XIV

10.9K 1.6K 299
                                    

Hasil dari pemeriksaan kondisi luar jenazah diserahkan keesokan harinya, jadi sambil membaca laporan itu, Argana berdiri bersama timnya di depan komputer Haikal untuk melihat foto-foto yang telah diambil.

Korban dalam foto itu tampak sangat cantik, mengenakan gaun putih dan bahkan rambutnya disisir rapi. Ada riasan tipis yang diaplikasikan ke wajahnya, dengan kuku yang dicat warna pastel. Hanya saja, ia tidak mengenakan sepatu.

Tidak ada luka luar yang ditemukan, keseluruhan tubuh korban sangat bersih dari jejak karena menurut laporan, itu telah dimandikan dengan peroksida.

Berdasarkan sudut foto yang diambil Haikal, penampilan gadis itu benar-benar terlihat seperti sedang terlelap, dengan lampu minyak yang menyala di samping kepalanya. Itu terlihat penuh estetika.

"Lihatlah apa yang dilakukan pembunuh ini, bagaimana bisa dia membunuh seseorang dan setelah itu mendandaninya?" Erif merasa bulu di lengannya berdiri.

Haikal melirik Argana dan berkata, "Tidak ada jejak apa pun yang ditemukan di sekitar taman, Pak. Lokasi tersebut bisa dikunjungi siapa saja, semua orang bisa masuk dan keluar dari sana tanpa perlu dicurigai."

Argana masih membaca laporan itu. Untuk sementara ini, penyebab kematian korban belum diketahui hanya dari pemeriksaan luar, jadi Ranu masih harus melakukan autopsi secara menyeluruh. Melihat raut wajah korban yang tampak sangat tenang, ada dugaan bahwa dia tidak dibunuh dengan cara disiksa.

"Menurutmu apa alasan pembunuh itu melakukan ini?" tanya Erif pada Romi yang berdiri di sampingnya.

"Tipe pembunuhan seperti ini sudah pasti dilakukan oleh seorang perencana dan ahli, lihatlah bagaimana orang itu dengan rapi membersihkan semua jejaknya." Romi berkata dengan tenang, tapi beberapa saat kemudian ia tiba-tiba terdiam.

"Ada apa?" tanya Erif.

Romi melirik ke arah Argana dan mendengar atasannya itu berkata, "Ya, ini hampir sama. Minta mereka untuk mengirimkan laporan penyelidikan tahun itu."

"Baik, Pak. Tunggu sebentar," kata Romi saat meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

Itu lebih dari setengah jam kemudian ketika ponsel Romi berbunyi kembali dan pria itu pergi ke mejanya sendiri. Setelah beberapa saat, dia menyerahkan sebuah flashdisk pada Alwan dan berkata, "Cetak laporannya."

Alwan yang bingung tetap melakukan itu, kemudian menyerahkannya pada Romi. Sementara itu, dia melihat folder lain yang menyertai dan membukanya. Ternyata itu berisi beberapa foto yang anehnya tampak familiar.

"Pak, ini ...." Alwan kaget dan berbalik ke arah Argana."Apakah menurut Anda pelakunya orang yang sama?"

"Ada kemungkinan sekitar 70%." Argana menjawab setelah selesai membaca salinan laporan yang diberikan Romi.

Tiga tahun lalu di kota tertentu, terjadi kasus pembunuhan yang serupa. Lebih tepatnya, itu adalah tiga pembunuhan, di mana korbannya tampak sudah dimandikan dan dirias dengan baik. Hanya saja, saat itu polisi yang menangani tidak bisa mengikuti jejak pelaku dan akhirnya kasus tersebut dibekukan untuk sementara waktu. Kini orang yang sama tampaknya telah beraksi kembali, dan bahkan lebih percaya diri dengan tindakannya.

Di masa lalu, dalam tiga pembunuhan yang ia lakukan, orang itu akan memilih korban seorang wanita tanpa latar belakang, seperti berasal dari keluarga sederhana atau anak yatim piatu yang tumbuh di rumah kesejahteraan. Usia mereka berkisar antara 17 sampai 20 tahun, usia di mana seorang gadis muda baru saja memasuki masyarakat.

Jika dilihat dari hal lainnya, ketiga korban tampaknya dipilih secara acak. Namun, sebenarnya mereka semua memiliki kesamaan secara fisik, cantik dan lembut. Yang mana ketika gadis itu tertidur, dia akan terlihat sebagai yang paling indah. Dan semua hal itu, sangat cocok dengan korban yang baru saja mereka temukan kemarin.

Asphodel ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang