Side Story 3 - Muthe's POV

863 73 19
                                    

Kali ini, aku, Mumuchan atau yang kalian lebih kenal sebagai Muthe yang akan menceritakan kisahku dengan sayangku, Christian.

Aku gak tahu, sih. Apa ada yang penasaran atau enggak dengan awal mula hubungan kami, tapi kalau kalian penasaran aku akan berbaik hati menceritakannya.

Sebelum memulai dari awal, aku akan memberitahu kalian sesuatu. Sejujurnya sampe detik aku menceritakan hal ini, aku sendiri terkadang masih enggak percaya kalau aku dan sayangku Christian itu udah berpacaran. Pasalnya kadang kami enggak terlihat seperti orang yang berpacaran. Christian bahkan enggak pernah menunjukkan sikap sebagaimana pasangan pada umumnya. Apa aku saja yang enggak tahu pacaran itu seperti apa?

Lucunya, walau seperti ini, enggak cuman Kak Chika dan Azizi yang tahu kami berpacaran, tapi satu sekolah juga tahu. Tapi, enggak ada yang tahu kapan kami mulai berpacaran.

Hahahaha.

Jangankan kalian, aku aja juga enggak tahu.

Aku enggak bercanda, kok. Semua terjadi dan berjalan dengan mengalir begitu saja, dan kisah ini benar-benar berawal dari Hari Pertama menginjakkan kaki di sekolah.

Kita kembali ke beberapa bulan lalu. Aku dengan seragam Putih-Biru khas Sekolah Menengah Pertama Negeri, rambut dikuncir dua sedang mengecek kembali barang-barang yang aku bawa di depan lobi utama sekolah.

"Udah semua kayaknya."

Sebelum aku sempat menutup tas, seseorang menabrakku. Enggak sampai jatoh tapi dia tetap berhenti untuk menoleh padaku.

"Ah, maaf-maaf."

Ya, itu Christian. Wajah kekanakannya sangat menggemaskan. Ia berlalu setelah mengucapkan kata maaf. Aku hanya terdiam memandanginya. Minder melihatnya kala itu. Bagaimana enggak minder, Christian saat itu mengenakan seragam sekolah swasta yang dari pakaiannya saja sudah terlihat mahal. Sempat membuat aku gak percaya diri untuk sekolah di sini.

Huhuhu.

Walau begitu, aku harus tetap melanjutkan Masa Orientasi Siswa. Hari pertama diisi oleh Upacara penyambutan Siswa-Siswi baru, Perkenalan para anggota OSIS yang juga panitia MOS, dan pembagian kelompok.

Aku benar-benar terkejut saat ternyata aku dan Christian ternyata ada di satu kelompok yang sama. Aku enggak tahu sih, apa saat itu dia sadar dan mengenaliku atau enggak, tapi aku jelas sadar.

Jangan kalian pikir aku sudah menyukainya dari pandangan pertama, belum kok. Aku sadar karena penampilan Christian memang cukup mencolok diantara siswa-siswi di kelompokku ini. Bukan hanya karena seragamnya yang berbeda sendiri, tapi karena tubuhnya yang tinggi dan wajahnya yang putih juga membuatnya mudah menjadi pusat perhatian. 

Hmm, aku kok jadi malah terlihat sudah memperhatikannya dari awal, ya?

Seseorang mengangkat tangannya dengan percaya diri saat Kakak OSIS pengawas kelompok kami bertanya tentang ketua kelompok. Berbeda dengan wajah Christian yang polos, wajahnya sangat tengil, ya kalian tahu 'kan itu siapa.

"Oke, Azizi. Kamu ketuanya. Lalu wakilnya?"

"Dia, Kak." Azizi seenaknya menunjuk Christian.

Kalian harus lihat, wajah Christian yang kaget dan plonga-plongo saat ditunjuk itu benar-benar lucu. Kalau kalian bertanya bagaimana keduanya bisa dekat, mungkin berawal dari hal ini.

Azizi mengarahkan kelompok kami untuk saling memperkenalkan diri, lalu mengajak berdiskusi nama kelompok dan lagu yel kami, karena hari terakhir nanti hal itu akan dipertunjukan di depan semua murid. Para siswi lebih banyak mendengarkan, membiarkan para lelaki mendominasi. Akupun juga begitu. Cuaca yang panas dan dibiarkannya kami berjemur seharian di lapangan membuat otakku enggak sanggup berpikir.

Triplets Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang