-Kisah 12-

122 23 21
                                    

Tidak perlu alasan untuk mencintaimu
Tidak perlu bukti untuk meyakininya
Yang jelas, kamu peduli saja aku bisa gila

-Ningning, 2022-

Pagi ini terasa sepi karena Winter masih tertidur setelah mabuk dan membuat kegaduhan tadi malam, setelah kejadian itu pula suasana rumah jadi tak biasa karena Giselle jadi lebih dingin.

Tak lama dari itupun Chenle datang menjemputnya, yang sedikit membuat Ningning agak terkejut. Namun tak seperti biasa, karena kali ini kekasih Ningning itu tidak membawa kendaraan melainkan hanya tubuhnya saja.

Chenle tersenyum begitu pintu terbuka dan menunjukkan Ningning dibaliknya, dan hebatnya sebelum gadis itu bertanya Chenle sudah menjelaskan kebingungan Ningning meski masih dalam benak, "hari ini gw pengen naik bus bareng lo" katanya dengan senyum yang merekah.

Hingga kemudian mereka pun pergi berjalan bersama ke halte, dan tak biasanya juga Chenle bersikap manis dimana sepanjang jalan lelaki itu merangkul tubuh Ningning dari samping kanan, memegangi pundaknya dengan sentuhan yang lembut, membuat Ningning merasa disayang juga dilindungi.

Mereka menunggu sebentar bus sampai akhirnya datang, Chenle membiarkan Ningning duduk sementara dirinya berdiri di depannya dan menghadapnya dengan senyum yang masih merekah bahkan lelaki itu juga sesekali memainkan rambut panjang Ningning yang kali ini dibiarkan tergerai.

"Lo kenapa sih? Dari kemarin aneh banget" kata Ningning yang rupanya tak dapat menahan lagi keresahannya, tapi belum sempat ia menerima jawaban bus yang ditunggu pun datang dan Chenle langsung bergegas menarik tangan kekasihnya membawa Ningning segera masuk ke dalam bis tersebut, bersama dengan para penumpang lain yang juga tergesa.

Meskipun sudah bergerak cepat, tapi sayangnya hanya ada satu kursi kosong yang Chenle biarkan untuk di duduki oleh Ningning, dimana saat itu kekasihnya duduk bersama seorang perempuan yang sepertinya pegawai disebuah perusahaan. Sedang Chenle berdiri tepat disamping Ningning. Namun nampaknya melihat Ningning mendapat tempat duduk belum membuatnya tenang, apalagi disamping tempatnya berdiri juga ada seorang laki-laki yang terus memperhatikan kekasihnya.

Rupanya Chenle masih trauma terkait  peristiwa kemarin, dimana ia memergoki Jay yang memiliki koleksi foto bawah rok perempuan disekolah dan paling banyak adalah milik Ningning, sehingga membuatnya geram dan hilang kendali kemarin. Chenle pun kemudian melepaskan ranselnya dan menyuruh Ningning meletakkannya di atas pahanya, agar rok pendek itu tak menampakkan lagi paha mulus Ningning sehingga tidak diperhatikan oleh orang lain lagi.

"Mintak tolong, berat" bisik Chenle, agar Ningning tidak banyak tanya dan segera menurutinya saja.

Hingga akhirnya bus mereka berhenti di dekat sekolah dan merekapun turun, dan begitu hendak turun Chenle langsung merangkul Ningning seperti ketika mereka berjalan menuju halte karena takut ada seseorang yang memanfaatkan keadaan ketika berdesakan, "salah deh kayaknya gw ngajak lo naik bus" gerutu Chenle sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

Setelah benar-benar turun Ningning pun hanya memandangi Chenle dengan tatapan heran, sampai gadis itu menempelkan tangannya ke dahi Chenle untuk memeriksa suhu tubuh lelaki tersebut. "Perasaan lo sehat-sehat aja, tapi kok aneh banget" ujar Ningning yang hanya ditanggapi tawa kecil oleh Chenle, dan merekapun berjalan bersama ke sekolah.

"Pengennya gw jalan-jalan begini sama lo, makanya naik bus. Eh ternyata naik bus sangat-sangat tidak aman...hm kan udah gw bilang kalo lo harus pake stocking" ucap Chenle yang berlanjut mengomeli Ningning dengan mencubit kedua sisi pipi gadis itu dengan satu tangan.

KISAH 2022 [JENO × WINTER] end 💨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang