「Bab 09」

3.1K 315 9
                                    

Happy Reading....

FYI. Kalo font nya italic (miring) artinya lagi pake bahasa isyarat.

Hazel terdiam, ia memilih mengabaikan saudara kembarnya ketimbang menjawab ucapan Jerrel. Merasa di abaikan, Jerrel menarik tangan kanan Hazel secara kasar membuat Hazel merintih.

"Awhh" rintih nya.

Jerrel mengerutkan keningnya, ia akhirnya menarik keatas pengan hoodie Hazel dan terlihatlah lilitan perban dari pergelangan sampai batas siku. Jerrel membulatkan matanya, ia terkejut melihat tangan Hazel yang di perban seperti ini. Ia lalu menatap khawatir Hazel.

"Ini kenapa? Kenapa di perban sampe kek gini? Ini alasan lo tadi di rumah sakit? Bukan beli hearing aids tapi obatin ini?" tanya Jerrel dan Hazel hanya diam, Hazel menarik tangannya dan kembali menurunkan lengan hoodie nya.

"Bukan apa-apa" jawab Hazel

Merasa muak, Jerrel berniat langsung mencari sang papa. Namun, pergerakan Jerrel terhenti saat Hazel menahan tangannya, Jerrel menoleh, menatap tangannya yang di tahan lalu beralih menatap Hazel yang menggelengkan kepalanya. Tatapan mata yang memohon membuat Jerrel hanya bisa menghela nafasnya. Ia berjalan mengambil hearing aids milik Hazel, lalu memasangnya.

"Ayo makan malam" ucap Jerrel lalu menarik Hazel untuk ikut makan malam dengan Doni.

Saat di meja makan, Doni sangat terlihat memperlakukan Jerrel dengan baik, sedangkan Hazel di abaikan.

"Gimana masa bimbingan kamu?" tanya Doni di sela-sela makannya.

"Baik, berjalan dengan lancar" jawab Jerrel seadanya.

"Tolong banggakan Papa dan Mama kamu, jangan seperti kembaran mu ini, tidak ada gunanya sama sekali, nilai saja jelek, bagaimana membanggakan keluarga, bisanya hanya membuat malu" sarkas Doni

"Pah, bisa ga sih jangan merendahkan Hazel? Papa merendahkan Hazel, sama aja Papa merendahkan aku. Hazel mungkin gagal di bidang akademik, tapi bisa aja kemampuan dia ada dibidang non akademik. Papa lupa kalo Hazel pernah menang juara satu lomba memanah waktu SMP? Pa, Hazel pernah membanggakan Papa dan Mama, lho" jelas Jerrel membela Hazel.

"Tapi itu dulu, sebelum anak sialan ini buat Mama nya sendiri hampir mati tertabrak, bahkan sekarang dia ga pernah lagi ikut lomba memanah, apa lagi yang harus papa banggakan dari anak pembawa sial ini. Kenapa juga kamu harus terlahir sebagai kembar, padahal yang satunya ga ada gunanya" Doni semakin sarkas, dan itu membuat Jerrel marah.

"PAPA-"

"Cukup! Aku selesai, makasi untuk makan malamnya" ucap Hazel lalu pergi meninggalkan meja makan dan menyisakan Jerrel dan Doni.

"Papa lihat? Papa bikin hati saudara aku sakit, dan secara ga langsung papa juga buat hati aku sakit. Papa udah keterlaluan" setelah mengatakan itu Jerrel pun menyusul Hazel ke kamarnya.

Jerrel memasuki kamar dan melihat Hazel yang belajar, Jerrel berjalan perlahan mendekati Hazel, semakin dekat semakin terlihat bahu yang bergetar.

"Hazel? Lo nangis?" tanya Jerrel

"Ngga, gue lagi belajar" terdengar sangat jelas jika Hazel menahan tangisnya.

"Zel, jangan bohong" ucap Jerrel

"Jer, lo paham materi yang ini, tolong jelasin, gue ga paham" Hazel mengalihkan pembicaraan nya.

"Hazel, please" melas Jerrel

"Kalo ga bisa ngajarin gapapa, gue belajar sendiri" lagi-lagi Hazel mengalihkannya.

Geram, Jerrel menutup buku Hazel dengan kasar membuat Hazel menolehkan kepalanya dan menatap tidak suka.

Kembar 「NoHyuck」✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang