Chapter 26

5 0 0
                                    


Hari ini adalah hari ke 3 ku berada di rumah sakit, untuk pertama kalinya aku melihat Heewook setelah kecelakaan itu terjadi. Siang ini rencananya Heewook akan dipindahkan satu ruangan dengan ku karena semalam dia sudah sadar dan dalam kondisi yang sudah lebih stabil.

"Hyerin maaf aku harus balik ke Seoul siang ini. Aku akan terus menghubungi mu, cepatlah Sembuh. Aku titip Salam untuk Heewook" ucap Namjoon oppa berpamitan.

"Terimakasih banyak oppa sudah membantu ku dan menjaga Heewook" ucap ku tulus.

"Tak usah di pikirkan. Aku pergi dulu ya. Hoseok aku pergi dulu" ucap Namjoon oppa sebelum akhirnya pergi dari ruangan ini.

"Hati-hati oppa" ucap ku pelan.

"Hati-hati Namjoon, terimakasih banyak" ucap Hoseok oppa setelah lama terdiam.

Aku sebenarnya sudah menyuruh Hoseok oppa untuk pergi saja dari sini. Aku tak nyaman dengan keberadaannya. Tapi apa mau dikata dia membantu ku dengan menjaga ku sedangkan Namjoon oppa menjaga Heewook. Sebenarnya mereka bergantian, karena kondisi ku lebih stabil jadi mereka lebih memprioritas kan untuk menjaga Heewook yang baru sadar semalam.

Namjoon oppa sangat membantu ku. Entah harus dengan apa aku berterimakasih, seorang perawat bilang kalau aku mendapatkan penanganan VIP berkat dia jadi aku dan Heewook segera mendapatkan penanganan. Padahal saat mengetahui kondisi Heewook sulit untuk mengatakan bahwa dia akan selamat, ini salah ku karena tak bisa menjaganya. Tapi terlepas dari itu Hoseok oppa juga berperan dalam menyelamatkan Heewook.

Setelah kupikirkan baik-baik mungkin memang lebih cepat untuk memberitahu Hoseok oppa dibandingkan mencari donor lainnya. Tapi masalahnya adalah entah kenapa dia jadi memanggilku Chagia meskipun tidak ada orang. Dan lagi dia bilang kalau kami tidak bercerai dan meminta ku untuk kembali, bukankah itu hal yang mustahil.

Aku tak ingin kembali dengannya, itu bisa merepotkannya dan lagi tak ada jaminan jika dia tidak akan berbuat kasar dengan ku dan Heewook. Keselamatan Heewook lebih penting bagi ku.

"Chagia apa ada yang kau butuhkan?" Panggilnya menghentikan lamunan ku.

"Tidak" sahut ku pelan.

"Heewook akan segera di pindahkan keruangan ini, dia pasti senang akan bertemu dengan ibunya" ucap Hoseok oppa sambil menuju kearah ku dan duduk di samping ranjang ku.

"-" Aku tak menanggapi perkatannya dan berniat untuk duduk tapi kesulitan jadi dia membantu ku.

"Hati-hati, lukanya bisa sakit lagi jika kau banyak bergerak" ucapnya setelah membantu ku duduk dan berceloteh dengan cerewetnya.

Ya cerewet, persis seperti Jung Hoseok yang aku kenal sebelum aku menikah dengannya.

"Kenapa kau tidak pergi? Kau pasti banyak pekerjaan dan lagi ini bukan urusan mu lagi" usir ku ketus padanya, dan ini bukan usiran ku yang pertama. Aku tidak nyaman dengannya jadi aku terus memintanya untuk pergi.

"Aku sudah mengosongkan jadwal ku. Dan lagi kalian itu istri dan anak ku sudah tugas ku mengurusi kalian. Aku berencana untuk memindahkan kalian kerumah sakit Seoul jika kamu mengijinkan chagia" jawabnya dengan lembut sambil menatap ku dengan intens.

"Gak perlu seperti itu dan lagi aku tak mau dipindahkan ke Seoul" jawab ku ketus sambil memalingkan pandangan ku.

'Sial' batin ku, jantung ku masih saja berdebar saat ditatap lembut begitu. Dan aku benci diriku yang seperti ini.

"Kenapa tidak mau? Di Seoul akan ada banyak yang mengurusi mu. Dan lagi bukan kah seharusnya kamu kembali teman-teman dekat mu dan keluarga ku sangat merindukan mu. Mereka pasti senang kami kembali" ucapnya lagi disertai dengan nada sendu diakhir.

"Aku......" ucapan ku terpotong.

"Permisi kami membawa pasien atas nama Heewook untuk di pindahkan keruangan ini" ucap seorang dokter beserta perawat membawa brangkar putra ku.

"Silahkan" sahut Hoseok oppa.

Setelahnya Heewook di letakkan tepat disamping kasur ku. Melihat pemandangan Heewook yang tertidur dengan di pasangkan alat-alat medis membuat ku meringis menahan sakit. Tubuh lemah nya menahan sakit yang teramat sangat begitu.

'Tes' tanpa sadar air mata ku menetes melihat putra ku.

"Kami permisi dulu ya, bapak ibu" ucap seorang Dokter dan setelahnya mereka semua berpamitan.

"Hyerin apa yang mau kau lakukan? Kau bisa terluka. Astaga" ucap Hoseok menanggapi gerakan ku yang hendak turun dari ranjang ku.

"Aku ingin menyentuh putra ku" jawab ku sambil menangis.

Mau tak mau Hoseok oppa mengendong ku untuk mendudukan ku di ranjang rumah sakit milik Heewook. Awalnya aku menolak tapi sadar kalau kaki ku juga mengalami cedera dan aku tak sungguh melangkah sendiri jadi aku menerimanya.

"Ewook sayang, maafkan omma tidak bisa menjaga mu, kau jadi harus terluka seperti ini" ucap ku sedih sambil mengelus kepalanya.

Lama tak ada yang bersuara diantara kami, aku masih menangis melihat putra ku sampai dapat kurasakan tangan Heewook membalas menggenggam ku.

"Sayang sudah bangun?" Tanya ku dengan lembut.

"Omma" sahutnya dengan suara yang sangat pelan.

"Iya sayang ini omma" ucap ku menyahutinya.

Setelahnya Heewook sadar dan aku terus menangis bahagia, putra ku yang berharga masih diberikan keselamatan. Sejenak aku tak memperhatikan keberadaan Hoseok oppa. Sampai Heewook memanggilnya 'appa'. Entah kenapa mendengar hal itu tak membuat ku senang.

"Appa?" Panggil Heewook membuat ku terdiam.

"Ya sayang, ini appa. Appa senang kamu mengingat appa" jawabnya. Ini pasti karena semalam dia yang ada di samping heewook saat sadar makanya dua mengatakan kalau dia appanya.

Aku memperhatikan reaksi Heewook setelah Hoseok oppa menyahutinya dan dapat kulihat dia tersenyum. Heewook senang karena ada appa nya? Setelah belakangan ini dia sering bertanya tentang appanya, dia pasti senang karena punya appa kan.

-
-
-
-
-

Entah aku harus berbahagia atau bersedih karena kini Hoseok oppa ternyata menyambut baik Heewook dan berniat untuk menjadi appa yang baik untuknya. Dia yang berusaha untuk meyakinkan ku untuk kembali padanya selama semingguan ini saat kami dirawat di rumah sakit entah kenapa membuat ku meragukan pilihan ku untuk menjalani kehidupan kami masing-masing dan mengakhiri hubungan kami secara resmi.

Hal ini karena Heewook yang senang karena dia punya appa dan Hoseok oppa yang benar-benar merubah sikapnya 180° pada ku. Tidak seperti dulu, kini dia bersikap sangat lembut dan menunjukan cintanya begituoun dnegan Heewook. Tapi hal ini tak bisa membuatku yakin karena aku takut ketika tak ada yang tahu seperti dulu dia kembali bersikap kasar pada ku dan yang paling kutakutkan adalah dia yang menyakiti Heewook.

Ketika aku berusaha untuk menjauh lagi darinya di minggu ke 2 kami dirawat tiba-tiba saja kabar mengejutkan tentangnya membuat ku mau tak mau justru terjerat bersamanya .


Tbc

Love Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang