Bukan karena lemah, tapi ketidakpercayaan diri ternyata bisa hinggap pada siapapun
-Winter, 2022-
Malam ini, dimalam yang penuh bintang serta bulan purnama yang bersinar terang, dibawah langit yang luas membentang terduduk dua anak muda yang saling melihat satu sama lain di taman depan rumah Jeno.
"Kamu kenapa beb? Bukannya terakhir kali kamu bilang pengen nikah?" Kata Jeno yang tak dapat menerima jawaban dari Winter, padahal lelaki itu percaya diri tadi karena mengira pasti Winter akan menerimanya.
Mata Winter tampak berkaca-kaca.
"Kamu yakin mau nikah sama aku? Tapi...tapi aku nggak bisa ngapa-ngapain, aku nggak bisa masak, ngurus rumah juga nggak bisa, terus aku juga manja dan--"
"Aku cuma cantik Jen. Dan kecantikan itu bakal luntur kalau aku udah tua, udah keriput"
Jeno masih mendengarkan dengan baik, semua kata yang keluar dari mulut Winter sebenarnya sama sekali tidak ia hiraukan, sebab dirinya memang tidak peduli dengan semua itu.
Lelaki itu lalu melangkahkan kakinya selangkah lebih dekat, ia kemudian agak membungkuk sambil memegang kedua lengan Winter dan memberikan tatapan sendu, "bukannya kamu Winter yang selama ini ngerawat aku sakit. Kamu nganterin aku pipis, capek bopong aku bolak-balik, kamu juga sempet kena muntahan aku, kamu juga sampek rela kakinya sakit karena mau buat oleh-oleh buat aku. Kamu juga yang selalu nemenin aku persiapan packing tiap aku jadi relawan, kamu juga yang milihin baju tiap aku bingung pake outfit apa, kamu--semua itu udah cukup buat aku sayang"
"Emangnya cinta aku semurah itu, cuma mau kamu tukar dengan kamu yang jago masak dan lain-lain tadi? Cintaku lebih dari itu, lebih dalam, lebih besar dari itu. Dan tanpa kamu sadari kamu juga gitu, kamu juga mencintaiku sedalam dan sebesar itu"
"Iya kah?"
"Heem"
"Tapi...keluargaku berantakan, aku juga marahan sama eonni aku. Keluargaku suram, banyak masalah sedangkan keluargaku indah dan cerah kayak pelangi, kayak taman bunga"
"Dont compare yourself with another. Selama kamu bandingin segalanya ya kamu nggak akan ngerasa lebih baik, ngerasa kurang dan kurang terus. Lagian setiap orang itu punya masalahnya masing-masing, kamu nggak tahu kan ujian apa yang pernah dilalui mami dan papi, atau bahkan hyung-hyung sama Jisung juga"
"Mami dan papi itu menikah tanpa restu orang tua, karena papi orang miskin, tapi sekarang kamu tahu sendiri kesuksesan papi. Terus Taeyong hyung, dia dulu waktu sekolah nggak pernah dianggap competent cuma karena doi tampan, jadi diremehin terus sama yang lain sampai dititik dia minder buat ngapa-ngapain sampai akhirnya mami pindahin dia. Terus Jaehyun hyung juga, dia pernah dapet pelecehan dari pak supir, dia disodomi sampai anusnya harus dioperasi dan kamu tahu kenapa Jaehyun hyung pakai baju selalu kebesaran? Itu karena dia berusaha nutupin alat buat anusnya itu. Kalau Jisung, dia waktu bayi jatuh dari tempat tidur dan gagar otak, makanya pas gede dia agak aneh kayak suka bicara sama benda dan lain-lainnya, mungkin otaknya masih geser. Sedangkan aku, kamu tahu aku sakit diabetes tipe a, dimana aku nggak bisa hidup tanpa suntikan dan insulin, sering pipis dan itu repot banget" jelas Jeno panjang lebar, sementara Winter tampak terpaku tak bergeming mendengar semua itu, semua hal yang sebagian banyak baru ia ketahui.
"Kamu suka dengerin aku barusan? Harus banget kita adu kesengsaran sayang?" Lanjut Jeno dengan kedua alisnya bertaut.
Winter pun tak ingin banyak bicara dan mendengar apapun lagi setelahnya, ia menarik tubuh Jeno dan memeluknya dengan sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH 2022 [JENO × WINTER] end 💨
FanficBAGIAN KEDUA DARI KISAH Hidup Terlalu Singkat Untuk Kamu Yang Bekerja Keras Atau Justru Kamu Yang Tidak Punya Kegiatan start: 24 Juni 2022 Finish: 18 Agustus 2022 #realita 💚 #dunia