9.

10 3 0
                                    


Berada disebuah restoran, Hyungwon dan Soojung kini tengah menunggu datangnya menu makan siang mereka. Hyungwon yang selalu bersikap dingin, kini tengah berusaha mencairkan suasana canggung diantara mereka dengan Yujin sebagai perantaranya. Yujin putri Soojung yang berusia kurang dari dua tahun itu selalu tertawa saat melihat Hyungwon.

"Iya aku tahu aku tampan. Apa kau sudah memiliki gigi hah? Mana coba kulihat gigimu! Hiiii!" Hyungwon lalu terkekeh melihat Yujin yang membuka mulutnya dengan pangkal hidung yang mengernyit, menunjukan deretan gigi yang masih dapat dihitung jari tersebut.

"Waahh pintarnya Yujin." Hyungwon mengusak pelan pucuk kepalanya.

"Yujin persis seperti dirimu..." Dengan senyum hangat Hyungwon memberanikan dirinya menatap mata Soojung.

"Ahhh,,, iya. Untungnya dia lebih mirip denganku daripada ayahnya." Hyungwon tersenyum getir mendengarnya.

"Bagaimana kabarmu? Dan... Apa kau baik-baik saja?"

Soojung tidak kaget mendengar pertanyaan Hyungwon, ia tahu bahwa Hyungwon pasti mencari tahu tentang dirinya selama ini. Perpisahan mereka tak hanya menggores luka bagi Hyungwon tapi tentu saja bagi Soojung.

Mereka terpisah karena keegoisan kedua orang tua Soojung yang memisahkan mereka dan menjodohkan Soojung dengan seorang pengusaha muda. Namun tanpa disangka, setelah menikah Soojung justru mendapatkan perlakuan tak baik dari suaminya, ia seringkali disiksa dan dicaci maki. Bahkan suaminya menggugat cerai dirinya saat usia pernikahan baru menginjak dua bulan dan usia kandungannya 7 minggu, yang tak habis pikir ia membawa istri barunya ke rumah mereka saat putusan cerai belum turun.

Sang ayah terkejut dengan keadaan rumah tangga putri satu-satunya itu, hingga dia mengalami stroke. Dan saat ini setelah lebih dari dua tahun perceraiannya, Soojung di fokuskan mengurus perusahaan ayahnya dan menurus putri semata wayangnya yang bahkan tak mendapat pengakuan dari ayah kandungnya.

"Aku baik-baik saja Won, aku yakin kau tahu itu..."

"Maafkan aku, maaf jika aku mengusik privasimu."

Keduanya terdiam dan saling melempar pandang, taka da kata terucap diantara mereka. Mereka terlalu sibuk menata hati dan pikiran mereka masing-masing.

"Appa..." sebuah kata mengejutkan mereka.

Dengan berkedip dan mengernyitkan hidungnya, Yujin memanggil Hyungwon dengan sebutan ayah.

Hyungwon membolakan kedua matanya, jantungnya berdegup kencang mendengar kata yang keluar dari bibir kecil itu.

Sementara Soojung mndadak panic dengan ucapan putrinya.

"Kau mau aku menjadi Appa mu?" dengan senyum merekah Hyungwon menanggapi ocehan Yujin.

Tanggapan itu membuat hati Soojung menghangat, dia tahu bagaimana sikap Hyungwon. Dia pria yang baik. Tapi pantaskah jika ia mengharap sesuatu dari Hyungwon, setelah luka yang ia torehkan padanya?

***

Jaewon yang sedari tadi hanya memandangi sibuknya Seola memasak sedang bergelut dengan pikirannya. Ia ingin memastikan sesuatu pada Seola, namun lidahnya terasa kelu saat memandang kedua mata Seola. Ia benar-benar takut kehilangan Seola jika ia meragukannya karena masa lalu yang selalu mengganggu pikirannya. 'Apa kau masih mencintainya?'

"Kau melamun?"

"Hah? Tidak, sudah selesai?"

"Sudah,, ayo makan, kau meninggalkan sarapanmu tadi pagi. Kau ini nakal sekali, badanmu kurus begini. Dan! Berhentilah merokok!!!."

Seoul, I'm In Love || Young KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang