Flashback off(Kembali kecerita awal yaa, flashback kemarin cuman sekilas masalalu)
Warning, sensitive content, mohon bijak yaa, sedikit menyinggung ke HS
Jeno berjalan gontai sudah bisa dipastikan tempat apa yang akan ia tuju setelah meelwati beberapa anak tangga kini kakinya melangkah menuju kamar yang terletak disisi kanan lantai dua dekat dengan ruangan pribadi miliknya. Ia menatap sekitar saat keadaan terkondisikan ia membuka pintu teramat pelan bahkan sang pemilik kamarpun tak mengetahui kehadiranya.
Jeno mendekat ke arah Jaemin yang berdiri tegak di depan jendela, angin malam berhembus kencang bintang bersinar terang, Jaemin nampak melamun memandangi keluar Jendela, Jeno menyematkan selimut di tubuh Jaemin kemudian merangkul pundak gadis itu, Jaemin tak memperdulikan kehadiran Jeno, tak terasa hampir tiga bulan sudah ia menjadi dokter pribadi Renjun dan selalu berada disisi gadis itu.
Jeno bergerak ingin menutup jendela kamar namun Jaemin menghentikan hal itu dengan secara paksa Jeno kokoh menuutp jendela membuat Jaemin kesal dan menatapnya penuh amarah.
"Besok jadwal mu ke Rumah Sakit" ujar Jeno
Jaemin mencibik kesal menjatuhkan selimut yang tadi menghangatinya ke lantai ia berbalik menuju tempat tidur, hampir selangkah lagi ia aka menyentuh kasur nya namun pelukan hangat dari belakang menyapa.
"Jeno, hentikan" lirih Jaemin
"Happy Birthday Na Jaemin" bisik Jeno kemudian memasangkan kalung berbentuk bintang dan bulan sabit yang menyatu indah, Jaemin menggapai kalung yang kini bertengger manis di lehernya, ia kira malam ini akan merayakan hari kelahiranya seorang diri tetapi Jeno mengingatnya dan merayakan bersamanya.
Jaemin berbalik menatap Jeno. "terima kasih, Jeno" ujar nya
Tak ada pelukan tak ada ciuman yang mereka lakukan hanya saling pandang dan bertukar senyum!!!
Mereka berdua duduk bersama di sisi ranjang Jaemin berdoa mengucap segala harapan dan keinginannya, Jeno bantu mengaminkan apapun doa Jaemin asalkan gadis itu selalu tersenyum.
Jaemin menjatuhkan kepalanya di pundak jeno membiarkan lelaki itu mengusap punggungnya pelan dan rasanya selalu hangat dan menyenangkan membuat mata Jaemin kini memberat dan terpejam sempurna.
Jeno membaringkan Jaemin menyelimutnya dengan sempurna sebelum ia pergi Jeno duduk memandnagi wajah Jaemin yang begitu damai, Jeno mengusap wajah yang terelihat letih beberapa hari ini bahkan siang tadi Jaemin terluka. Jeno menyematkan ciuman ringan di kening Jaemin merapikan rambut-rambut halus yang menyentuh mata Jaemin.
"Na Jaemin, terima kasih sudah lahir ke dunia ini, terima kasih untuk selalu berada di sampingku, terima kasih sudah datang di kehidupan ku, kedepanya ayo lebih banyak tersenyum dan bahagia, Jaemin maafkan aku yang belum bisa melepaskanmu sepenuhnya" bisiknya pelan kemudian berlalu meninggalkan Jaemin seoang diri ternyata Jaemin tak tertidur dia hanya berpura-pura.
Jaemin meringkuh ia menanggis pelan sulit sekali keadaanya secara tidak langsung kini Jaemin menjadi wanita jahat bahkan hati dan pikirannya tak sejalan ia ingin mengabaikan Jeno tetapi hatinya berkata lain bahkan ia juga tak bisa lepas dari lelaki itu. "Bunda, Jamein tidak kuat lagi, Jaemin mau pergi dari sini" lirih nya
Keesokan paginya Jaemin terkejut karena melihat meja makan penuh dengan hidangan rumah ditengahnya pun ada sup rumput laut serta telur gulung kesukaannya, Jaemin mengedarkan pandangan tidak ada siapapun disana.
"Happy Birthday to you...Happy birthday to you" suara yang begitu manis menyapa telinga Jaemin di pagi hari
Renjun datang dengan satu kue putih dengan hiasan minimalis buah-buahan dan ukiran nama Jaemin disana, Jaemin menutup mulutnya tak percaya, Renjun nampak begitu cantik hanya dengan memakai dress putih selutut ditambah lagi perutnya kini kian membesar membuatnya terliihat lebih menggemaskan, Renjun berdiri dihadapan Jaemin menyelesaikan nyanyiannya kemudian memita Jaemin untuk membuat permohonan setelah itu meniup lilin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Love And Friendship (Noren & Nomin)
FanfictionAntara Cinta dan Persahabatan Apa yang akan kau pilih ? . . . " Jika kau memilih cinta maka kau akan kehilangan sahabatmu dan jika kau memilih sahabatmu maka kau akan kehilangan Cinta mu" Na Jaemin . . . "Terkadang demi cinta kita harus merelakan ke...