Chapter 22

6 1 0
                                    

HYERIN POV

Sudah 5 bulan sejak Namjoon oppa datang untuk meminta ku dan Heewook kembali. Selama itu pula setiap 2 minggu sekali dia berkunjung di akhir pekannya, karena dia sering berkunjung Heewook bahkan sangat menyukainya. Seperti saat ini kami sedang memetik Strawberry di kebun kecil belakang rumah ku.

"Samchon suka buah Stawbelly?" celotehan Heewook selalu mendominasi kami saat berkumpul.

"Suka juga. Ewook suka banget ya?" Tanya Namjoon oppa menanggapi Heewook.

"Suka banget! Omma juga suka, yakan omma" sahut Heewok sambil bertanya pada ku.

"Iya suka" jawab ku sambil tersenyum ke arah Heewook.

Kami pun melanjutkan memeetik Strawberry dan beberapa buah lainnya. Sebenarnya aku sedikit tidak nyaman dengan keberadaan Namjoon oppa. Dia selalu datang dengan membawa mainan untuk Heewook dan menemaninya bermain seharian, Heewook yang tak hanya bermain dengan ku sedikit banyakanya sangat senang karena keberadaan Namjoon oppa yang seperti super hero baginya.

Dulu pun aku juga menganggapnya super hero bersama dengan ke 6 temannya. Bahkan aku sangat menyukai Hoseok oppa karena awalnya sebagai fans lalu menjadi cinta karena sangat termotivasi olehnya yang secerah mentari. Sampai kami menikah pun aku sangat mencintainya....

"Omma menangis?" Tanya heran Heewook menyadarkan ku dari lamunan ku dan tanpa kusadari aku meneteskan air mata.

"Ah, nda kok. Mata omma kelilipan" jawab ku gelagapan.

"Kau sedang sakit Hyerin?" Tanya Namjoon oppa khawatir.

"Aku baik-baik saja. Ayo masuk ini sudah selesai semua" jawab ku mengalihkan pembicaraan dengan mengajak mereka masuk.

"Omma samchon boleh pulang nanti saja tidak? Ah iya samchon boleh menginap tidak omma?" Tanya Heewook mengagetkan ku.

"Samchon harus pulang. Kenapa Ewook berkata begitu?" Tanya ku lembut melihat Heewook sebelumnya aku terkejut kenapa Heewook berani meminta Namjoon oppa menginap.

"Ewook mau lihat kunang-kunang! Kata halmeoni malam ini di taman akan banyak kunang-kunang kalna sedang musimnya, tapi kan omma takut kelual kalo malam jadi Ewook minta temanin samchon saja" ceritanya panjang dengan sangat menggemaskan.

"Tidak sayang, samchon ada pekerjaan jadi harus pulang sebelum malam dan juga omma tidak takut kok, hanya saja udara malam berbahaya untuk tubuh jadi kita jangan berada diluar lama-lama" jelas ku lagi pada Heewook yang di tanggapi wajah cemberutnya.

"Tapi tadi samchon bilang bisa kok, omma boleh ya, ya yaaa" rengeknya sambil memegangi kaki ku. Astaga kalau sudah begini aku mana bisa menolak, tapi aku tak nyaman dengan keberadaan Namjoon oppa dan lagi dia pasti sibuk dan terpaksa mengiyakan kemauan Heewook.

"Tidak bisa sayang, samchon pasti sibuk" jelas ku dengannya sambil mensejajarkan wajah kami.

"Aku tidak sibuk. Aku bisa menemani Heewook malam ini" sahut Namjoon yang telah memasuki dapur setelah ke toilet tadi.

"Tuh kan omma, samchon bilang bisa!" Ucap Heewook semangat sambil merayu ku lagi.

"Kau tak perlu khawatir Hyerin, aku bisa menjaganya kok selain itu aku sudah mengosongkan jadwal ku" jawab Namjoon oppa menjelaskan.

"Boleh ya omma, yaaaa" mohonnya lagi pada ku. Aku yang tak tega melihat Heewook dan Namjoon oppa yang bersedia mau tak mau mengizinkan mereka.

"Iya deh boleh, tapi omma juga ikut ya, omma gak mau Heewook pergi tanpa omma, dan lagi oppa tak perlu menginap. Oppa pasti akan kesulitan jika menginap juga" ucap ku mensetujui dan merasa tidak enak pada Namjoon oppa karena permintaan Heewook.

"Yey! Makasih omma" sahut Heewook riang sambil berlari kearah Namjoon oppa dan di balas dengan senyum jenaka dari Namjoon oppa sambil menggendong Heewook.

"Aku tidak kesulitan, asal untuk Heewook akan ku usahakan. Tapi jika kau tidak mau aku menginap aku tak apa-apa pulang malam ini" sahut Namjoon oppa menanggapi perkataan ku sebelum akhirnya mereka pergi ke ruang TV.

Melihat Namjoon oppa menggendong dan memanjakan Heewook terbesit keinginan untuk melihat Hoseok oppa yang memanjakan Heewook juga.

Shit.

Pemikiran apa itu? Ku tepis pemikiran itu dan segera membersihkan buah yang tadi di petik dan membuat jus buah beberapa untuk Heewook dan Namjoon oppa.
-
-
-
-
-

"Omma Ewook punya appa nda?" Tanya Heewook yang membuat ku terkejut.

"Kenapa Heewook bertanya begitu?" Tanya ku balik. Padahal kami sudah hampir tidur malam ini, tapi karna pertanyaan mengejutkan dari Heewook membuat ku mempusatkan perhatian ku padanya.

"Samchon bilang kalo samchon teman appa kan, jadi appa Ewook mana?" Pertanyaan polos dari Heewook membuat ku kebingungan.

"Sayang kita tidur aja yok, ini sudah malam besok kita mau jalan kan" kata ku mengalihkan pembicaraan nya.

"Omma, Ewook mau appa! Ewook mau punya appa" rengeknya saat ku paksa untuk tidur. Astaga apa yang harus kulakukan jika seperti ini.

"Sayang, Ewook punya appa kok. Tapi appa ga bisa bersama kita" jawab ku setelah lama berpikir.

"Kenapa?" Tanya nya lagi. 'Ini akan semakin panjang' batin ku menanggapi pertanyaannya.

"Karena tidak bisa. Ada kondisi dimana appa gak bisa bersama kita sayang. Yang penting kan Ewook punya omma, jadi sekarang ayok kita tidur ya" jelas ku selembut mungkin berusaha membuatnya mengerti.

"Appa jahat gak mau sama Ewook sama omma" ucapnya lagi sambil merengut dan masuk ke pelukan ku.

"Appa gak jahat kok sayang, jangan membenci appa ya" ucap ku lagi dengan pelan sambil memeluknya.

Keesokan harinya

Pagi ini kami berencana pergi ke kota dengan angkutan umum untuk memperingati ulang tahun Heewook. Aku bahkan mengambil cuti untuk hari ini.

"Sayang sudah siap?" Tanya ku pada Heewook.

"Siap omma!" Sahut semangat Heewook.

"Ayok sayang" ajak ku sambil menggandeng tangannya.

"Ummmm!" Sahut nya ringan.

Saat duduk di bis pun terlihat Heewook yang sangat riang karena kami akan pergi untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 4. Senyum tak pernah pergi dari bibir mungil nya yang tak pernah bisa diam.

"Omma itu apa?" Tanya nya penasaran sambil menunjuk Danau.

"Itu Danau sayang" jawab ku sambil tersenyum padanya.

Di depan dapat kulihat kami sedang menanjak gunung, yang disebelahnya adalah sebuah jurang yang cukup curam.

"Sayang sini duduk yang tenang" ucap ku sambil merangkul Heewook duduk di dekat ku.

Tapi tiba-tiba saat di pertengahan dataran tinggi bus yang kami tumpangi mengalami sedikit guncangan yang membuat seluruh penumpang di dalam bus berteriak. Tak cukup sampai disitu ternyata ada sebuah mobil yang melaju sangat kencang dan tiba-tiba saja menabrak bus yang kami tumpangi.

Jantung ku rasanya hendak berhenti berdetak, sekuat tenaga aku berusaha untuk tetap tenang dan mendekap dengan kencang Heewook yang sudah menangis ketakutan. Tetapi bus yang di tumpangi kami justru malah tergelincir ke dalam jurang dan entah apa yang terjadi selanjutnya, kepala ku terbentur dengan sangat keras dengan kaca samping. Kurasakan Heewook yang dalam pelukan ku mulai mengendur karena mungkin dia pingsan karena terbentur.

Aku berusaha memepertahankan kesadaran ku untuk melindungi Heewook tapi karena kaca samping kami pecah tepat setelah terhantam batu tebing membuat ku terkena kaca dan tubuhku terbentur dengan sangat kencang dengan bus sehingga kesadaran ku menipis dan senuanya menjadi gelap.


Tbc

Love Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang