Chapter 15

1.3K 97 41
                                    

Jaemin menyimpan kembali telepon genggam miliknya setelah membaca pesan dari Jeno bukan salah Jeno dirinya saja yang terlalu percaya dan berharap dengan janji itu padahal itu sangat mustahil baginya.

Jaemin tidak melakukan kegiatan apapun ia hanya menikmati bed rest sambil menonton neflix atau serial drama kesukaannya di televisi, waktu menunjukkan jam satu siang tanda sebentar lagi Jeno akan istirahat dari perkerjaannya untuk makan siang, beberapa kali Jaemin melihat telepon genggamnya berharap ada pesan masuk ataupun panggilan dari Jeno rasanya tak enak dijika diberikan janji tanpa kepastian.

Jaemin sejak tadi memikirkan Renjun bagaimana keadaan gadis itu dalam hatinya selalu bertanya-tanya dan berdoa agar Tuhan selalu melindungi Renjun juga bayi yang di kandungnya. ketika Jaemin sibuk dengan lamunannya dering dari telepon genggam membuat ia terhenti dari kegiatan itu dengan kecepatan kilat ia mengambil benda tersebut wajahnya cerah namun berubah ketika mengetahui yang menelepon bukanlah orang yang ia harapkan.

"Jammie bagaimana keadaanmu? Haechan Jiejie menceritakan kepadaku bahwa kau pingsan semalam ??" Tanya Sungchan lewat panggilan telpon.

"Hey calm down Sam, im okay now" ujar Jaemin terkekeh

Sebenarnya Jaemin sedikit canggung dengan Sungchan pasalnya lelaki yang lebih muda darinya itu tiba-tiba menyatakan perasaannya namun tentu saja Jaemin tak bisa menerima karena pintu hatinya masih tertutup rapat belum lagi masa lalu Jaemin yang belum lepas sepenuhnya masih ada sisa yang belum pergi dan itu juga sulit bagi dirinya.

"Kapan kau kembali? aku kewalahan jika harus menangani semuanya sendirian, Haechan Jiejie sedang hamil muda aku merasa kasian melihatnya jika terlalu lelah bekerja" ucap Sungchan lagi

"Mungkin lusa aku sudah bisa kembali bekerja, belakangan ini kondisi Renjun meningkat jadi aku bisa mengambil waktu lebih lama di rumah sakit" jawab Jaemin lagi

"Yasudah istirahat yang cukup Jaemmie, aku akan kembali bekerja see you soon ya" ujar Sungchan sebelum memutuskan sambungan telepon mereka berdua

"See you Sam" balas Jaemin

Jaemin meletakkan ponselnya dimeja nakas kemudian membalas tatapan dari Jeno yang sejak tadi berdiri dihadapanya sambil menenteng box makan siang yang sengaja Jeno beli agar menghemat waktu. "Ayo makan" ajak Jeno mendahului berjalan ke arah meja makan dan menyiapkan perlengkapan makan.

Jaemin memandangi punggung sibuk Jeno yang begitu telaten menyiapkan ini dan itu rasany menyenangkan melihat Jeno setiap saat tapi kesempatan seperti ini langka Jaemin dapatkan kecuali jika dirinya sakit dan curi-curi waktu yang ada, Jaemin tidak ingin terjerumus ke dalam lubang kesalahan.

Jeno menarik tangan Jaemin memintanya duduk dan segera makan mereka begitu diam hanya bunyi dentingan jam dan suara sendok yang beradu satu sama lain, Jaemin memperlambat tempo makannya dan mengunyah begitu lama ia takut nanti nya makanan itu tidak tercerna dengan baik.

"Akhh Jen" Jaemin meringis memegangi perutnya yang terasa ngilu sampai kepalanya pusing bahkan ia menggigit bibir nya untuk menahan rasa sakit dan kram bersamaan

Jeno mendekat mengusap perut Jaemin membiarkan gadis itu menenggelamkan wajahnya di lehernya, keringat dingin Jaemin mengenai Jeno bahkan tubuh Jaemin kembali lemas matany berkunang-kunang.

'Kuatlah ku mohon' batin Jaemin

Melihat kondisi Jaemin yang seperti ini Jeno segera mengendongnya dan membawanya ketempat tidur ia meletakkan Jaemin dengan hati-hati menggenggam erat tangan gadis itu air mata Jaemin luruh ia merasa bersalah kepada Jeno tapi mau bagaimana lagi rasanya ia tak ingin jauh dari lelaki itu meskipun ia coba tapi tetap saja ia butuh Jeno disampingnya.

Between Love And Friendship (Noren & Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang