia tidak bisa menyangkal apapun mengenai kemanisan adik kelasnya itu. Karena beberapa saat yang lalu memang dia berpendapat sama. Apa yang dikatakan Suguru benar adanya. Tepat sesuai sasaran malah.
Melihat betapa konyolnya kedua teman cowoknya. Shoko menertawakan kedua temannya dengan tawa remeh. "Jadi?" tanyanya membuat kedua temannya tersebut menoleh. "Setelah pacaran. Lalu?" tanya lagi.
Pundak Satoru langsung merosot. Pertanyaan Shoko membuatnya tersadarkan. Setelah dia menerima Megumi dia bahkan tidak merepotkan diri untuk menanyainya nomor hape-----mau bagaimana lagi? Dia bahkan tidak kepikiran menanyakan namanya tadi.
Melihat reaksi Satoru, semuanya terpampang jelas di mata kedua temannya. Suguru dan Shoko memberikan tatapan yang meragukan, sebelum mereka berdua berkata, "Sebrengseknya dirimu. Tidak kusangka kau tidak pandang bulu huh," keduanya mengatakannya bersamaan seolah sudah latihan semenjak bulan lalu.
"Hei!!" Satoru langsung berteriak tak terima. "Dia duluan yang mengungkapkan perasaannya pada orang yang tak pernah diajaknya berbicara!!"
Lagi-lagi Shoko dan Suguru kompak. Dengan cueknya mereka bergidik bahu lalu berjalan meninggalkan Satoru yang tertinggal beberapa langkah.
To be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
One Week Lover
FanfictionPairing: Gofushi Summary: Entah dosa besar apa yang pernah di perbuatnya di masa lalu, tetapi Megumi mendadak jadi tuli dan buta kalau sudah menyangkut keburukan pujaan hatinya yang merupakan kakak kelas 3. "Sebentar lagi para Senpai lulu. Setidak...