Love Letter

472 78 8
                                    

Masih ada beberapa menit sebelum bel masuk sekolah berdering. Di pagi senin yang cerah, Yuuji nampak ceria seperti biasanya. Pemuda tersebut tersenyum hangat dan menyapa ramah Megumi yang sudah duduk manis di bangkunya. "Yo Fushiguro!" serunya sambil menepuk pundak si pemilik nama yang dari tadi sibuk menatap layar ponselnya.

Megumi tersentak kaget sebelum mendongak. "Pagi Itadori," balasnya dengan suara lemah lalu kembali menatap layar ponsel di tangannya.

Yuuji tidak langsung pergi. Pemuda bercat rambut pink itu memperhatikannya sebentar. Tidak biasanya dia melihat Megumi menatapi ponsel dengan wajah serius.

Sepertinya Megumi sedang kesusahan dan ragu untuk melakukan sesuatu. Sebagai teman yang baik, Yuuji pun memutuskan untuk menarik kursinya dan duduk di sebelah Megumi, lalu seenak jidat mengintip layar ponselnya.

"Oh! Kau punya nomor hape Gojo senpai!!" Yuuji yang terlalu bersemangat hampir berteriak di sebelah telinga Megumi yang hampir menjatuhkan ponselnya karena kaget. Pantas kalau dia pun langsung dapat jitakan sayang dari temannya tersebut.

"Tidak sopan mengintip sembarangan!" Megumi menegurnya seraya mematikan layarnya. "Apalagi siapa yang menyuruhmu duduk di sebelahku? Pelajaran hampir dimulai," omelnya lalu memasukan Smartphone nya ke dalam saku celana.

"Oh Ayolah! Aku hanya ingin mencoba membantumu Fushiguroo!~" Bukannya kembali ke bangkunya tapi Yuuji malah merengek sambil seenaknya merogoh celana Megumi.

"Hei!! Itadori!!"

Sayangnya Megumi terlambat mencegahnya. Yuuji sudah duluan merampas ponselnya. Untungnya layarnya dikunci kata sandi. Akhirnya Yuuji cuman mengayunkan Smartphone tersebut di depan wajah Megumi sambil tersenyum jenaka.

"Pagi-pagi begini Fushiguro sudah sibuk memainkan hapenya. Apa kau berniat mengirim pesan ke Gojo Senpai?" Yuuji menggoda dan tersenyum penuh kemenangan ketika tebakannya tepat sasaran. Megumi memang selalu gampang ditebak, lihat saja wajahnya yang bersemu merah saat rahasia kecilnya terbongkar.

"Tsk! Kembalikan!!" Megumi meminta dengan ketus lalu merebut kembali ponselnya. Sebenarnya dia ingin segera mengusir Yuuji dan meniadakan topik ini. Tetapi Megumi terdiam sesaat sebelum ia memasukan ponselnya kembali ke dalam saku. Tatapan penuh penasaran Yuuji berhasil menekannya. Alhasil dia pun tidak jadi menyimpan ponselnya.

".....aku cuma berpikir....bagaimana kalau aku mengajak senpai makan siang bersama. Karena dia sudah repot-repot memberikan nomornya padaku," terang Megumi sambil menatap prihatin ke layar ponselnya yang masih padam.

Belum sempat Yuuji berkomentar apapun mengenai masalah yang dihadapi temannya yang polos itu. Dari tempatnya duduk, Yuuji di kejutkan oleh kehadiran Nobara yang tiba-tiba muncul di belakang Megumi dan merebut ponsel dari tangan Megumi yang sedang lengah.

Nobara berhasil membuka layar dengan Face lock. Gadis itu melakukannya dengan sangat cekatan sampai Megumi dan Yuuji kehabisan kata. Keduanya sama-sama tak berkutik bahkan sampai setelah Nobara mengembalikan ponsel Megumi.

"Nih. Kau tidak perlu berterima kasih padaku," ujar Nobara dengan bangganya lalu kembali ke bangkunya yang terletak di barisan depan kelas.

Megumi terdiam dengan wajah pucat sambil memelototi layarnya. Kebisuan tersebut menarik Yuuji untuk mengintipnya. "....maaf Fushiguro," tanpa alasan jelas Yuuji malah meminta maaf sambil menepuk pundak Megumi.

Ingin Megumi menjitak kepala Yuuji tetapi bukan salahnya pula pesannya yang sedari tadi dia simpan, sekarang sudah terkirim ke Senpainya.

"Ya sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur," Megumi pun hanya bisa mengeluh sambil menghela nafas. "Kembalilah ke tempatmu Itadori," pintanya yang kali ini langsung di turuti oleh Yuuji yang cengengesan dengan wajah agak bersalah.













Sedangkan di sisi lain bangunan sekolah, dimana ruangan anak kelas-3 berada. Di dalam ruang kelas Satoru yang sudah memulai pelajaran paginnya. Dia yang sedang malas mendengarkan ocehan pagi wali kelasnya menyempatkan diri untuk membuka ponselnya.

Dengan tangan di bawah laci meja. Satoru diam-diam membaca pesan yang baru di dapatnya. Setelah membaca pesan Megumi. Dia tersenyum samar dan langsung mengetikan balasannnya.

Di tengah kelas yang menjadi semakin membosankan. Suguru tak sengaja melirik ke arah bangku Satoru yang terletak dua bangku di depannya.

Bukanlah pemandangan aneh lagi kalau melihat Gojo Satoru si anak jenius nampak tak fokus mendangarkan kelas pagi. Tetapi hari ini, Suguru menemukan adanya perbedaan dari sahabatnya. Suguru menemukan sedikit rona merah menghiasi belakang telinga si Albino setelah dia mengetik sesuatu di ponselnya.

"Masa remajanya datang terlambat," begitu pikir Suguru sambil menggelengkan kepalanya pelan.

To be continue 

One Week LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang