-Kisah 22-

118 17 75
                                    

Pasti pernahkan nonton ulang drama kesukaan, walaupun sudah tahu endingnya. Ini sama halnya dengan memberi kesempatan kedua

-Giselle, 2022-

Tidak terasa hari sudah gelap. Berada di dalam ruangan memang membuat seseorang merasa waktu begitu saja berlalu, apalagi Winter harus disibukkan oleh kegiatannya merawat kekasihnya yang sakit.

"Duh aku kebelet pipis beb, bisa bantuin nggak?", mendengar Jeno berkata demikian Winter yang sedang mengisi baterai diponselnya pun langsung bergegas berlari ke Jeno, untuk membantu kekasihnya turun.

"Eh iya iya bentar Jen"

"Aduh duh duh berat juga kamu Jen? Isinya otot semua sih badan kamu" keluh Winter sambil meringis, sedangkan Jeno malah terkekeh. Celetuk Winter memang selalu berhasil membuat hati Jeno nano-nano. kadang menyebalkan sampai bikin geregetan tapi tak jarang juga lucu.

Dirumah sakit universitas nasional Seoul itu, lebih tepatnya di ruang vvip, lebih fokusnya lagi berkutat dengan toilet karena memang ini bukan kali pertama Jeno pipis. Gejala yang dialami penderita penyakit diabetes tipe satu memang seringnya pipis, sehingga tak heran jika Winter baru menyadari alasan dibalik Jeno yang memang suka pergi ke toilet ketika mereka pergi dimanapun.

"Jangan liat!" Seru Jeno,

"iya iya, siapa juga yang mau liat pisang keriput kamu" sahut Winter sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Mendengar itu Jeno kembali terkekeh, "ini bisa berubah jadi pisang high end kalau kamu pegang" celetuk Jeno dengan santai.

Namun sesuai dugaan kata yang barusan keluar dari mulutnya membuat Winter merinding kegelian lalu berteriak, "tante!! Jeno mesum!" Yang justru membuat lelaki yang sedang pipis itu semakin terbahak.

Begitu keluar dari toilet, sorot mata Winter pun tajam menelisik masuk ke mata pria di depannya, "kamu belajar mesum gitu dari Sinchan oppa kan? Mending jangan temenan sama dia deh" omelnya yang menimbulkan kerutan di dahinya. Jeno yang gemas pun mencubit pipi kiri Winter, "kamu sendiri yang mulai kok kamu yang ngomel" ledeknya.

Beberapa saat kemudian...

"Sayang, mau pipis" kata Jeno, yang sudah terdengar seperti bocah berumur tiga tahun yang bilang mau pipis ke maminya.

Ini sudah kelima kalinya Jeno meminta bantuan Winter untuk menuntunnya ke toilet, untuk pipis. Tapi meski begitu sikap Winter masih sama, ia masih semangat seperti diawal. Ia tahu bahwa ini bagian dari pengabdiannya, asekk.

"Kamu capek ya? bopong aku yang berat ini" kata lelaki itu sambil memandang wajah Winter dari atas tempatnya berbaring.

Kekasihnya lalu tersenyum, menghela napas juga kemudian, "capek sih, Itung-itung olahraga. Biar aku lebih kuat lagi kalau mau nonjok Market oppa wkwk" balas perempuan itu, bercanda dan berhasil membuat Jeno sedikit tergelak.

"Em bentar deh kayaknya aku pengen muntah...huk...huek!" Sesuatu itu tidak dapat ditahan, hal tersebut diluar kendal Jeno, muntahlah dia ke baju Winter.

Winter termenung, ia mematung beberapa saat dan yang bergerak hanya kedipan matanya. Sementara Jeno masih lanjut muntah karena sudah berhasil masuk ke dalam toilet.

Hal semacam ini, tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Ternyata sesulit itu merawat orang yang sakit. Winter pikir karena rasa cinta pada Jeno akan membuatnya buta, membuatnya menjadi manusia yang tidak peduli mau seburuk apapun itu. Namun nyatanya, ini tetap berat baginya.

KISAH 2022 [JENO × WINTER] end 💨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang