Begitu lidah mereka saling bertaut, melilit, dan menghisap lidah satu sama lain seolah tak ada yang bisa memisahkan keduanya. Tubuh sepasang pemuda di depan kamar mandi saling menindih satu sama lainnya dengan nafas memburu.
Wajah keduanya memerah padam. Mereka saling menatap hampir tak berkedip. Lantas dengan gemas Satoru mengigit bibir ranum Megumi yang seketika meringis karnanya.
Mengabaikan perih di bibirnya. Megumi malah tersenyum dan mejilat sudut bibirnya yang berdarah. Sepasang mata biru yang biasanya nampak tenang sekilas terlihat berkilat. Seolah-olah ada sebuah tombol yang membuat Megumi menjadi lebih agresif.
Pemuda tersebut menarik Satoru masuk ke dalam kamar mandi. Sebelum menekan Satoru ke tembok keramik, Megumi mengunci pintunya. "Bakal kacau kalau Tsumiki menemukan kita seperti ini," bisiknya kemudian.
Megumi melepas tiga kancing pertama di kemejanya, terlihat sangat mahir. Lihatlah bagaimana mudahnya pemuda itu telah memojokan tubuh besar Satoru, menindihnya dengan duduk di atas perutnya.
"Berkali-kali aku membayangkan sosok senpai yang berbaring di bawahku seperti ini. Siapa sangka sungguhan terjadi...." Megumi bergumam seraya tangannya mengerayangi perut abs Satoru yang kencang dan panas. "Bagaimana denganmu Gojo senpai? Apakah kau pernah membayangkan ku?" tanyanya lalu menjilat lidahnya sendiri sambil menunggu reaksi Satoru. "Hmm? Dimana kau membayangkan posisiku?" Seringainya langsung mekar dengan cantiknya ketika dia menemukan semburat merah mewarnai muka Satoru.
Megumi jadi ingin terus menggodanya. Lantas ia mengambil tangan Satoru lalu mengantarkan tangan tersebut untuk meraba pantatnya yang setengah telanjang. Satoru nampak gugup begitu ia merasakan gumpalan daging kenyal dengan permukaan kulit yang mulus.
"Kau ingin memasukannya atau aku yang memasukimu?" Pertanyaan vulgar Megumi tak kunjung habis. Dia pasti tahu ini pertama kalinya Satoru berada dalam situasi panas semacam ini dengan seorang lelaki. Lagipula entah apakah Megumi mengetahuinya. Meskipun Satoru juga sering berganti pacar tetapi enggan dengan mudah berhubungan fisik dengan setiap wanita yang ia kencani.
Setidaknya kalau dibandingkan dengan pengalaman Megumi. Bisa dikatakan Satoru jauh lebih polos dalam hal ini. Lihat saja betapa Megumi menikmati reaksi malu-malu dan ragu-ragu Satoru.
"....jangan bilang...kau ingin.. memasukiku?" tanya Satoru seraya menatap selangkangan Megumi yang terbuka lebar di hadapannya. "Mungkin aku bakalan muntah darah kalau kau sungguhan melakukannya...." imbuhnya dengan suara lirih.
"Pfft...apa yang kau katakan?" Megumi tertawa lalu tetap tersenyum ketika dia membelai pipi Satoru. "Mana mungkin? Aku tidak akan membuatmu sampai muntah darah," ujarnya lalu membungkuk untuk mendekatkan wajahnya.
Meski Megumi yang memulai ciuman tetapi ketika di tengah ia membiarkan Satoru yang mendominasi mulutnya. Satoru fokus mencumbu bibir merona Megumi dan terkadang mendaratkan ciuman dan hisapan di leher dan telingat pemuda tersebut. Satoru suka ketika Megumi tak sengaja mengeluarkan erangan dan rintihan kecil yang selalu diikuti getaran tubuh nya yang mengikuti setiap sentuhannya.
Satoru yang terpana akan itu sampai tak menyadari apa yang sedang dilakukan Megumi sendirian. Pemuda itu menatapnya dengan penuh nafsu birahi. Tatapan matanya terlihat sangat membutuhkan setiap belaian tangan kekar Satoru. Pinggang rampingnya naik dan turun, menyesuaikan gerakannya dengan jarinya yang menusuk ke dalam lubang anusnya.
Wajah Satoru semakin memerah bagai kepiting rebus ketika ia menemukan dua jari Megumi masuk di sana. Dia menelan ludahnya dengan gugup menyaksikan Megumi yang menggeliat seksi di atas tubuhnya. Kejantannya yang semakin mengeras dan menegang seolah menunggu Megumi menyelesaikan ritualnya. Tetapi Satoru tak bisa sabar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Week Lover
FanfictionPairing: Gofushi Summary: Entah dosa besar apa yang pernah di perbuatnya di masa lalu, tetapi Megumi mendadak jadi tuli dan buta kalau sudah menyangkut keburukan pujaan hatinya yang merupakan kakak kelas 3. "Sebentar lagi para Senpai lulu. Setidak...