🌼 33 🌼

302 36 3
                                    

hay hay hay
sahabat Firosa
maaf baru Up

semoga kalian masih semangat ya menanti kisah ini sampai tamat
memang sebentar lagi tamat kok..

ok
enjoy reading

🔹🔸🔹🔸🔹🌼🌼🌼🔸🔹🔸🔹🔸
.
.

"Maaf ..." Cicit Leo dengan suara pelan dan masih dengan wajah menunduk.

Prabowo tersenyum mendengar permintaan maaf pemuda itu.

"Sulit .. "

Leo makin tak berani mengangkat wajahnya kala eyang Prabowo mengucapkan kata itu, dia benar benar tak tahu lagi bagaimana caranya agar pria berusia 70 tahunan itu mau memaafkannya.

Sedangkan Tuti tak berbeda jauh dengannya, wanita itu tertunduk lesu dan tak berdaya , mendengar ucapan eyang nya, hati nya sungguh sakit sekaligus sedih karena Prabowo masih enggan menerima Leo.

"Tapi saya bisa apa .. jika cucu ku sendiri sudah sangat mencintaimu.."

Semua tertegun mendengar kalimat Prabowo, semua pasang mata menatapnya penasaran, dan menunggu dengan harap cemas pria berumur itu melanjutkan perkataannya.

Prabowo memandangi mereka satu persatu, wajah tegas nya membuat siapapun akan segan sekaligus cemas menatapnya.

"Cucuku sendiri tak mau mendengarkan ku .." Tuti menunduk sedih, perasaan bersalah karena sudah mengecewakan eyang Kakung nya kembali menyerang, dan dia kembali mendapatkan usapan lembut pada punggungnya dari bude Ambar.

"Lagi pula kamu memang harus bertanggung jawab dengan semua kekacauan yang kalian buat." Katanya pada Leo sambil mencekal bahu pria itu dengan kencang hingga meringis.

"Saya harus menghukum kalian berdua!" Putus nya tegas pada Leo dan Tuti.

Suasana pun kembali hening tanpa ada yang berani membuka suara karena terkejut, semua merasakan ketegangan.

"Bahagiakanlah dia .. "

Leo sontak mengangkat wajahnya, terlihat jelas di raut wajahnya seperti tak percaya dengan apa yang dikatakan Prabowo, saat eyang itu mengangguk dengan senyuman yang terukir tulus, refleks dia memeluk Prabowo dengan sangat erat diiringi tangisan yang pecah.

"Terimakasih eyang .. terimakasih .." isaknya di bahu Prabowo.

Siapapun yang melihat mereka pasti akan ikut merasakan keharuan, dua laki laki berbeda usia itu, yang awalnya bagai langit dan bumi , kini laksana seorang putra yang menangis didalam pelukan sang ayah.

Begitu juga dengan Dalisha , dia  menjatuhkan kepalanya di bahu Virendra yang merangkul nya, tak kuasa menahan diri untuk tidak berkaca kaca karena bahagianya, Virendra mengecup pucuk kepalanya dan memberikan nya usapan lembut pada perut buncitnya.

Prabowo sendiri ikut merasakan suasana haru pada hatinya, isakan Leo menyadarkan dirinya bahwa betapa pemuda itu sangat mencintai cucunya, dia membiarkan Leo menangis di bahunya seraya menepuk nepuk punggung pemuda itu hingga atensinya berpindah pada Tuti yang menangis di pelukan sang bude.

Prabowo mengurai pelukan Leo dan melangkah perlahan mendekati wanita yang terlihat rapuh itu.

Saat merasakan dua tangan menyentuh bahunya, Tuti tak bisa menguasai gejolak hatinya, rasa sesak yang sudah tertahan sejak tadi seakan ingin meledak namun wanita itu hanya bisa terisak tertahan dengan wajah yang terus menunduk saat tangan keriput itu memapahnya berdiri dengan hati hati.

"HIJRAH CINTA 2" | TaeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang