Gina masuk ke dalam kafe itu dengan terburu-buru, hampir menabrak tamu lain yang baru saja akan keluar. Setelah meminta maaf, dia melihat sekeliling dengan panik, dan kemudian matanya berhenti pada seseorang yang duduk di sudut.
Aruna tersenyum dan melambai ringan, memperhatikan saat Gina berlari ke arahnya dan setelah menatap beberapa kali seolah memastikan itu memang dirinya, Gina menerkam dan mulai menangis.
"Orang akan mengira aku menagih hutang darimu, berhenti menangis," kata Aruna.
Gina memukul bahu temannya, sebelum kemudian meraih tisu di atas meja dan menyapu matanya yang basah. "Kamu ... kamu sialan!" kutuknya kemudian.
"Kamu sudah pintar memaki sekarang." Ekpresi Aruna agak menghargai.
Gina tahu jika Aruna mengejeknya, tapi dia tidak punya waktu untuk marah lebih jauh. "Ke mana kamu pergi selama lebih dari lima tahun ini?"
Dua bulan lalu ketika Aruna muncul melalui kasus pembunuhan berantai itu, Gina merasa sangat kaget dan bingung. Dia hampir tidak percaya, tapi itu memang benar Aruna. Sayang sekali, Gina tidak memiliki saluran untuk bisa menghubungi Aruna dan ketika pergi mengunjungi rumah lamanya sekali lagi, itu masih kosong. Terlebih dia juga disibukkan dengan pekerjaan yang padat saat itu, sehingga niatnya untuk mencari Aruna tertunda berkali-kali.
Sehingga bahkan ketika kasus itu selesai dan pelaku pembunuhan dijatuhi hukuman yang sangat berat, Gina masih belum berhasil berhubungan dengan Aruna. Mereka tinggal di kota yang sama, tapi tampaknya terpisah di ujung dunia.
Tidak sampai ketika dia baru saja pulang kerja barusan, Gina tiba-tiba mendapat telepon dari nomor asing. Berpikir bahwa itu mungkin berasal dari klien yang memesan jasa perusahaannya, Gina tanpa berpikir menerima panggilan. Siapa yang tahu jika kemudian dia mendengar suara yang telah lama menghilang selama bertahun-tahun ini.
Meskipun Gina hanya mengenal Aruna kurang lebih selama 6 bulan, tapi itu sudah cukup untuk meninggalkan kesan padanya. Gina memiliki banyak teman, tapi tidak ada yang bisa dianggap sangat dekat seperti halnya Aruna. Sikap misterius gadis itu, senyum lembut dan juga tindakannya yang anggun, Gina hampir merasa bahwa dari semua teman seusianya saat itu, tidak ada yang seperti Aruna.
Kadang Aruna akan membuatnya takut dengan beberapa kata-katanya yang aneh, tapi lebih banyak akan membuatnya merasa nyaman dengan ketenangannya. Kontradiksi ini, membuat Gina menganggap Aruna sebagai teman yang sangat unik dan dia bahkan berpikir bahwa di masa depan, dia ingin terus mempertahankan pertemanannya dengan Aruna.
Namun, siapa yang tahu bahwa setelah masalah besar yang terjadi di sekolah mereka, Aruna akan menghilang begitu saja. Tanpa jejak dan tidak ada berita. Gina mendatangi rumah Aruna dan menemukan jika itu ternyata sudah kosong, dan pernah sekali dia tanpa sengaja bertemu dengan Kyra, tapi setelah menanyakan kabar Aruna, pria itu hanya berkata bahwa Aruna telah pindah ke luar negeri. Tidak ada informasi lain.
Gina sempat berpikir bahwa pertemanan itu sayangnya sangat singkat, dan mungkin mereka tidak akan bertemu lagi. Jadi tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa sore ini, Aruna tiba-tiba akan meneleponnya dan berkata; 'Aku tidak menyangka kamu masih menggunakan nomor ini, ayo bertemu', yang hampir membuat Gina menangis di tempat.
Aruna melihat tatapan tajam Gina dan akhirnya bercerita tentang ke mana dia pergi. Adapun alasan kenapa dia tidak pernah menghubungi Gina selama ini, Aruna hanya berkata bahwa biaya panggilan internasional sangat mahal dan dia kabur dari rumah sehingga dia tidak punya banyak uang.
Meskipun Gina tidak percaya sepenuhnya, tapi dia tidak bertanya lebih jauh. Wanita itu menghela napas dan mengatakan beberapa hal lain, termasuk apa yang terjadi setelah kepergian Aruna tahun itu dan kenapa dia menyimpang dari rencana awal melanjutkan kuliah untuk menjadi guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asphodel ✓
Misterio / SuspensoAruna baru saja pindah ke SMA Nusantara ketika kasus pembunuhan terjadi di sana dan melibatkan teman-teman sekelasnya. Awalnya mereka mengira itu adalah yang pertama dan terakhir kalinya, tetapi kemudian serangkaian pembunuhan berantai pun terjadi s...