Part 10

1.1K 120 16
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Ashel sudah selesai membereskan barang-barangnya dan Marsha, masih sibuk sendiri.

"Sha, aku kantin dulu, ya. Haus." Marsha hanya mengangguk sebagai jawaban.

Saat tubuh Ashel sudah menghilang menuju kantin, Azizi yang kebetulan melewati kelas Marsha jadi menghentikan langkahnya saat melihat sang adik masih berada di dalam kelasnya.

"Eh, ada Matchaaa." Monolognya. "Shaaaa, kok sendirian. Ashel mana?"

Marsha mendongak dan memberikan senyum tipisnya pada Azizi. "Kantin."

"Dia gak ninggalin kamu buat pacaran sama si Aldo itu, 'kan?"

"Enggak, kok." Jawab Marsha dengan sebuah gelengan.

Azizi lalu duduk di depan bangku Marsha yang sudah kosong. Matanya tak lepas dari wajah cantik sang adik, senyumnya bahkan terus terukir. Menyadari ditatap seperti itu, Marsha balik menatap Azizi.

"Kenapa?"

Azizi menggeleng lemah. "Gak," balasnya. "Sha, nanti sore mau main bareng, gak?"

"Main apa?"

"Basket. Aku mau ajarin kamu hal yang lainnya."

Marsha terdiam sejenak. "Emangnya kamu gak cape tadi udah main basket?"

"Aku? Aku mah mana ada capeknya. Apa itu capek?" Jawab Azizi songong.

"Sombong banget." 

Azizi jadi tertawa mendengar reaksi Marsha. "Jadi, mau gak?"

Marsha nampak berpikir. "Mau aja, sih. Tapi, aku pengen belajar hal lain sama kamu."

"Belajar apa?"

"Main game."

"Main game?" Tanya Azizi dengan penuh penekanan yang diangguki Marsha. "Aku gak salah denger, nih?"

"Gak. Aku pengen bisa nemenin kamu main. Boleh, kan?"

"Boleh aja, sih." Melihat wajah Marsha yang memohon dengan gemas, tidak mungkin Azizi tega menolak. "Ya udah, nanti di rumah aku ajarin." Lanjutnya.

"Makasih, Kak."

"Shaaaa, udah belom?" Itu Ashel berteriak dari luar kelas. Ashel langsung mengerutkan keningnya saat melihat Azizi di dalam ruang kelasnya. "Zee? Ngapain lo di sini?"

"Nyamperin Marsha."

"Ngapain??" Ashel langsung mendekati keduanya. "Sana keluar." Usirnya.

"Kenapa sih, Shel?"

"Keluar, gak?!" Tegasnya. "Nanti kalo ada yang ngeliat jadi ribet."

"Siapa juga yang ngeliatin? Udah pada pulang, kok."

"Gak usah banyak cincong deh, Zee." Ashel memegang seragam Azizi, berusaha menariknya. "Keluar udah ah, sana. Nanti kalo mau jailin Marsha di rumah aja."

"Lah, siapa-"

"Berisik. Udah ah, sana!"

"Ck, ah. Ya udah aku keluar dulu ya, Sha. Keburu ada yang berubah jadi naga." Pamit Azizi.

"Keluar!!"

"Iya, iya. Bawel banget." Sebelum benar-benar keluar dan pergi, Azizi menyempatkan melambaikan tangannya pada Marsha.

Ashel menolakkan pinggangnya kesal dan menatap Marsha setelah kepergian Azizi. Kenapa sih kakak-beradik itu susah sekali diberi tahu olehnya?

"Kamu juga udah aku bilang jangan deketin Azizi di sekolah. Kenapa, sih?"

Triplets Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang