Suara rintik hujan menemaniku yang sedang sendiri dalam keheningan.
Ya saat ini aku sedang sendiri duduk di sofa yang ada di ruang tv.Ibu dan ayah sedang pergi keluar kota,karna ayah ada urusan penting yang mendadak di sana jadilah beliau pergi,terus ibu? Ibu juga ikut karna setiap ayah pergi keluar kota pasti ibu harus selalu di ikut sertakan,jadilah kini aku hanya berdua dengan mas zyan.
Iya kita hanya berdua di dalam rumah ini,tapi kami berada di ruangan yang berbeda,mas Zyan ada di ruang tamu,sedangkan aku di ruang tv walaupun ruangan ini bersebelahan tetapi tetap saja kita sibuk sama urusan kita masing masing,mas zyan sibuk menunggu tamunya datang,sedangkan aku sibuk dengan pikiran siapa tamu mas Zyan.
Suara deru mesin mobil yang menembus hujan membuyarkan lamunanku,saat suara mesin mobil tak terdengar, ku beranikan diri untuk mengintip di balik tembok pembatas antara ruang tamu dengan ruang tv.
mas Zyan membukakan pintu,dan satu per satu tamu mas zyan masuk , ada sekitar 6 orang pria yang masuk dengan keadaan rambut mereka sedikit basah akibat hujan.
Tidak lama kemudian aku melihat seorang wanita yang melangkah masuk dengan sedikit tergesa,
Deg..
"V-vio" tubuh ku merosot kebawah saat melihat ternyata vio yang datang,air mataku jatuh setetes demi setetes,dadaku terasa sesak.
Dia cantik sangat cantik,walau aku pernah melihatnya sekilas saat mengantar makanan ke kantor mas Zyan,tidak bisa ku pungkiri dia itu sangat cantik ramah dan anggun bila dilihat dengan jelas,pantas saja jika mas Zyan terpikat padanya.
Hari ini aku sadar bahwa,aku memang tak pantas untuk mas zyan,aku ingin menyerah sampai di sini,tapi bayangan senyum ibu lagi lagi menggagalkan rencanaku.
"Nan minumnya mana!!" Suara keras mas Zyan berhasil membuyarkan segala lamunanku.
"Iya mas sebentar"aku pun segera bangkit dan berlari ke dapur untuk membuatkan minum.
8 gelas susu jahe sudah siap,tinggal di antar ke depan,tapi sebelum itu aku mencuci muka ku terlebih dahulu agar tidak terlihat bahwa aku habis menangis.
Aku berjalan menuju ke ruang tamu dengan nampan di tanganku.
Ku taruh satu persatu gelas di depan mereka.
"Silahkan diminum selagi masih hangat"ucapku lirih mempersilahkan mereka,dengan senyum ramah.
"Trimakasih"ucap mereka serempak.
"Em sama²" aku menundukan badan sedikit kemereka,setelah itu aku berbalik menuju dapur.
Setelah dari dapur aku kembali menuju ke ruang tv dan kembali sedikit mengintip di balik tembok.
Aku Melihat mas Zyan sesekali meledek vio dan di akhiri dengan tertawa bersama,aku tidak mengerti mereka membicarakan apa.
Tak tahan melihat pemandangan yang membuat hati ku seakan teriris,aku kembali duduk di sofa, untuk sedikit menjauh.
Mengingat bagaimana cara mas Zyan menatap dan cara dia memberi perhatian untuk vio,air mataku kembali menetes.
Aku membawa lututku kepelukanku dan menenggelamkan wajahku di celah celah antara lutut.
Aku iri sungguh,aku ingin berteriak padanya bahwa aku ini istri sah nya , aku yang harusnya di perlakukan seperti itu bukan dia,aku ingin sekali menghampiri wanita itu untuk memohon bahkan kalau perlu aku akan berlutut padanya sembari mengatakan,'tolong jangan dekat dengan mas zyan,dia suamiku',aku ingin egois..tapi aku tidak bisa karna dia telah mengenal mas zyan lebih dulu lama sebelum aku,dia mengenal mas zyan melebihi apapun di banding denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemuda Istimewa
Fanfiction"Jangan pernah berharap saya mau menyentuhmu, ingat bukan bahwa saya menikah denganmu itu karna ibu,dan kamu pasti tau bahwa saya tidak akan pernah menolak atau melanggar perkataan ibu saya,jadi jangan pernah sekalipun kamu berharap saya bisa menyen...