🌼 30 🌼

308 37 3
                                    

Hay Hay

Aku butuh imun nih
Biar semangat terus
Dan cepat UP nya
Hehehe

Mana Vote dan komennya ?
Aku bakal seneeeeng banget kalau kalian berbaik hati memberikan keduanya
Hehehe

Ok
Enjoy reading

💜💛💜💛

🔹🔸🔹🔸🔹🌼🌼🌼🔸🔹🔸🔹🔸
.
.

"PLAK!!!!"

"Tuti ..."

Akibat tamparan keras dari pak Prabowo, Tuti sampai tersungkur, untung saja bude Ambar berhasil menangkap tubuh nya , hingga ia berhasil diselamatkan tak sampai terjerembab jatuh.

"Bude .." Tuti menatap bude Ambar dengan sendu sambil memegangi pipinya yang terasa perih karena tamparan pak Prabowo yang sangat keras itu, dia sungguh ingin menangis , bukan hanya karena rasa sakit pada pipinya tetapi merasa bersyukur kandungannya tidak terjadi apa apa, jika saja bude Ambar tidak menangkap tubuh nya, mungkin akan terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan pada janinnya.

Bude Ambar begitu iba pada keponakannya, hatinya begitu sakit melihat jejak merah bekas tamparan tercetak dipipi tirus nya, bude Ambar menoleh ke arah pak Prabowo dan melayamgkan tatapan nanar kearahnya, pri tua yang sayangnya adalah ayahnya itu sedikit tercekat menadapat tatapan yang begitu marah dari sang putri sulung,

"kamu berani melotot seperti itu kepada ayahmu ambar?"... sarkas pak Prabowo begitu berang.

"maaf bapak , Ambar tidak ada bermaksud ingin berbuat kurang ajar, tapi apakah perlu bapak menampar Tuti , dia tengah hamil, bagaimana jika terjadi sesuatu pada janinnya, jika tadi dia sempat tersungkur ?... apa bapak mau jadi pembunuh??"

"AMBAR!!!!" bentak pak Prabowo dengan suara keras hingga membahana keseluruh ruangan, putri dan menantu bude Ambar sampai keluar dari kamar, karena , mendengar suara ribut ribut dari arah ruang tamu.

"beraninya kamu, dimana sopan santun mu sebagai anak Ambar?!! .. apa itu tata krama yang bapak ajarkan kepada kamu, hash?!".. marahnya dengan wajah yang sudah samgat memerah.

Tuti sungguh ketakutan melihat eyang nya seperti itu, dia sampai dipeluk oleh Efiyani, putri bude Ambar agar tenang.

"tata krama yang mana pak? .. sopan santun yang mana ?... bukankah selama ini bapa hanya peduli dengan status sosial ?... bapak tidak pernah peduli dengan kebahagiaan anak anak bapak, yang bapak pentingkan hanya garis keturunan, hingga bapa tidak menyadari jika semua itu membuat anak anak bapak menderita, termasuk almarhumah ibu." ujar bude Ambar dengan lantang.

"AMBAR!!! KAMU SUNGGUH KETERLALUAN!!" pak Prabowo sudah bersiap hendak menampar wajah putrinya itu, namun dihalangi oleh Yudi, menantu bude Ambar.

"sabar eyang .. maaf .. tolong bersabarlah .." ucap Yudi berusaha menenangkan pak Prabowo.

"lepaskan Yudi, biarkan eyangmu itu melampiaskan kemarahannya pada ibu ... karena memang hanya itu yang dia bisa!" bude Ambar tak kalah geram, sudah habis kesabarannya dalam menghadapi bapak nya yang menurut dia sangat egois itu.

"ibu ... tolong ibu .. tenang ya .. " Yudi masih memegangi tangan pak Prabowo yang sudah sangat tegang karena menahan amarah, Tuti sudah terisak dalam pelukan efiyani.

"bapak tahu, ibulah yang selalu mengajarkan kami untuk patuh dan hormat pada bapak, ibu yang meminta kami untuk belajar sabar dalam menghadapi bapak, meski apa yang bapak lakukan kepada kami selalu saja tentang ketidak adilan dan kesemena menaan, alih alih selalu menjunjung tinggi harkat martabat dari keturunan darah biru, tapi nyatanya bapak sendiri yang merendahkan harga diri keluarga kita ."

"HIJRAH CINTA 2" | TaeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang