S I X T E E N

564 84 20
                                    

Kabar berhembus dengan sangat cepat mengenai Ara di-bully oleh Queenbee dan langsung berhadapan dengan Alex, begitu juga dengan bu Anastashia, Alex benar-benar menunjukkan pada semua orang bahwa tak ada seorang pun yang bisa menyentuh Ara atau akan berurusan langsung dengannya.

Tentu saja hal itu membuat seluruh anak Taruna benar-benar tak berani mendekati Ara, sebenci dan setaksuka apapun mereka pada Ara, mereka hanya akan menjaga jarak, mereka masih sayang dengan nyawa mereka, terlebih Ara dilindungi oleh Alex, Febbi, Darren, Gibran dan Dessica, tidak ada manusia yang cukup bodoh mau mencelakai Ara lagi setelah kejadian ini.

Namun sepertinya hal itu juga sampai ke telinga para musuh Alexander, mereka justru menganggap Ara adalah kelemahan Alex, namun mereka masih belum mendapatkan kesempatan yang tepat untuk menjadikan Ara umpan bagi seorang Alex.

Alex tak pernah membiarkan Ara pergi kemana-mana sendiri, selalu ada dia yang menemaninya dan beruntungnya Ara bukanlah wanita yang suka keluyuran. Bahkan jika Alex dan yang lainnya harus latihan basket untuk turnamen pun Ara, Dessica dan Febbi akan menunggu disekolah setelah itu barulah mereka pulang, jadi benar-benar tak ada kesempatan bagi siapapun untuk mendekati Ara. Dimana ada Ara disitu ada Alex begitu juga sebaliknya.

Namun ada satu hal yang membuat Ara tak enak, pandangan bu Anastashia padanya, wanita 30 tahun itu terlihat sangat membenci Ara, Ara tak nyaman namun ia juga tak mengatakan apapun karna pada dasarnya guru itu hanya memandang Ara tanpa melakukan sesuatu yang buruk.

Seperti saat mengajar ini, tatapan bu Anastashia sangat sinis dan tajam pada Ara padahal Ara tak merasa melakukan kesalahan pada guru ini, mungkin guru ini masih tak suka dengan perlakuan Alex padanya karna membela Ara, maka dari itu Ara hanya berusaha untuk tak memperdulikan tatapan guru itu padanya.

"Eh, eh, gue rasa kayaknya bu Anastashia tuh masih benci banget sama lo deh Ra." Ujar Febbi saat mereka tengah berkumpul dikantin dan tentu saja perkataan Febbi menarik perhatian kelimanya.

"Gegara apa?" Darren yang bertanya pada kekasihnya.

"Mungkin karna si Alex waktu itu kali." Sahut Dessica.

"Anjir itu udah 1 bulan yang lalu kali." Omel Gibran.

"Ya siapa tau, dia pasti mikir Ara spesial banget bagi seorang Alex, sampe Alex dengan mudahnya ngancem dia, lo lupa kalo guru itu killer? Anjir tatapannya aja nyeremin sih, nggak kebayang gimana Ara ditatap gitu tiap kali jumpa." Oceh Febbi.

"Lo mau gue bilangi guru itu?" Tanya Alex yang ditujukan pada Ara tentu saja Ara menggeleng dengan cepat.

"Nggak, nggak, nggak, nanti urusannya makin panjang, lagian bu Anastashia cuma natap kok." Cicit Ara.

"Tapi emang bener sih, guru itu killer gila, kalo dia masuk tuh kayak dineraka dah." Tambah Dessica.

"Beruntung aja kita anak IPS." Sahut Darren yang sudah tos ria dengan Gibran.

"Lo nggak bisa ngomongin guru itu Lex, entar yang ada si Ara makin tersiksa kalo lo omongin tuh guru, lo kan sama Ara beda kelas, gue aja yang sekelas sama Ara pengen banget gue colokin tuh mata bu Anas, tapi mah gue tahan." Omel Febbi yang diangguki yang lainnya namun tidak bagi Alex, pria itu menatap Ara yang duduk dihadapannya, Ara yang merasa diperhatikan pun ikut menatap Alex, keduanya menatap dalam diam.

"Pandang-pandangan teros, tuh nasi goreng dah dilalerin bos." Omel Gibran.


------

Tak terasa turnamen basket sudah didepan mata. Arabelle, Dessica dan Febbi tentu langsung ke gor untuk melihat pertandingan kekasih mereka bersama para supporters yang lainnya, kedatangan mereka bertiga membuat seisi gor terpukau, terlebih Ara, karna sejujurnya mereka memang telah menanti kedatangan Ara, ingin melihat secantik apa tunangan dari seorang Alex.

Beyond - VRENE (lokal) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang