Chapter 19

1.5K 105 74
                                    

Haechan tertegun disamping Jaemin yang belum juga sadar, operasi telah selesai seminggu yang lalu Haechan lakukan hanya dengan beberapa perawat dan rekan terpercaya saja agar rahasia Jaemin tetaplah menjadi Rahasi, entah terbuat dari apa hati gadis ini hingga dengan tabahnya dia menerima semua perlakuan semesta yang tak adil, Haechan yang membayangkan saja tak sanggup apalagi menjalaninya.

Seminggu sudah baik Jaemin ataupun Renjun melewati masa kritis bersama, Haechan melihat keadaan Jeno juga sama hancurnya lelaki itu sibuk bolak-balik dari ruangan Renjun dan mengurus administrasi lainnya untuk urusan kantor Jeno meminta bantuan Mark sementara.

"J-jangan pergi"

Haechan menyeka air matanya ia meraih tangan Jaemin kemudian menyeka air mata Jaemin yang menanggis dalam tidurnya, ingin sekali Haechan menarik Jeno dan menghukumnya saat ini juga, mengapa lelaki seperti Jeno bisa mendapatkan dua wanita yang begitu baik ini.

"Nana" lirih Haechan namun gadis ini enggan untuk membuka matanya

Haechan mengambil handphone nya mengetikkan sesuatu disana air matanya turun deras tak mampu ia bendung

tok...tok...tok

Pintu ruangan diketuk Haechan membuka kunci dan menyuruh seseorang yang masih terdiam didepan pintu untuk masuk. "puaskah kau setelah membuat Jaemin seperti ini Tuan Lee Jeno?" tanya Haechan dengan wajah merah padam menahan amarahnya

Jeno masuk kedalam ruangan menyaksikan keadaan Jaemin yang memprihatikan tubuhnya lemah tangannya terpasang beberapa jarum. Jeno tak mengetahui hal ini yang pasti sudah seminggu Jeno tak mendapati keberadaan Jaemin dan rupanya inilah alasannya.

"Entah apa kesalahan yang terjadi dimasa lalu sehingga Jaemin harus merasakan semua penderitaan ini" tutur Haechan lagi berbalik membelakangi Jeno yang mengusap tangan Jaemin menanggis dihadapan gadis yang tak membuka matanya ini.

"Jaemin kehilangan anaknya— bukan lebih tepatnya anak kalian berdua, Jaemin mengalami pendarahan awalnya aku berpikir mudah bagiku untuk menyelamatkan janinnya namun tak bisa darah terus keluar dan tak ada pilihan lain selain—" Haechan tak mampu melanjutkan kalimatnya ia tak sanggup melihat ekspresi Jaemin saat mengetahui berita ini.

"Jaemin berhasil menyelamatkan istri dan anakmu, tapi dia—" sudah Haechan tak mampu lagi ia memilih keluar dari ruangan itu mencoba berlari secepat mungkin, Jaemin bodoh seharusnya ia menanggis dan marah dengan semua keadaan ini supaya semua orang tahu bahwa ia juga manusia ia tidak baik-baik saja, Jaemin sangat bodoh menyiksa dirinya untuk memakai topeng yang berlapis

Jeno duduk disamping Jaemin hatinya juga hancur melihat gadis yang ia jaga sejak kecil terluka bahkan penyebab lukanya ini adalah dirinya sendiri. "Na, mungkin kata maafku tak cukup untuk mu tapi aku juga bingung aku tak bisa jika tanpa mu namun kembali lagi kau selalu bilang bahwa Renjun lebih membutuhkan diriku, aku tak menampik semua ini aku juga menyayangi Renjun tapi cintaku untuk mu" tutur Jeno lemah disamping Jaemin yang masih terlelap

Jeno menunduk ia menanggis keputusan bulat sudah ia tetapkan tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mengakhiri semua ini ia tak ingin menjadi lelaki yang tak bertanggung jawab.

"J-jeno"

Jeno mengangkat wajahnya mengadapati Jaemin yang masih setengah sadar
Mata Jaemin terbuka pandangan itu kosong menatap langit-langit rumah sakit bibirnya lirih berucap sesuatu dan terisak pelan, Jeno takut ia berdoa sekuat tenaga memohon agar gadis ini baik-baik saja.

"J-jeno a-aku k-kehilangannya, a-anakku diambil kembali oleh Tuhan, J-jeno apa yang harus ku lakukan hikss...hikss...hikss" Jaemin menanggis histeris, Jeno memeluk Jaemin erat mencoba menenangkannya.

Between Love And Friendship (Noren & Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang