Setelah seminggu lamanya dirawat dirumah sakit, akhirnya hari dimana dokter memperbolehkan Barcode pulang pun tiba. Berita ini tentu saja menjadi kabar yang menggembirakan untuk para abangnya.
"Sini nong, biar Abang bantu" Tong berniat menggandeng Barcode namun gesture yang ditunjukkan sang bontot malah sebaliknya, ia menolak keras di sentuh oleh pria itu.
"Nong~"
Tong merasa hatinya perih seperti diiris menggunakan silet secara perlahan, Barcode yang selalu bersikap manja kini jelas menolaknya untuk tidak di sentuh.
Merasakan alarm bahaya, Job beserta Bas segera mengamankan pria itu keluar sebelum para pasien terganggu karena tangis histerisnya.
Apo dan Build yang sedang membantu mengemasi barang-barang Barcode lantas saling berpandangan, sepertinya apa yang mereka pikirkan beneran terjadi.
Barcode ngambek.
.
Barcode yang ingin membuka pintu terinterupsi oleh Job yang lebih dulu meraih gagang pintu dan membukakan nya.
Senyum lebar itu tercetak jelas, begitu manis dan hangat namun tidak menggoyahkan hati Barcode barang secuil pun. Barcode bergeser kemudian membuka daun pintu lainnya, berlalu meninggalkan Job yang terluka karena diabaikan oleh si bungsu.
Tatapan nanar butuh penjelasan yang menuntut dilemparkannya ke Tong yang keadaannya bahkan lebih buruk. Mata sembab mulai membengkak dengan mood yang sepertinya benar benar hancur seolah awan hitam berpetir mengelilingi sekeliling kepala pria aktif dan suka cari masalah itu. Langkah gontainya masuk melewati tubuh tinggi Job dengan salah satu tangannya memegang sebuah boneka kecil kegemaran Barcode yang dibelinya saat bocah ngambek itu merayakan ultah yang ke 15.
Tong amat terluka, tak hanya hatinya yang sakit, namun jiwanya pun seolah mati sejak dia mendengar berita Barcode masuk rumah sakit dari Build. Ia yang panik tak lupa bergegas datang membawa boneka kesayangan Barcode dalam genggamannya itu untuk si bontot peluk seperti biasa, yang pada akhirnya malah menjadi awal mula rasa sakitnya. Adiknya itu menolak boneka kesayangannya hanya karna dibawa oleh Tong dan menyuruh Ta menyingkirkan benda itu dari hadapan Barcode.
Barcode juga hanya berbicara banyak pada Ta, selebihnya hanya diam dan sesekali meminta bantuan ke Bible maupun Build. Kalaupun ketigannya sedang tidak ada dalam pandangannya, Barcode akan tetap menunggu sampai salah satu dari mereka datang dan membantunya.
Job menghampiri Tong yang terkulai lemas bersandar pada sofa berbahan kulit di ruang keluarga mereka.
"Jangan mengajakku berbicara Job, aku lagi butuh waktu sendiri" ucap spontan Tong mencegah Job menanyainya perihal tingkah Barcode yang berubah dingin.
Lelehan air mata kembali turun dengan derasnya membasahi pipi Tong yang sudah merah, pria itu menangis tanpa suara menandakan bahwa dia amat sangat terluka.Melihat seorang Tong yang tidak pernah menunjukkan sisi lemahnya di hadapan orang lain kini menangis rapuh membuat Job ikutan menangis dengan kencang, melepaskan pertahanannya yang sejak tadi tertahan karena penasaran.
Keduanya menangis bersamaan, menumpahkan segala kesedihan masing-masing.
.
Langit diluar sudah menggelap namun Barcode tak kunjung keluar dari kamarnya meskipun hanya sekedar mengambil sebotol susu seperti yang dilakukannya pada hari hari sebelumnya.
kosong nya kursi Barcode yang terletak diseberang meja membuat Tong jadi tidak bernafsu menyantap makanannya berakhir hanya mengaduk-aduk sup didepannya itu dengan tatapan lurus ke tempat Barcode biasanya makan dengan lahap.
Kinn muak dengan situasi seperti ini, kesabarannya sudah sampai pada batasnya, berani sekali bocah seperti Barcode absen dari makan malam bersama yang sudah jadi list penting dalam kehidupan mereka. Jikalau tadi Jeff yang melakukan ini mungkin kinn tidak akan peduli karena bocah pembangkang itu tidak akan bisa diberitahu walaupun dengan bahasa binatang sekalipun.
Brak
Gebrakan keras kinn mengejutkan beberapa orang termasuk Tong yang kini memusatkan pandangannya ke kinn.
"Berani sekali bocah itu melewatkan jam makan malam bersama!!! Apa dia bosan hidup?!!!" Sinis kinn menyindir dengan suara yang keras berharap Barcode mendengarnya dari dalam sana.
"Tidak usah mengancam kalau kau juga salah satu bagian penyebab dari masalah ini" Jawab Bible tak kalah sinis.
"Maksudmu apa sialan?" Tanya kinn tak terima dengan ucapan Bible barusan yang mengatakan seolah olah dirinya bagian dari permainan kekanakan Tong.
Bible mendengus, meletakkan alat makan dengan sedikit tekanan lalu bangkit dari duduknya. Mata nya melihat sekilas kearah kinn kemudian pergi meninggalkan ruang makan.
Kinn yang memang mudah tersulut emosi tentu akan membuat perhitungan tapi upayanya dicegah oleh tangan Apo yang memegangi lengan kekarnya. Menggelengkan kepala dengan tatapan memohon agar tidak bertengkar.
Kinn yang luluhpun menyerah tapi sudah kehilangan nafsu makannya, memilih ikut pergi meninggalkan meja makan menyisakan Tong, Job, dan Bass yang saling membuang nafas lega juga Build yang masih asik mengunyah menatap ke Apo yang terlihat khawatir karena Mile belum menyentuh sedikitpun makanannya.
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/318343652-288-k565619.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bontot (Finish)
FanfictionCerita ini dilatar belakangi oleh author yang gemas akan 2 oknum yang semalam upload lagi bareng sambil karaokean naik mobil berdua doang di jam2nya orang lain lagi istirahat🤧 Yaaa walaupun aslinya buat ngerayain ✨legal day✨ si dedek yang udah masu...