The Innocence

505 82 11
                                    

Biasanya Satoru dan teman-temannya selalu menghabiskan waktu istirahat makan siangnya di dalam kelas, setelah membeli sesuatu dari kantin. Tetapi siang ini tiba-tiba Satoru memutuskan untuk pergi ke halaman belakang sekolah. Suguru dan Shoko tidak menanyainya, keduanya hanya diam-diam menebak alasan di balik perubahan hati Satoru.

Siapa lagi kalau bukan karena pacar barunya?

Terkadang Satoru memang memberikan hak pada pacarnya. Tetapi biasanya dia selalu melakukan apa yang diminta pacarnya sambil memasang wajah jutek. Dia memang terkenal tidak ramah di kalangan murid kebanyakan.

Suguru dan Shoko yang sudah lama berteman dengannya sudah mengenal baik tabiatnya yang suka menggerutu sebelum pergi kencan dengan pacarnya.

Namun hari ini tidak ada satupun keluhan keluar dari bibir Satoru. Itu merupakan kejanggalan yang menarik di mata Suguru maupun Shoko.

Cuman karena menarik untuk dilihat, keduanya pun tidak berkomentar apapun. Suguru dan Shoko lebih suka sekedar memperhatikan teman mereka ketimbang ikut campur. Walaupun Satoru sampai berakhir ditusuk oleh perempuan yang balas dendam padanya. Keduanya tidak akan ikut campur. Karena mereka tahu Satoru tuli terhadap nasehat mereka.

Satoru lantas pergi ke tempat yang dijanjikan dengan membawa sebungkus roti Melon dan sekotak susu Stroberi di tangannya. Tanpa perlu lama mencari. Dia langsung menemukan Megumi yang tengah duduk dibawah pohon sambil bersandar pada batangnya.

"Senpai hanya makan segitu?" Megumi langsung bertanya setelah matanya menangkap menu makan siang Satoru. Sangat mengagetkan karena lelaki sebesar Satoru hanya makan segitu saja. "Itu cukup?" tanyanya dengan nada cemas.

"Cuman ini yang hari ini berhasil kudapatkan," jawab Satoru tanpa merasa aneh. "Sebaliknya Bento mu terlihat sangat menggoda," imbuhnya pada kotak makan Megumi yang penuh akan makanan lima sehat lima sempurna. "Apa kau membuatnya sendiri? Tidak kusangka kau tipe yang makan banyak...."

Megumi mengerutkan dahinya setelah dia melihat Satoru tersenyum jenaka. "Aku tidak pernah makan sebanyak ini. Aneki selalu membuatkannya lebih untukku dengan alasan anak laki-laki harus makan banyak," terangnya. "Biasanya aku akan membaginya dengan Itadori....." Pada akhir kalimat Megumi mulai bergumam dengan lirih. Satoru hampir tidak mendengarnya.

".....kalau Senpai mau. Kita bisa saling menukar makan siang kita," Megumi kemudian menawarkan. Dia sangat berharap Satoru akan menerima tawarannya tersebut. Selain mencemaskan pola makan Satoru. Dia juga tak akan mampu menghabiskan porsi hari ini. Seharusnya tadi dia bawa kotak makan kosong untuk membaginya dengan orang lain. Yuuji dan Nobara selalu senang hati menerima setengah bekalnya.

Tapi karena hari ini Megumi tidak makan siang dengan dua temannya yang rakus. Megumi cuman bisa berharap Satoru bersedia bertukar makanan.

"....kau yakin? Itu masakan kakakmu kan?" Satoru bertanya dulu sebelum dia memutuskan. Dia akan merasa sangat bersalah kalau Megumi menawarinya demi dirinya dan malah ujungnya dia nanti kelaparan di kelas.

"Akan sangat membantu kalau kau bersedia," jawab Megumi tanpa keraguan. Dia lalu tersenyum kecil dan membujuk, "Apa jadinya nanti kalau aku muntah di tengah-tengah pelajaran?" katanya setengah bercanda.

Satoru lalu membalas senyuman itu dengan senyuman yang nampak lebih lembut. "Baiklah. Sebagai gantinya aku juga akan memberikan susuku," ujarnya sambil menyodorkan plastik belanjaannya lalu menerima kotak makan Megumi.

Istirahat makan siang berlalu dengan tenang. Keduanya tidak banyak berbicara, hanya diam menikmati makanan mereka. Megumi yang biasanya dikelilingi teman-temannya yang berisik, dan Satoru yang biasanya paling berisik diantara teman-temannya. Seharusnya mereka tidak terbiasa akan kesunyiaan diantara mereka. Tetapi tiada diantara mereka yang membenci suasana tenang tersebut.

One Week LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang