Chapter 16

1.1K 94 34
                                    

Awal mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya Jaemin sempat ragu ia bingung mengenai hal tersebut memilih antara mempertahankan dan melepaskan, Jaemin kalut ia khawatir namun entah mengapa ia memilih mempertahankannya hingga sekarang bertahan sampai minggu ketiga.

Jaemin itu memiliki daya tahan tubuh yang kuat meskipun secara sembunyi-sembunyi Jaemin sering muntah atau mengalami morning sickness terkadang ia membeli makanan yang sangat banyak tetapi tak mampu menghabiskanya akhirnya Jaemin berdalih bahwa ia ingin berbagai makanan dengan petugas piket rumah sakit.

Sangat sulit keadaan seperti ini Jaemin harus melakukannya seorang diri, dalam kondisi lemah seharusnya ada seseorang yang mendampingi Jaemin tapi itu mustahil.

Sekuatnya-kuatnya Jaemin pada akhirnya ia tumbang juga setelah melakukan berbagai praktik dan operasi yang mana hampir tak ada waktu untuk beristirahat, disisi lain ia begitu merindukan Jeno tidurnya sering tak lelap ia menginginkan Jeno. pada malam ia pingsan beruntung memang Haechan yang menangani dirinya dan menelepon Jeno.

"Haechan tolong bantu aku untuk merahasiakan ini" pinta Jaemin dengan raut wajah yang memilukan

Haechan diam mengabaikan perkataan Jaemin semua cerita telah Jaemin katakan kepada temannya ini, Haechan gadis berhati lembut namun tertutup dengan wajah datarnya yang seakan tak perduli dengan keadaan sekitar.

Bel kembali berbunyi Haechan dan Jaemin terkejut tak mungkin kan Jeno mendatangi Jaemin ditengah malam seperti ini, Jaemin dan Haechan gelagapan mereka mengintip sedikit di celah pintu dan beruntunglah bukan Jeno yang datang melainkan Mark dengan wajah lusuh nya.

"Haechan nya ada?" tanya Mark ketika melihat Jaemin membukakan pintu

"Masuklah Haechan sedang memasak didalam" ujar Jaemin mempersilahkan masuk

Mark masuk setelah mendapatkan izin tuan rumah ia memeluk Haechan segera mengusap perut rata sang istri yang sedang mengandung anaknya, usia kehamilan Haechan sama dengan usia kehamilan Jaemin.

Mark terlihat sangat khawatir ia menelisik setiap inci dari tubuh Haechan takut-takut istri yang begitu ia cinta terluka. "kenapa nggak ngasih kabar? kalau mau ke rumah Jaemin biar aku yang antar, aku nungguin kamu di rumah sakit aku takut kamu kenapa-kenapa" ucap Mark menciumi sang istri dan berkali-kali mengucap syukur bahwa Haechan baik-baik saja.

Jaemin memalingkan wajah tak pernah ia merasa iri melihat orang yang diperhatikan tapi kali ini berbeda ia juga ingin memiliki orang yang mengkhawatirkan nya. Jaemin melihat Mark menunduk dan mengusap lembut serta berbicara dengan perutHaechan yang sedang mengandung. "Hi baby, Daddy came" ucap Mark gemas begitu juga Haechan yang tertawa manis sampai matanya menatap Jaemin yang sedang mengusap perutnya sendirian.

"Setelah makan malam kita pulang, aku mengkhawatirkan Jaemin kemarin malam dia pingsan" ujar Haechan mencoba mengalihkan pembicaraan

"Sudah kabari Jeno?" tanya Mark tiba-tiba

"Kenapa harus Jeno?" Haechan bertanya balik

"Hanya Jeno yang bisa merawat Jaemin sakit, aku ingat waktu SMA dulu Jeno rela bolos pelajaran Fisika dan Menghilang dari rapat Osis hanya karena Jaemin sakit perut" tutur Mark

Jaemin tersenyum memang benar adanya hanya Jeno yang bisa menaklukkan dirinya setiap saat Jeno selalu berada disampingnya namun semua telah berubah. "Jeno sudah punya tanggung jawab lain Mark, lagian Haechan juga tak kalah hebat dalam merawatku" balas Jaemin

Seperti perkataan Haechan kini sepasang suami istri itu berpamitan, mengenai masalah ini Haechan memutuskan untuk membantu Jaemin setidaknya itu bisa membuat Jaemin lega. sepeninggalan Haechan gadis itu terdiam rasanya begitu sepi dan kosong ditambah tubuhnya yang tidak bersahabat

Between Love And Friendship (Noren & Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang