Sudah seminggu semenjak pertunangan Ara dan Alex tersebar, belum ada seorang pun yang berani melabrak Ara bukan karna tak mau tapi tak memiliki nyali dan kesempatan karna ada Febbi, Darren, Gibran dan Dessica, belum lagi nama Alex menyandang sebagai tunangannya yasudahlah, mana ada anak sekolahan Taruna yang berani mengacah Ara, dan ia bersyukur untuk itu.
Ara juga masih tinggal di rumahnya meskipun papanya menyuruhnya untuk tinggal bersama Alex tentu saja baik Alex dan Ara sama-sama menolak. Kalau hanya Ara yang menolak bisa dipastikan 100% bahwa mereka akan tinggal bersama namun Alex juga menolak dan baik papa Johan maupun Doni tak ada yang bisa memaksa dengan ancaman Alex bisa saja membatalkan pernikahan mereka kelak.
"Lex lo mesti anterin Ara pergi kerja kelompok. Gue sama yang lain nggak bisa." Febbi berucap begitu mereka berkumpul di kantin.
"Nggak apa Feb, gue bisa sendiri." Ara masih tak enakan karna selama ini memang kemana pun Ara pergi maka akan ditemani salah satu dari mereka, untuk berjaga-jaga karna Ara adalah sasaran empuk bagi siapa saja yang pernah berurusan dengan Alex belum lagi ada Azka yang masih belum menampakkan batang hidungnya.
"Nggak, nggak, pokoknya lo cuma boleh pergi kalo dianter sama kita orang." Darren yang memperingati Ara.
Alex tak merespon sama sekali perintah dari Febbi semakin membuat Ara tak enak hati. Ara tentu tau jelas bahwa Alex tak menyukainya sedikit pun, belum lagi semua orang sudah tau tentang pertunangan mereka dan tentunya itu menjadi beban bagi seorang Alex yang sebelumnya pun sudah menganggap Ara beban.
"Lex, lo nggak punya alasan buat nolak, kalo kita orang nggak ada urusan juga kita yang bakal nganterin Ara." Gibran mengekuarkan suaranya.
"Hm." Alex berdehem setelah diam selama beberapa menit hampir saja Febbi mengeluarkan tanduknya jika Alex masih diam ataupun menolak.
"Lo juga mesti jemput dia, ngerti?" Alex adalah ketua Axe namun jika dilihat sekarang sepertinya tahta seorang Febbi lebih tinggi dari Alex karna ia dengan mudahnya memberikan perintah yang tak bisa Alex tolak.
Dan disinilah Ara, masih dikelasnya bersama dengan Febbi menunggu jemputan dari Darren dan Alex, yah setiap pulang sekolah Darren yang akan menghampiri Febbi untuk pulang bersama.
"Lo ada nomor Alex kan? Entar lo hubungi dia kalo lo dah mau balik, santai Ra, temen sekelas kita nggak bakal macem-macem kok, udah gue peringatin juga tadi." Ujar Febbi.
Ara menggelengkan kepala menandakan bahwa ia tak memiliki nomor Alex.
"Loh? Gimana sih masa nggak punya nomor tunangan. Nih." Febbi langsung mengirimkan nomor Alex melalui whatsapp.
"Thank you Feb." pelan sekali suara Ara.
"Sans, pokoknya hubungi Alex kalo udah mau balik okay, sorry gue nggak bisa nganterin lo."
"Nggak apa Feb, justru gue malu udah ngerepotin lo orang."
"Duh, kayak sama siapa aja, sans Ra."
Tak lama setelah itu Darren sudah menghampiri keduanya dengan suara hebohnya memanggil Febbi sedangkan Alex hanya berdiri didepan pintu kelas 11 IPA 1.
Febbi dan Darren pun berpegangan tangan sambil berjalan keluar dari kelas menuju parkiran sedangkan Ara berjalan dibelakang mereka dengan Alex yang berjalan dibelakang Ara.
Febbi kembali mengingatkan Alex untuk mengantar jemput Ara sebelum mobil Darren keluar dari parkiran.
Ara menaiki mobil G-class milik Alex setelah melihat pria itu memasuki mobilnya. Dengan pasti Ara memakai seatbelt-nya.
"Dimana?"
"Ha? Oh di perpus kota." Sahut Ara saat menyadari pertanyaan Alex.
Tanpa merespon dengan kata-kata, Alex langsung menjalankan mobilnya, butuh waktu 15 menit untuk mereka sampai diperpus kota dan selama itu juga tak ada percakapan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond - VRENE (lokal) - END
Novela Juvenil"Gue nggak pernah suka sama lo, jadi jangan berharap banyak sama pertunangan ini."