Hamdeok Beach

679 60 14
                                    

Sekarang sudah pukul 02.00 dini hari.

Mungkin kalo ponsel Namjoon gak melulu bunyi entah berapa belas kali, Seokjin gak akan bangun.

Badan Seokjin masih super sakit. Ditambah suhu tubuh Namjoon yang hangat redam tubuhnya yang telanjang dari cuaca dingin Pulau Jeju.

Keduanya masih telanjang; Namjoon beneran ikut terlelap setelah mandi. Gak ada yang bangun buat beresin sisa-sisa keributan semalam.

Ponselnya masih berdering, diujung ruangan dengan kabel charger yang nempel ke ponselnya.

Seokjin merangkak turun dari kasur bawa selimut lingkar tubuhnya.

Dengan kesadaran minim dan mata setengah terpejam, raba-raba ponsel Namjoon. Padahal lampu kamar masih nyala tapi gak ngebantu sama sekali.

Namja manis itu gak sengaja menggeser perintah accept pada ponsel Namjoon.

"Namjoon, anak-anak geng yang kemarin nangkep Seokjin udah gue beresin"

Seokjin mengerjap, angkat ponsel Namjoon tinggi-tinggi.

Video call

Mata Seokjin membulat, kelabakan geser.

Seokjin bengong, pandangan kosong kedinding kamar.

"Angkat telpon orang lagi, pasti dimarahin Namjoon"

"Kenapa dia nyebut nama gue?"

Seokjin ngerasa gak sopan karna main angkat telpon punya Namjoon. Mana sekarang dia lagi dalam keadaan yang bener-bener gak pantas buat angkat video call.

Pas ponselnya berdering lagi, Seokjin langsung bergerak rusuh bangunin Namjoon.

Awalnya Namjoon mengerang pas dibangunin.

Tapi setelah Seokjin bilang " Namjoon, telpon-"

Yang lebih muda langsung sigap ambil ponsel dari tangan Seokjin, gak peduli rambut masih berantakan kemana-mana.

Reject trus matiin total ponselnya. Lempar asal keatas nakas.

Namjoon medesah pelan lalu sugar rambutnya dan ngomong sendiri " kenapa mesti malem-malem sih?"

Seokjin yang ngeliat Namjoon gak suka ditelpon malam-malam itu, takut-takut nanya, "i-itu siapa?"

"Orang kantor" Namjoon duduk sender ke kepala tempat tidur, keliatan masih dengan pikiran mengawangnya. "Lo kenapa udah bangun,-"

"Ta-tadi gak sengaja sama gue keangkat telponnya," cicit Seokjin dengan bersimpuh samping Namjoon, "video call"

"Hah?"

"Berisik, tadinya mau gue mute. Malah keangkat"

Jelas gak sopan. Tubuhnya telanjang. Siapa tau itu rekan bisnis Namjoon.

"sempat denger dia ngomong?"

Dahi Seokjin mengerut-ngerut, "iya sempat, ada nyebut nama gue juga"

Namjoon menatapnya gak percaya.

Lelaki itu merunduk, mengusap kasar wajahnya sendiri.

"Ma-maaf"

"Seokjin," Namjoon mengusap rambut Seokjin kebelakang, "-besok jam dua belasan ya kita balik ke Seoul"

"Lo gak marah gue angkat telpon?"

"Gapapa"jawab Namjoon lalu senyum kecil, "-lo gak nanya kenapa dia sebut nama lo?"

Seokjin diam sebentar, lalu ikut bersandar ke kepala tempat tidur, "awalnya gue mau nanya, tapi gak jadi-"

"Kenapa?"

DOKUMEN (NAMJIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang