"Pagi Satoru....."Suguru menyapa temannya sambil tersenyum dan menepuk pelan punggung pemuda jangkung yang tengah termenung dengan kepala diletakan di atas meja.
"Hmm...."
"Ada apa denganmu?" Suguru lantas bertanya karena dia tidak mendapat balasan, bahkan Satoru tidak melihat ke arahnya. Satoru masih termenung memikirkan sesuatu. Wajahnya super muram, dia seolah mengeluarkan aura kegelapan yang berlahan memenuhi ruangan kelas. Makanya ketika Suguru datang, dia melihat beberapa siswa di kelasnya menatapnya penuh harap. Pasti mereka ingin Suguru menghentikan kemuraman Satoru.
Suguru spontan menghela nafas dan mengelus jidatnya. Kenapa pula pagi-pagi begini dia harus berurusan dengan keantikan sahabatnya tersebut?
"Bukannya terakhir kali aku melihatmu kau terlihat hampir terbang ke langit ke-7 karena Fushiguro-kun mengajakmu pergi kencan? Ada apa denganmu sekarang?"
Sayangnya pertanyaan Suguru malah membuat Satoru semakin bermuram durja. "Aku tidak kegirangan!!" sangkalnya lalu membenamkan kepala ke dalam tas yang sebelumnya di pakai sebagai bantalan.
"Keh," Suguru mendegus kasar. "Apa gunanya kau menyangkal sekarang?" tanyanya seraya berkacak pinggang di sebalah bangku temannya yang bodoh. "Tidak biasanya kau mempermalukan dirimu sendiri. Aku yakin kau sudah tergila-gila pada Fushiguro-kun," Suguru kemudian menarik lengan Satoru dan memaksanya membenahi posisinya. Seperti seorang ibu yang mendisiplinkan anaknya di hari pertama masuk sekolah.
"Sudah kubilang bukaan!!!" Satoru merengek sambil berusaha melepaskan diri dari Suguru yang menatapnya jengah. Dari tadi dia menyangkal tapi wajahnya semerah tomat, bahkan ujung daun telinganya pun sampai ikutan memerah.
"Dasar. Kalau kau mau bohong. Setidaknya jangan sampai ketahuan berbohong," olokan Suguru jelas bukan obat pelipur lara. Sebaliknya adalah minyak yang dituang ke dalam tungku api.
*BRAAK!!
Benar saja. Tak lama kemudian terdengar suara benturan yang sangat keras.
Kebetulan Shoko dan beberapa siswi lain datang tepat setelah Satoru memukul mejanya sambil beranjak dari bangkunya. Dalam beberapa saat semua mata memandang ke arah dua siswa paling terkenal di sekolah. Beserta suasana hening yang canggung menemani event tersebut.
" Hei. Apa-apaan kalian berdua?" Hanya Shoko seorang yang berani datang bertanya. Gadis itu lebih memilih bertanya pada Suguru yang biasanya lebih berkepala dingin. Tetapi pada akhirnya tidak ada yang mau menjawab.
Selama keributan tersebut terjadi. Hampir tidak ada yang menyadari kalau guru sudah datang. "Ayo semuanya cepat duduk!! Jangan bertengkar!!" Wali kelas mereka langsung menegur sekelas begitu menyadari kejanggalan di kelasnya. Dan semuanya menuruti perintah sang guru, selain Satoru.
Tanpa mengucapkan apapun. Dengan lancangnya dia pergi meninggalkan kelas dan mengabaikan panggilan gurunya. Suara bisik berbisik lantas mulai menggemparkan ruangan yang ditinggalkannya. Bertanda rumor-rumor mengenai Gojo Satoru akan menjadi buah bibir para penghuni sekolah.
Meski betapa kesalnya dia terhadap sifat kekanakan dan kebodohan Satoru. Namanya sahabat masih sahabat. Suguru pun berakhir mulai menyesal karena memancing amarah Satoru. Lantas mengangkat tangannya dan berbicara, "Maaf Sensei. Hari ini Satoru merasa tidak enak badan. Kudengar kemarin dia sedikit demam. Di saat seperti ini moodnya sangat buruk. Mungkin sekarang dia pergi menuju ke ruang kesehatan," ujarnya memberi alasan seadanya.
Untungnya wali kelasnya yang sabar hanya mengangguk tanpa banyak bertanya. Teman-teman sekelasnya pun tidak berani mengkoreksi ucapan Suguru.
Dengan begitu sesi kelas pagi hari ini berlangsung seperti biasanya. Walau tanpa kehadiran Gojo Satoru.
Sesuai dugaan Suguru. Rumor mulai menyebar ke punjuru sekolah, bahkan sampai ke telinga Megumi yang hampir tak pernah berbicara dengan murid selain Nobara dan Yuuji.
"Gojo senpai sakit?" gumamnya setengah heran setengah cemas. "Terakhir kali aku bertemu dengannya. Dia sehat walafiat," Megumi lantas menghela nafas berat.
Sedangkan Nobara yang melihat kelakuan Megumi sudah gatal ingin membentaknya. "Entahlah. Mungkin karena Global Warming?" Tetapi dia memutuskan untuk membalasnya dengan ketus.
Yuuji yang duduk di bangku di depan mereka lantas menoleh sambil tertawa. "Oh iya ya!! Katanya perubahan cuaca yang tak menentu membuat orang gampang sakit," Yuuji lalu menimpali pembicaraan seolah dia tahu segalanya mengenai cuaca. Pemuda bersurai pink itu juga memulai presentasinya mengenai berita menurunnya kesehatan penduduk Jepang yang tadi pagi dibacakan ayahnya. Dia mengoceh penuh semangat tanpa menyadari betapa inginnya Nobara menjejalkan buku catatan ke mulut besar Yuuji.
"Memangnya Gojo anak umur 5 tahun!!?" seru Nobara yang sudah diambang batas kesabaran.
Entah apa yang membuat gadis itu terlihat sangat kesal. Namun ucapan Nobara ada benarnya juga. Megumi akhirnya hanya menertawakan ocehan Yuuji barusan. "Kalau begitu. Berarti rumor mengenai Geto senpai dan Gojo senpai memang benar," komentar Megumi lantas mengembalikan ke topik semula. "Pasti mereka mengalami stress sebelum menghadapi ujian," imbuhnya lalu mulai membuka buku pinjamannya dari perpustakaan.
"Kau juga tutup mulutmu," kini kekesalan Nobara kembali lagi ke Megumi. "Ya ampun. Dasar. Kenapa pula aku bisa berteman dengan cowok-cowok bodoh macam kalian sih?" keluhnya sendiri seraya mengusao wajahnya penuh fruastasi.
Yuuji yang mulai tersinggung pun lantas ikutan kesal. "Hei! Apa maksudmu?" serunya tak terima. "Kau tahu orang bodoh tidak bisa bersekolah di sini!!"
Mendengarnya Nobara dan Megumi menatap jenggah Yuuji dan argumen yang salah kaprah.
"......umm bukan itu kan inti masalahnya?" Megumi yang tak tega meninggalkan Yuuji yang sepertinya akan diterkam Nobara lantas kembali berkomentar. "Tapi Itadori juga ada benarnya. Kau seharusnya segera mengatakan apa yang dari tadi membuatmu kesal," imbuhnya lalu menoleh ke arah Nobara duduk.
Nobara tak langsung menjawab. Gadis itu mendecih dulu sebelum bertanya dengan ketus, "Si Gojo pacarmu kan? Di saat seperti ini sebaiknya kau pergi menjenguknya. Bukannya malah diam memnaca buku di pojokan kelas."
O itu bulat.
Megumi seperti baru saja menyelesaikan soal Matematika yang rumitnya setengah mati. Setelah ber-oh panjang lalu dengan santainya dia menjawab sambil memasang wajah datar khasnya, "Tapi ini bukan urusanku." Ucapannya itu terlalu diluar dugaan.
Yuuji dan Nobara tercengang setelah mendengar betapa santainya Megumi.
"........kalau pasangan lain. Normalnya aku akan ke tempat senpai dan memastikan keadaannya. Tapi kita punya peraturan," Megumi menerangkan seraya tersenyum kecil pada buku di tangannya. "Mau pacarnya atau bukan. Kasus semacam ini bukan hak kita semua untuk ikut campur."
Benar juga. Gojo Satoru sedikit nyentrik dalam urusan berpacaran. Rupanya gosip mengenai syarat untuk menjadi pacarnya memang sungguhan. Tetapi siapa sangka Megumi akan mengikutinya dengan penuh kedisiplinan. Kalau orang biasa pasti mereka sudah panik pergi mengejar orang yang disukainya.
"Hahaha.... tenang saja Geto senpai dan Ieiri senpai akan selalu ada untuk Gojo senpai. Keberadaanku pasti tidak diperlukan. Apalagi aku sudah berjanji padanya," ujar Megumi menghibur karena Nobara dan Yuuji menatapnya seperti mencemaskannya.
TBC
"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Week Lover
FanfictionPairing: Gofushi Summary: Entah dosa besar apa yang pernah di perbuatnya di masa lalu, tetapi Megumi mendadak jadi tuli dan buta kalau sudah menyangkut keburukan pujaan hatinya yang merupakan kakak kelas 3. "Sebentar lagi para Senpai lulu. Setidak...