-Kisah16-

105 21 29
                                    

Takdir itu lebih cepat daripada langkah manusia, jadi selalu berhati-hatilah

--Winter, 2022--

Jeno masih berbaring di tempat itu dengan tubuh yang juga masih lemas, dengan tangan kanan terinfus membuat geraknya tidak sebebas biasanya ditambah juga selang yang membantunya mendapat oksigen sedikit membuatnya tidak nyaman. Sehat memang sesuatu yang tampak sepele ketika seseorang itu sehat, namun jika sakit sudah melanda maka seseorang baru sadar betapa berharganya anugrah Tuhan yang gratis itu.

Di dalam sana tidak ada orang yang ia nanti selain Winter yang tak kunjung muncul padahal kata adiknya Winter sedang berada di depan ruangannya tapi malah Jiheon yang datang dan hal tersebut membuatnya tidak senang. Selain karena itu adalah sosok yang mengganggu kekasihnya, Jeno juga kecewa karena yang ia harapkan hanyalah melihat Winter masuk.

Ia ingin melihat kekasihnya dalam keadaan sakit seperti sekarang. Dirinya ingin melihat bagaimana reaksi Winter setelah tahu penyakitnya, Jeno juga ingin mengucapkan terimakasih karena telah menyelamatkannya dan segera membawanya ke rumah sakit. Jika saja Winter tidak pergi ke apartement kala itu maka pastinya kondisi Jeno bisa lebih parah dari ini, selain itu juga lelaki tersebut ingin bertanya tentang alasan mengapa perempuannya datang kembali ke apartementnya, ditambah malam itu sedang turun hujan seingatnya hingga kemudian ia pingsan dan terbangun di rumah sakit ini.

"Winter mana dek?" tanya Jeno kepada Jisung dengan suara yang masih lemah.

"Hm? tadi di depan, barusan Winter nunna ngobrol sama Jiheon nunna" jelas Jisung dengan polosnya, tanpa tahu betapa jahatnya Jiheon kepada Winter, dimana kedua perempuan cantik ini juga bermusuhan dimanapun berada.

Mendengar penjelasan Jisung barusan, tentu Jeno langsung menaruh curiga pada Jiheon apalagi mengingat mulut temannya itu sangatlah tajam dan dapat menusuk ke hati Winter yang sebenarnya lembut. Lelaki yang sedang tidak sehat itu menatap tajam ke arah Jiheon. Namun sepertinya Jeno sudah memiliki firasat yang tidak baik, ia seperti sudah hafal kalau Jiheon dibiarkan bertemu dengan Winter maka ia juga bisa menebak apa yang terjadi setelahnya.

Tanpa pikir panjang bahkan tanpa memikirkan orang tuanya disana, memikirkan dirinya sendiri pula, lelaki anak kedua dari keluarga Lee itupun melepas alat bantu pernapasan itu dengan kasar, Jeno juga tak ingin membiarkan infus dan alat lain yang berada dilengannya menghalangi geraknya, karena ia ingin keluar menjemput Winter. Entah mengapa pikirannya langsung tertuju pada kekasihnya itu, yang pastinya sudah dicerca oleh Jiheon dan membuat Winter tidak kunjung masuk ke ruangannya.

Tapi meski begitu, Jeno juga berharap semua pemikirannya itu tidak terjadi. Ia ingin ketika kakinya menginjakkan kaki di luar ruangan, dirinya juga mendapati Winter berdiri disana, terdiam dan melamun seperti orang bodoh. Jeno lebih suka hal tersebut terjadi dibanding fakta yang terjadi selain itu.

Namun meskipun dicegah oleh papa dan mamanya, bahkan Jisung juga ikut mencoba menghalanginya keluar. Jeno dengan keras kepala yang sepertinya ia contoh dari Winter pun berhasil menerobos keluar, dengan beralaskan sandal rumah sakit yang lumayan hangat. Begitu Jeno keluar ruangan ia disambut oleh petir yang tiba-tiba bersuara kembali, hingga sedikit mengejutkannya ditambah sosok Winter tidak berada disana, tidak sesuai dengan harapannya.

Melihat itu Jeno pun kembali berjalan lebih cepat, walaupun harus tertatih karena keadaannya yang belum membaik secara maksimal, bahkan sebenarnya Jeno merasa agak pusing dan lemas ketika berada di dalam lift. Tetapi demi melihat kekasihnya yang mungkin bisa jadi salah paham dengan semua ini, ia pun bertekad dan mengabaikan semua rasa sakit yang menimpa tubuhnya. Karena saat ini ia merasa kehadiran Winter lebih berharga dari dirinya sendiri, ia tidak ingin membiarkan Winter pergi dengan pemikiran liar yang nantinya akan berdampak buruk pada hubungan mereka.

KISAH 2022 [JENO × WINTER] end 💨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang