Chapter 7

641 88 6
                                    

Sebelumnya...

"Ada apa sebenarnya, Phet? Apa kau sedang tertimpa masalah besar?" giliran Kan yang bertanya.

"Ah... Sebenarnya aku tidak suka seperti ini, tapi jujur sekarang aku benar-benar butuh bantuan kalian berdua phi."

.

.

Fall For You - VegasPete FF

Chapter 7

==================================================================

3rd POV

"Apa ini menyangkut bisnis tembakau yang ada di wilayah bangkok?" dengan ragu-ragu dan sedikit berat hati Phet pun mengangguk kaku. Ia sebenarnya tidak mau mengakui bisnis yang ia jalani sekarang sedang berada di ujung tanduk. Hal ini diakibatkan oleh beberapa investor rekan kerjanya yang mengkhianati janji mereka kepada perusahan Phet, ah maksudnya milik Theerapanyakul.

Kalian tidak salah dengar. Memang pada awalnya bisnis tembakau dan beberapa jenis alkohol ini milik keluarga Phet, namun karena satu dua hal ayah Phet tidak bisa meneruskan lagi dan ia pun memutuskan untuk meminta bantuan kepada Theerapanyakul. Meskipun sudah ganti kepemilikan, Phet yang menjadi bos bisnis ini karena ia adalah teman masa sekolah Korn dan Kan, bahkan mereka selalu ada di satu kelas yang sama. Maka dari itu ia dipercaya untuk tetap meneruskan bisnis distribusi tembakau tersebut.

Korn menyeruput teh yang dihidangkan oleh Phet tadi, sementara Kan hanya menatap lurus ke arah berkas yang tergeletak di sebelah nampan. Setelah meletakkan cangkir ke tempat semula, Korn mengambil berkas tersebut dan membacanya sekilas. Phet sendiri sudah berkeringat dingin dari tadi, menunggu jawaban dari dua orang pemilik bisnis saat ini.

"Ehem, Apa... Ini memang kesalahan murni dari pihak luar, Phet?" tanya Korn yang membuat Kan membulatkan matanya seketika lalu menepuk pelan tangannya seakan berkata 'Oh, Korn aku mohon jangan memulai perdebatan.'

Phet yang mendengar perkataan tadi semakin membuat tubuhnya menegang. Seketika lidahnya kelu, tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Kan mencoba mencairkan suasana dengan sedikit menghibur Phet. Namun Korn menyela dan jika dilihat malah semakin menyudutkan Phet.

"Dari awal kau sadar kan? Bisnis ini memiliki banyak resiko, tapi memang peluang pasarnya sangat luas. Sangat besar juga kemungkinan untuk mafia lain bekerja sama denganmu,"

"Anu... Phi aku tahu bisnis ini dari awal mempunyai resiko yang tinggi, tapi aku tidak mengira kalau klan queen's akan mengkhianati janji mereka."

"Hmm apa kau tidak tahu kalau sebelumnya ayahmu juga pernah mengalami hal serupa? Bukankah seharusnya sekarang kau memperbaiki kesalahan itu?"

"Korn, sudah cukup. Kurasa kau terlalu berlebihan. Ini bukan saatnya untuk membahas hal itu lagi," lerai Kan mencoba sedikit menenangkan Korn yang tiba-tiba menyudutkan adik angkatnya sendiri.

"Apa terlalu terbawa suasana ya? Ah maaf, aku tidak bermaksud."

"Aa, aah.. tidak apa-apa phi. Mungkin aku saja yang terlalu memaksa dan tidak berpikir dua kali atas tindakanku. Umm... Baiklah pertemuan kita sampai disini dulu phi, kebetulan aku juga setelah ini ada rapat bersama client,"

Setelah mengatakan itu, Phet izin pamit kembali ke perusahaan kepada Korn dan Kan. Sementara Kan hanya mengirimkan tatapan kesal kepada Korn karena telah membuat suasana tadi benar-benar tegang dan canggung.

"Apa? Kau mau menyalahkan ku? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya,"

"Apa kau tidak punya perasaan? Jangan mengungkit kembali cerita dulu yang berhubungan dengan keluarga Phet. Bukankah ayah sendiri yang mempercayakan agar Phet tetap melanjutkan bisnis itu?"

"Kan, lebih baik kau jangan terlalu percaya kepadanya meski dia sudah kita anggap sebagai adik sendiri," mendengar jawaban itu Kan hanya menggelengkan kepala. Ia tak habis pikir dengan sikap Korn saat ini. Mengapa kakaknya ini banyak berubah setelah ayah mereka memberikan kuasa penuh kepada Phet.

.

.

Pete POV

Aku masih berusaha mencapai pintu keluar yang sekiranya aman dan bisa dilalui. Ruangan sudah dipenuhi asap dan api menjalar kemana-mana. Vegas sendiri sudah terbatuk yang kesekian kalinya, hampir benar-benar kehabisan napas. Aku seketika teringat dengan sapu tangan yang ada di dalam jas. Segera kucari sisa air mineral yang ada di dalam botol atau gelas yang tersisa lalu membasahi sapu tangan tersebut. Setelah cukup basah, aku pun memberikan sapu tangan itu kepada Vegas agar ia menutup hidungnya.

"Khun Vegas, tutup hidung anda dengan ini. Setidaknya anda tidak terlalu sesak saat bernapas," Vegas menarik sapu tangan itu tanpa menjawab dari tanganku.

"Apa kau yakin kita bisa keluar dari sini?" tanya Vegas sambil berusaha melihat sekeliling barangkali ia menemukan jalan lain.

"Kita pasti bisa keluar dari sini tuan, percayalah padaku," ucapku berusaha meyakinkan Vegas karena sedari tadi ia sudah sangat terlihat cemas.

"Kenapa kau menolongku? Bukankah keluarga utama menganggap keluarga minor sebagai rival?" aku tidak menjawab karena memang tidak bisa mendengar jelas apa yang Vegas ucapkan. Suara kobaran api dan beberapa puing-puing barang yang jatuh terbakar membuat keadaan sekitar benar-benar gaduh ditambah hawa panas yang semakin mencekam. Yang pasti aku hanya paham ia bertanya kenapa aku menolongnya.

Karena sayang sekali jika jas mahal yang kau pakai itu sampai terbakar, bodoh! Lagipula aku tidak ingin mati muda konyol seperti ini, apalagi dengan keluarga minor. Bisa-bisa arwahku tidak tenang karena kau selalu menyalahkan aku di neraka. -Hati kecilku berkata bukan yang sebenarnya.

"Khun Vegas, aku menemukan jalan keluar! Untuk pertanyaan tadi nanti akan saya jawab, anggap saja kita seimbang," tanpa pikir panjang aku segera menarik lengannya menuju pintu kecil itu. Dan syukurlah, kami akhirnya bisa keluar dari ruangan yang sudah seperti neraka.

Setelah aku dan Vegas keluar, kami sudah berada di sebuah gang kecil yang entah menembus ke daerah mana. Masih ku genggam pergelangan tangan Vegas hingga beberapa meter agak jauh dari tempat terbakarnya hotel itu. Tapi tidak lama dari itu, entah kenapa mataku menjadi sangat berat dan napasku sesak sekali. Semua berubah menjadi gelap. Aku hanya mendengar Khun Vegas meneriaki namaku. Namun tidak ada respon yang bisa aku berikan. Hanya sesak yang seakan-akan semua oksigen dipaksa keluar oleh malaikat maut.

Ya Tuhan, apa ini memang sudah waktunya?

Pete...
Pete, bangun! Apa kau baik-baik saja?
PETE!

.

.

Khun Macau, saya berhasil melacak posisi Khun Vegas dari sinyal handphonenya yang sudah aktif kembali.

Bagus, Nop. Tolong segera selamatkan hia! Aku akan menyusul kesana.

Baik, tuan.

.

.

To be continue

=======================================

Maap update nya malem banget 😭😭 tiba-tiba ada tugas PPT yang mepet deadline 🤡
Semoga suka dan terima kasih udah mau terus nungguin update-an dari cerita gaje ini huhu 🥲🥲

Hope you all always healthy! 💙❤️

Fall For You - VegasPete Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang