Chapter 13

7 1 2
                                    



HOSEOK POV

Malam ini aku ke bar VIP tempat aman untuk seorang idol seperti ku. Perasaan marah dan kebencian yang selama ini ku pendam tak bisa lagi ku bendung. Wanita itu berani-beraninya dia menggoda Namjoon dan membuat Namjoon mengetahui semua yang ku tutupi selama ini.

Selain itu aku benar-benar berniat untuk membunuh wanita itu jika saja benar terjadi apa-apa diantara mereka. Wanita itu milik ku. Tidak boleh ada Pria mana pun yang boleh dekat dengannya selain aku. Ini bukan karna aku menyukainya tapi ini karna dia adalah milik ku. Orang yang ditakdirkan untuk menjadi objek balas dendam ku.

Wanita itu dan keluarganya pasti akan merasakan apa yang aku dan keluarga ku rasakan. Bisa-bisanya mengaku sebagai teman dekat appa padahal saat nuna sakit dan membutuhkan operasi jantung segera keluarga mereka malah pergi dan bilang kalau mereka tidak bisa membantu biaya pengobatan nuna.

Sialan. Terlebih wanita itu saat tau keluarganya pergi keluar negeri hanya untuk wanita manja itu. Aku pasti akan membalasnya. Menyiksanya sampai dia merasa lebib baik mati dari pada hidup dan akhirnya dia akan membunuh dirinya sendiri lalu orang tuanya akan hancur karena kehilangan anaknya. Akan ku perlihatkan rasanya putus Asa kehilangan orang yang tersayang seperti yang dirasakan kedua orang tuaku karena hampir kehilangan nuna.
-
-
-

Malam ini aku kembali ke apartment dengan keadaan yang setengah mabuk. Aku tidak berniat untuk sepenuhnya mabuk karena besok aku ada latihan dengan para member. Saat masuk ku dapati seluruh ruangan apartment ku yang sunyi dan gelap. Aku masuk kedalam kamar dan kudapati wanita itu meringkuk di kasur dengan kondisi yang mengenaskan.

Aku ingat tadi aku habis menyiksanya. Tapi melihatnya dengan wajah pucat dan air mata yang mengering serta tubuh yang penuh memar membuat ku sedikit merasa bersalah atasnya.  Tapi buru-buru ku tepis perasaan bersalah ku padanya. Dia yang bersalah sudah menjadi istri ku saja dia masih menggoda Namjoon sahabat baik ku. Dasar jalang.

Setelah puas melihat wanita itu aku memutuskan untuk mandi dan bergegas untuk tidur.

HOSEOK POV END



HYERIN POV

Pagi ini aku terbangun dengan seluruh tubuku yang sakit dan kepala ku yang pusing. Saat aku berniat untuk beranjak dari kasur tiba-tiba saja perut ku terasa bergejok membuat ku berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perut ku.

Sudah seminggu ini aku sering muntah-muntah di pagi hari. Kurasa aku sakit tapi rasa mual ini akan hilang saat menjelang siang jadi aku mengabaikannya. Mungkin ini bentuk dari rasa stress tubuh ku. Setelah aku selesai muntah aku langsung mandi dan dapat kurasakan perih di punggung ku karena bekas dari pukulan ikat pinggang Hoseok oppa semalam.

Mengingat hal itu membuat ku mengangis lagi. Apakah aku berbuat dosa yang tidak bisa dimaafkan di kehidupan sebelumnya? Orang yang aku cintai tega berbuat kasar pada ku sejak awal pernikahan kami. Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan ku. Aku berniat menyudahi acara mandi ku dan berniat menyiapkan sarapan untuk Hoseok oppa.

Sore ini aku ingin pergi kerumah orang tua ku untuk memberikan oleh-oleh yang aku beli saat berada di Amerika. Ah untuk mertua ku mereka bilang kita bisa makan malam bersama untuk akhir pekan ini jadi sekalian saja.
-
-
-
-
-

Aku bersyukur pagi tadi Hoseok oppa tidak mempermasalahkan hal kemaren dan buru-buru pergi berangkat kerja. Berhadapan dengannya membuat ku menjadi ketakutan belakangan ini. Setelah selesai membereskan apartment aku bergegas untuk menelpon omma.

"Halo omma" sapa ku setelah telponnya tersambung.

"Halo sayang, lama tidak menelpon, terakhir menelpon saat kau mau ke amerika. Kau baik-baik saja?" Jawab dan tanya omma. Yah kami memang kerap menelpon setiap hati jadi seminggu tidak telponan saja rasanya lama sekali.

"Baik omma, omma dan appa baik-baik saja?" Tanya ku balik.

"Tentu saja baik. Omma dan appa sedang dalam perjalanan ke makam halmeoni dan hal-abeoji mu" jelas omma.

"Apakah hari ini hari spesial?" Tanya ku karena aku tidak tahu apa tujuan appa dan omma ke makam halmeoni dan hal-abeoji.

"Semalam appa bermimpi tentang halmeoni dan hal-abeoji mu, dan katanya kangen jadi kami berniat untuk berziarah" jelas omma.

"Yah. Padahal aku mau bertemu omma dan appa untuk memberikan oleh-oleh. Aku membeli banyak barang yang mungkin omma dan appa akan suka" ucap ku sedih.

"Omma dan appa tidak menginap, kalau kau mau malam nanti kau bisa kerumah" kata omma.

"Oke, kalau begitu kabari saja omma aku akan kerumah" ucap ku riang.

"Oke akan omma kabari lagi nanti. Datanglah bersama Nak Hoseok jika bisa ya" sahut omma.

"Akan ku usahakan. Hati-hati omma, appa. Aku menyayangi kalian" ucap sebelum mengakhiri telepon.

"Hmmm omma dan appa juga" jawab omma dan sambungan telpon pun terputus.
-
-
-
-
-

Sore ini Hoseok oppa sudah pulang. Jujur aku sebenarnya masih belum berani ketemu dengan Hoseok oppa tapi bagaimana pun juga dia adalah suami ku.

"Oppa, omma dan appa mengajak makan malam bersama. Tadinya aku mau datang sendiri tapi omma bilang sedang dalam perjalanan ke makam halmeoni dan hal-abeoji jadi malam ini baru bisa kerumah omma dan appa" Tanya sekaligus jelas ku pada Hoseok oppa sambil menaruh kopi yang tadi dia minta.

"Aku sedang sibuk" jawabnha singkat.

"Nee oppa. Akan aku sampaikan pada omma dan appa kalau oppa tidak bisa datang" ucap ku sambil berniat kembali ke dapur.

"Kau mau kemana?" Tanya Hoseok oppa sambil memegang tangan ku.

"Aku hanya kedapur" jawab ku cepat sambil menarik tangan ku. Refleks aku menjauh dari Hoseok oppa karna takut padanya.

"Kenapa? Kau takut pada ku?" Tanya nya sinis melihat reaksi ku.

"Tidak oppa. Aku permisi kedapur dulu oppa" ucap ku pelan sambil berniat berlalu tapi tangan ku lagi-lagi di pegang erat olehnya dan di tarik hingga tubuku terduduk di tubuhnya yang sedang duduk.

"Kau berbohong, tubuh mu gemetar ketakutan yakan?" Ucapnya meremehkan ku dengan berbicara tepat di depan wajah ku.

"Bukan begitu oppa" ucap ku terbata.

"Tubuh mu tidak bisa bohong bitch" ucapnya dengan nada rendah sambil menciumi leher ku.

'Drttttt drttttttt drtttt' bunyi ponsel ku tanda jika ada panggilan, sukses membuat kegiatan yang kami lakukan terhenti.

"Maaf oppa, aku mengangkat telpon omma dulu" ucap ku saat melihat nama yang tertera pada layar dan beranjak keluar dari ruangannya.

"Halo omma?" Ucap ku membuka ponsel.

"Apakah ini beran dengan saudari Choi Hyerin?" Tanya suara dari sebrang sana.

"Iya ini dengan saya sendiri. Mohon maaf ada apa ya? Bukan kah ini ponsel Omma saya?" Tanya ku dengan sopan.

"Iya benar. Mohon maaf sebelumnya kami dari pihak kepolisian ingin memberitahukan kabar bahwa.........."

Belum selesai aku mendengar penjelasan orang tersebut tiba-tiba  saja tubuh ku limbung dan membuat ku jatuh tercengang.



Tbc

Love Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang