Discovered

369 51 11
                                    


Akhir-akhir ini Satoru terus terusan terlihat gelisah. Sebagai orang terdekatnya. Suguru adalah orang pertama yang menyadarinya. Sebenarnya dia ingin mengomentari gelagat Satoru, yang jujur saja mengusiknya.

Tetapi karna tak ingin melibatkan diri, akhirnya Suguru pun membiarkannya saja. Bahkan Shoko yang beberapa hari kemudian menyadari tindak tanduk aneh Satoru pun juga terus berlagak bodoh setiap kali ada teman perempuannya yang bertanya mengapa akhir-akhir ini si pangeran sekolah nampak uring-uringan dan sering melamun sendirian.

Satoru memang sudah dikenal sebagai individu dengan kepribadian buruk. Tetapi tak biasanya dia melototi dan mendecih ke orang-orang yang cuma sekedar lewat di depannya. Jangankan seperti perempuan lagi PMS, dia terlihat seperti seekor Pittbul yang tidak diberi makan majikannya selama seminggu. Kalau tak sedang marah-marah sendiri, dia sering melamun di bangkunya sambil manatap ke arah luar jendela.

Suguru menghela nafas lelah setelah muak memperhatikannya. Meskipun mereka sudah tahu pasti siapa yang menyebabkan si tuan muda Gojo itu bertingkah aneh. "Tapi mungkin ini saatnya salah satu dari kita mengatakan sesuatu?" keluhnya. Apalagi keduanya sudah familiar bagaimana cara orang narsis suka dihibur, dengan diberikan perhatian saja biasanya sudah cukup.

Shoko malah tertawa. "Hahaha biarkan saja. Begini lebih menarik," jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Suguru pun bergidik bahu, dalam hati juga setuju saja. Sebagai teman yang baik sudah tugas mereka menertawakan kesengsaraan teman lol.

Kalau Satoru mendengarnya pasti dia akan menangis dan memulai drama sendirian sambil berteriak-teriak, "Sudah tak ada lagi yang mencintaiku di dunia ini!!" Seperti waktu SMP dulu.

Hari ini pun masa sekolah mereka lalui sebagaimana hari-hari sebelumnya. Kiranya pula hari ini mereka akan mendapatkan curhatan alay Satoru yang ajakannya lagi-lagi ditolak Megumi.

Lihat saja betapa muram si albino itu setelah berbicara dengan adik kelasnya.

Di depan gerbang sekolah. Dari kejauhan Satoru mendatangi teman-temannya dengan kaki terseret bagai anjing yang baru di tendang majikannya. Setidaknya setelah berhari-hari ditolak dia masih terus mencoba. Suguru dan Shoko pun jadi agak kasihan melihatnya.

"Padahal baru beberapa saat yang lalu dia bilang akan memutuskan Fushiguro setelah seminggu mengamatinya. Mana ku tahu dia akan berakhir seserius ini," bisik Suguru ke telinga Shoko.

"Hmm. Aku juga mana tahu kalau si Gojo Satoru sepayah ini," imbuh Shoko yang dengan sengaja bilang di depan orangnya.

"Uhuuu......kalian berdua jahat! Jahat banget!!" teriak Satoru seraya berjongkok dan menutupi mukanya. "Kenapa? Apakah di kehidupan sebelumnya aku dosa merebut permaisuri negara tetangga atau bagaimana? Kenapa semua hubungan asrama ku selalu berakhir kacauu!?"

"Asmara," koreksi Suguru.

Melihat bagaimana kedua temannya acuh tak acuh akan situasi mengenaskannya. Satoru lalu beranjak berdiri. "Hmph! Punya teman atau tidak punya ternyata sama saja!" ujarnya lalu memutar arah ke arah yang berlawanan.

"O-oi Satoru!" seru Suguru tanpa sempat mencegahnya. Satoru sudah pergi lari dan tak lama kemudian menghilang di belokan.

"....hmm? Dia mau ke mana?" tanya Shoko seraya menoleh ke arah tersebut.

"Apa lagi kalau bukan pergi membuntuti pacarnya..." jawab Suguru.

OXO

Mau dia serius terhadap Megumi atau tidak. Satoru tidak bisa membiarkan Megumi terus terluka ataupun tersakiti. Lagipula siapa orang waras yang akan tetap diam saja setelah dia mengetahui seseorang yang dikenalnya sedang terancam? Apalagi mungkin bukan hanya Megumi seorang saja yang terancam. Di rumah Megumi masih punya satu saudara perempuan.

One Week LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang