PTSD (Extra Part)

121 13 0
                                    

Baru saja ia bahagia, baru saja ia ingin menikmati hidupnya dengan membawa sang adik kecil serta ibunya. Namun mengapa hal ini terjadi? Keluarga nya hancur saat ia sibuk membangun keluarga baru nya bersama Mile.

Hal buruk apa yang telah ia lakukan dulu sampai keluarga nya seolah mendapat karma seperti ini? Ayahnya buronan, ibu nya meninggal dan sekarang adiknya?

Apo sekali lagi menitikkan air mata begitu memandangi adiknya yang meringkuk dengan tubuh bergetar hebat.

Kejadian yang menimpa sang adik berhasil menorehkan trauma tersendiri untuk anak yang masih belia itu.

Elusan lembut ia rasakan di punggungnya, Mile tersenyum menenangkan. "Semua akan baik baik saja"
  

Apo juga ingin percaya itu. Semuanya akan baik baik saja, tapi ia juga tidak bisa menampik kebenaran bahwa dunia nya sedang berantakan sekarang.

Pria berkulit Tan itu sampai tak habis pikir dengan ibunya yang mampu menanggung semua penderitaan nya sendiri. Masalah sebesar ini sampai tak terendus olehnya... Atau karna dia yang sebenarnya terlalu abai dengan keluarga nya?
   

"Pergi... Pergi... Barcode kotor.... Kotor... Hiks... Code kotor..."

  

Hatinya teriris mendengar racauan sang adik. Ia tak berani mendekat, karna hasilnya malah tambah menyakiti hatinya. Kehadirannya di tolak, bukan hanya dia sebenarnya melainkan hampir semua orang terkecuali Jeff, sepupu dari suaminya.

Dari yang Apo dengar, pemuda itulah yang menemukan Barcode. Mungkin karna itu Jeff menjadi pengecualian.

Jeff yang sedang mengambil kan bubur semakin mempercepat langkahnya begitu mendengar bocah itu kembali histeris. "Barcode? Kau tidak apa apa? Hei lihat aku. Semuanya baik baik saja, kau aman. Tidak akan ada yang menyakitimu"
  

"Phi... Tolong usir mereka... Mereka ingin melecehkan Barcode... Barcode... Barcode" Bocah itu menangis sesegukan tak sanggup meneruskan kalimatnya.
  

"Hey tenang. Itu phi Us dia dokter, dia ingin memeriksamu. Dia tidak akan menyakiti Barcode na. Aku ada di sini, tidak akan ada yang menyakitimu lagi"

.
 

"Dia mengalami Post Traumatic Stress Disorder atau PTSD" Us menghela nafas panjang kemudian kembali menjelaskan karna tidak yakin dengan wajah wajah sok paham Jeff, Mile dan Apo.
  

"Seperti namanya, PTSD terjadi di karenakan kejadian yang di alami atau di lihatnya menjadi~~"
  

"Tidak usah berasa basi, kalau itu kami juga tau. Intinya bagaimana menyembuhkannya?" Potong Mile kesal karena di remehkan oleh sang dokter.

 
"Waktu dan kesabaran"
  

Bahu Apo merosot, apakah ini berarti dia tidak bisa mendekati sang adik dalam waktu dekat?

"Apa tidak ada cara lain yang lebih cepat?"

  

Us mengalihkan pandangannya ke arah Barcode yang tengah tertidur lelap setelah di beri obat tidur.

  
"Ada. Tapi...."
  

"Hais kau ini suka sekali berbelit belit ya, langsung katakan saja apa susahnya sih" Rasanya Jeff ingin menjambak rambut Us yang memiliki rambut tak kalah panjang dari nya itu.

Sabar Us sabar, resiko bekerja sebagai dokter pribadi orang kaya mah seperti itu. Ia sekali lagi menghembuskan nafasnya. "Hipnoterapi"
  

"Hipnotis?"
  

Us mengangguk membenarkan.
  

***

Bible berwajah masam. Ia tak menyukai Mile, tapi ia lebih tak menyukai rengekan dari sang istri.

Dengan tak berdaya ia mengiyakan permintaan Build yang berniat tinggal bersama sahabatnya Apo yang berarti ia juga akan seatap dengan sang rival, Mile.

Build dengan riang memgecup pipi suaminya sambil mengalungksn tangannya di leher Bible agar pria itu berhenti memasang wajah tertekan "Yeyyy. Terimakasih Bib"
  
 

"Hmmm"
  
 

"Maaf Bible aku tau kau dan Mile memiliki permusuhan, tapi aku benar-benar butuh bantuan kalian untuk menyembuhkan adikku"
    

"Psikiater sekaligus hipnoterapi nya mengatakan untuk menciptakan suasana dimana ia merasa di lindungi. Dan yang terpikirkan olehku hanyalah kalian, phi Tong dan anak buahnya serta beberapa teman gang ku dan build"

"Kalau bisa kau bawa juga adikmu Ta. Dia dan Barcode memiliki umur yang tak begitu jauh harusnya itu akan membantu Barcode beradaptasi dengan lingkungannya dengan cepat. Aku mohon na"
  

Build sekali lagi ikut menggoyangkan tangan Bible dengan manja agar prianya bisa setuju membawa ikut serta Ta.
  

"Hmmm" Bible sekali lagi berdehem mengiyakan kedua pria cantik itu.

Kedua sahabat itu berpegangan tangan senang karna mereka akan segera serumah, selain adiknya yang memiliki kesempatan untuk sembuh ia juga tidak akan kesepian lagi dengan orang-orang ini.
  

"Oh iya, apakah kau yakin dengan kamu tinggal di sana dapat membantu traumanya?" Tanya Build.
   

Apo tersenyum optimis. Dia awal nya juga skeptis namun setelah mendengar penjelasan dari psikiater itu akhirnya dapat meyakinkannya. "Kita akan memanipulasi ingatan Barcode dengan metode hipnotis"
   

Build menggaruk tengkuk nya kebingungan. "Psikiater nya akan menggunakan metode sugesti melalu hipnotis. Dari yang kupahami, Barcode hanya akan tau bahwa sedari awal kita sudah tinggal bersama. Kita menyayangi nya dan tak pernah ada hal buruk yang menimpanya"
  

"Karna itulah, semakin banyak orang yang bergabung, Barcode akan semakin merasa terlindungi dan bayang bayang itu tidak akan pernah muncul lagi, kalaupun muncul itu hanya akan menjadi mimpi samar baginya" Build mengangguk mengerti, sedang Bible berpura-pura fokus pada iPad nya.
 

Mendengar cerita Apo, Bible yang semula setengah hati menjadi terenyuh. Bagaimana tidak jika sosok sekecil itu sudah menanggung penderitaan yang begitu besar hingga menyebabkannya trauma bahkan kepada kakak kandung nya sendiri.

Diam diam ia bertekad untuk ikut melindungi Barcode sepenuh hati. Ia ingin ikut menciptakan dunia dimana anak itu akan terus bahagia tanpa khawatir akan ada yang menyakitinya.

  

***

Sengaja di sini gejala traumanya ga di tonjolin karna emang mau fokus ke cerita dimana mereka semua bisa kumpul.

Di sini juga udah terjawab kan kenapa Bible di part part awal overprotective sama barcode sampai org serumah di marahin sama dia karna ngerjain barcode yg ultah.

Bontot (Finish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang