Chapter 9

6 1 0
                                    

HYERIN POV

Aku bangun dengan kepala yang sangat pusing dan perut mual. Kulihat aku tidur di kasur kamar Hoseok oppa. Tapi siapa yang mengantarkan ku? Aku yakin ke dua teman ku tidak tahu alamat apartmen tempat aku tinggal. Jam sudah menunjukan pukul 11 siang. Aku berniat untuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ah aku ingat, semalam oppa yang menjemput ku. Bukankah oppa sangat baik mau menjemput ku? Padahal aku takut dia akan terganggu dan marah ke Jiah dan Joora. Itu hal yang buruk image nya akan rusak. Dan juga jika oppa menjemput ku, bagaimana jika ketahuan sesaeng dan menjadi viral? Cepat-cepat aku memeriksa berita. Fyuh untung saja tidak ada berita tentang oppa, itu berarti oppa akan baik-baik saja.

Setelahnya aku hendak keluar dari kamar tapi dapat kudengar suara-suara berisik dari arah studio milik Hoseok oppa. Aku tak berniat menguping tapi suaranya keras sekali dan sampai pada perkataan yang membuat ku penasaran dan tercengang.

"Hoseok! Kau menyiksa Hyerin?!" Ucap Jiwoo eonni marah.

"Aku hanya membalas dendam" ucap Hoseok oppa dengan santai. Tunggu, membalas dendam? Apa yang sudah ku lakukan? Kenapa oppa berniat membalas dendam?

"Bukan kah sudah ku katakan dia tidak salah!" Jawab Jiwoo eonni.

"Karna dia keluarganya pergi keluar negeri dan menolak membantu kita! Karna dia kau hampir mati tanpa sempat di operasi! Karna dia juga keluarga kita sangat sengsara nuna!" Ucap Hoseok oppa marah. Oppa bersikap buruk pada ku untuk balas dendam? Balas dendam apa sebenarnya. Tanpa sadar aku jadi semakin penasaran dan menguping lebih dalam.

"Aku sudah sehat kan. Buat apa membenci seperti itu? Kau tidak kasian? Hyerin itu istri mu tapi lihatlah tubuhnya penuh memar bahkan dia lehih kurus dari sebelum kalian menikah. Hentikan semua ini Hoseok. Aku tak ingin kau menjadi orang jahat" jelas Jiwoo eonni. Eonni sadar semuanya? Padahal aku berusaha menutupi semuanya karna tak ingin oppa terlihat buruk.

"Tubuh mu memang sehat nuna. Tapi hati dan pengalaman pahit yang kita semua alami tak akan pernah hilang. Setidaknya keluarganya harus merasakan apa yang kita rasakan! Perempuan itu terlalu bebal, aku sudah menyiksanya dan memperlakukan nya seperti pelacur tapi dia tak memberitahu orang tuanya. Aku ingin sekali melihat pak tua congkak itu terbakar emosi sampai mati karna melihat tubuh anaknya yang penuh memar begitu. Kau tahu nuna? Aku rela menjadi orang jahat sekali pun demi menghancurkan orang-orang yang menyakiti keluarga kita. Bukan kah tuhan sudah memberikan aku jalan untuk balas dendam? Lihat aku tak perlu bergerak lebih dulu tapi aku sudah dijodohkan dengan wanita itu. Akan kuhancurkan dia dan keluarganya!" Perkataan panjang Hoseok oppa dengan penuh dendam.

Perkatannya itu sungguh sangat membuat hati ku sakit. Sebenarnya apa salah keluarga ku? Apa ada yang disembunyikan dari ku? Ternyata aku hanya bahan balas dendam nya untuk menghancurkan keluarga ku? Aku sangat terkejut sampai tak sadar air mata ku mengalir dengan sangat deras mengabaikan kepala ku yang sangat pusing aku masuk kembali ke dalam kamar mandi berniat untuk menyembunyikan tangis ku.

Aku takut mereka sadar aku menguping pembicaraan mereka, dan entah bagaimana aku harus bersikap pada Hoseok oppa selanjutnya. Sial sekali hidup ku, orang yang sangat kucintai berawal dari fans yang cinta dengan idolnya sejak SMA dan setelah itu aku menikah dengannya menjadi cinta istri kepada suami. Ternyata aku tak lebih dari orang yang dia benci dan objek balas dendamnya. Aku takut. Aku ingin berhenti saja, aku mau pergi.

Percuma aku mencurahkan semua cinta ku selama ini. Dia tak akan berubah mencintai ku karna dia membenci ku dan tujuan dia menikahi ku adalah balas dendam. Aku ingin berhenti tapi aku takut.
-
-
-
-
-
'Tok tok tok'

"Hei kau didalam? Cepat keluar!" Panggil Hoseok oppa mengagetkan ku. Buru-buru aku membasuh wajahku dan menghilangkan ketakutan ku. Aku harus pura-pura tidak tahu atas apa yang kudengar barusan.

"Maaf oppa, perut ku sakit sekali jadi aku muntah-muntah" ucap ku saat keluar dari kamar mandi sambil menunduk. Jujur aku takut dengannya.

"Rasakan! Kau mabuk-mabukan dan menyusahkan ku. Itu lah balasannya" ucapnya sambil menatap tajam mata ku.

"Ma...maaf oppa, terimakasih banyak sudah menjemput ku semalam" kata ku sambil menunduk di depannya lebih dalam lagi.

"Sudah lah, cepat keluar. Nuna ingin mengajak mu jalan-jalan" ucap Hoseok sinis.

"Nee oppa" ucap ku sambil berlalu keluar. Untung saja aku memakai pakaian tertutup sehingga aku tak perlu sibuk menutupi memar ku dengan foundation, meskipun aku tau kalau ternyata Jiwoo eonni sudah tahu memar yang ku sembunyikan.
-
-
-

"Eonni, maaf membuat mu menunggu" ucap ku menghampiri Jiwoo eonni.

"Tidak apa kok, tadi aku ada urusan dengan Hoseok. Saat aku datang kau masih tidur katanya. Kau habis mabuk ya" ucap eonni dengan lembut.

"Iya eonni. Semalam aku dan sahabat ku minum-minum untuk merayakan kelulusan kami. Sepertinya aku mabuk berat jadi baru saja aku bangun. Dan saat bangun aku justru muntah-muntah" jelas ku sedikit berbohong padanya, tapi aku tidak berbohong juga si aku memang muntah tadi saat bangun tidur.

"Astaga kasihannya. Kau sudah minum obat pengar? Ah tidak, bagaimana kalau kita pergi memakan sup pereda pengat saja. Aku berniat mengajak mu berbelanja" kata Jiwoo eonni perhatian.

"Boleh, tapi apa eonni tidak keberatan jika aku bersiap-siap sebentar? Oppa tidak akan suka jika aku keluar dengan penampilan seperti ini" pinta ku dengan tak enak hati membuatnya menunggu.

"Astaga seperti dengan siapa saja, Hoseok memang tidak suka jika kita tidak berpenampilan rapi saat keluar, apalagi kau istrinya meskipun identitas mu masih di sembunyikan tapi teman dekat kami tahu, jadi benar jika dia meminta mu untuk menjaga penampilan. Kalau gitu cepat bersiap-siap aku akan menunggu mu" jelas Jiwoo eonni pengertian.
-
-
-

Kini kami sudah berada di Restauran yang menyediakan sup pereda pengar. Pergi bersama Jiwoo eonni setidaknya bisa membuat ku mengalihkan pikiran dari apa yang kudengar tadi. Yah setidaknya aku tahu jika eonni tidak membenci ku dan tidak akan menyakiti ku.

"Bagaimana? Supnya enak kan" tanya eonni.

"Enak sekali. Eonni hebat sekali mencari tempatnya" jawab ku.

"Hahaha. Aku tahu tempat ini dari Hoseok dan Hoseok tahu dari Jin. Kau tahu kan kalau Jin suka makan, dan makanan yang dia rekomendasikan pasti enak-enak semua" jawab ringan eonni.

"Benarkah. Wah aku baru tahu tempat ini, akan ku rekomendasikan juga pada teman-teman ku" ucap ku senang.

"Tidak perlu sampai seperti itu, ayo habiskan makanan nya. Kita perlu tenaga yang banyak untuk berbelanja kan" canda eonii yang kemudian ku tanggapi dengan senyum dan anggukan.





Tbc

Love Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang