Chapter 17

1.3K 84 82
                                    

Jaemin berjalan keluar terlebih dahulu dengan Jeno yang mengikuti dibelakang mata Jeno langsung menatap Renjun yang tengah duduk sambil memainkan ponselnya seolah tak perduli dengan apa yang terjadi, baik Renjun ataupun Jaemin tidak bisa menjadi wanita jahat sedikitpun, buktinya Renjun merelakan Jeno untuk menemani Jaemin.

Jaemin kembali duduk dikursinya menatap monitor komputer sesekali menatap Renjun yang kini sangat diam begitu juga dengan Jeno yang mencoba mengajak Renjun berbicara namun hanya diberikan jawaban singkat oleh istrinya bahkan ada beberapa pertanyaan Jeno yang diabaikan oleh Renjun.

"Eonni kau masih sakit?

"Eoh?" Jaemin terkejut mencoba tersenyum melawan rasa gugup nya karena mendapatkan tatapan yang mengintimidasi dari gadis yang sudah dianggapnya adik ini

"Pulanglah ke rumah kami, eonni sedang sakit akan sulit jika sendirian dirumah, jangan buat Jeno oppa khawatir" ujar Renjun agak ketus tidak mengalihkan wajah dari ponsel yang sedang ia mainkannya, Renjun cuman pura-pura! ia hanya bingung

"Sudahlah tak apa Renjun, Terima Kasih" jawab Jaemin masih dengan lembutnya namun tak digubris oleh wanita yang memiliki wajah polos dengan make up tipis untuk menyembunyikan wajah pucat nya.

"Nanti malam Jeno oppa menjemputmu" ujar Renjun berdiri lebih dulu mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan sang suami yang menatapnya sedikit tak percaya. Renjun terlanjur kecewa ia telah berpikir untuk menyerah karena semuanya begitu berat jika saja Jaemin tidak kembali maka semuanya akan baik-baik saja.

Semuanya salah Jaemin yang kembali di waktu yang tidak tepat!!!

Jaemin tersenyum menyembunyikan segala rasa yang membuat jantungnya berdegup lebih cepat "tak perlu aku bisa sendiri, aku adalah dokter aku mengetahui dengan baik kondisi tubuhku" ujar Jaemin beralih dari posisinya sedikit berjalan untuk menghampiri Renjun yang terdiam didepan pintu.

"Bohong" balas Renjun berbalik menatap tajam Jaemin, Renjun merapikan rambut nya yang tersibak meletakkan helaian rambut kecil dibelakang telinganya. Renjun menatap Jaemin dan Jeno bergantian.

Renjun menampilkan smirk nya dan itu sungguh menggetarkan hati Jaemin hari ini untuk pertama kali Renjun terlihat mengintimidasi dan menakutkan sampai dirinya pun tak berani menatap wajah Renjun yang terangkat.

"Akan lebih mudah bagi Jeno untuk menemani mu tidur dan memastikan bahwa kau baik-baik saja, aku hanya tak ingin suami ku kelelahan dari kantor ke apart mu dan pulang ke rumah" ujar Renjun dengan senyuman yang sulit diartikan menatap Jaemin seolah menusuk wanita itu sekarang Jaemin terlihat seperti gadis yang merayu suami orang dan kembali lagi letak kesalahannya selalu di Jaemin.

Jaemin tiba-tiba gagap jantungnya seakan jatuh kelantai tubuhnya gemetar pusing, mual dan pandangan gelap kembali mendatangi nya kaki nya lemas tak mampu menopang dirinya sendiri.

Brukh

Jaemin terduduk dilantai dengan air matanya yang siap turun, pada akhirnya situasi sepeti ini akan dihadapinya sendirian. Renjun berjalan maju kemudian berjongkok sehingga tubuhnya menyamai Jaemin, Tatapan tajam itu masih menelisik setiap tubuh Jaemin

"Renjun ayo pulang" tutur Jeno mencoba meraih tangan istrinya yang telah terlanjur memegang wajah Jaemin sehingga tatapan mereka berdua beradu. Jaemin ketakutan dan khawatir

"Jangan khawatir darling, akan ku pinjam kan suami ku untuk mu, wait!! apakah kau mau coba tidur dikamar ku? ranjangnya lebih nyaman dan luas kalian bisa menghabiskan malam dengan leluasa" ujar Renjun mengusap wajah Jaemin halus membuat gadis itu bergidik ngeri dan menahan isakannya saat ini ia merasa tertekan.

Between Love And Friendship (Noren & Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang