「Bab 12」

3.5K 356 14
                                    

Happy Reading...

Latihan memanah sudah dimulai dari sekarang, Lian dan Hazel juga ikut berlatih di sekolah, dan jika ada waktu luang mereka akan latihan di tempat pelatihan memanah. Alat panah yang sudah lama Hazel simpan akhirnya terpakai lagi. Saat ini, Hazel dan Lian berniat untuk berlatih memanah, mereka sedang bersiap di ruang latihan.

"Busur lo keren juga, Zel, tapi ini keluaran lama ya?" tanya Lian.

"Iya, gue udah punya waktu SMP, tapi udah lama ga kepake, karena males beli yang baru, jadi gue pake yang lama aja" jawab Hazel.

"Wah, tapi walaupun lama ga kepake, masih tetep awet ye" ucap Lian memuji alat panah milik Hazel.

Mereka pun mulai berlatih, Hazel dengan serius menatap papan sasaran, begitupun dengan liat. Anak panah milik Hazel dan Lian saling berlomba mengenai nilai sepuluh, dan yang paling banyak adalah Hazel.

"Wah! Lo hebat banget, Zel!" puji Lian

"Makasih, lo juga hebat, kita cuma beda dua panah" ucap Hazel.

"Ga yakin sih gue, lo bisa menang lawan gue" tiba-tiba Rama dan kedua temannya datang ke ruang latihan panah. Lian menatap tidak suka kearah Rama, sudah ia duga Rama pasti akan ikut.

"Ga usah sombong lo, Rama" ucap Lian.

"Udah biarin aja, jangan di ladenin" bisik Hazel, ia tidak ingin hal ini menjadi masalah besar dan akan berakibat pada dirinya nanti.

"Sombong? Gue ga sombong, gue udah terbukti lebih unggul dari pada si cacat ini" jelas Rama.

"Jaga mulut lo ya!" bentak Lian.

"Lian, udah! Kita fokus latihan lagi" ucap Hazel dan menarik Lian untuk menjauh dari Rama dan teman-temannya.

Lian dan Hazel berada di sisi ruangan lainnya, tak lama Jisan, Renja dan Nathan datang.

"Kenapa muka lu ketekuk begitu?" tanya Nathan pada Lian.

"Lo liat aja disana" ucap Lian dan terus menatap benci kearah Rama.

"Lah, si Rama ikutan?" tanya Renja

"Pastilah ikut, bang, yakali kaga, lo lupa ya kalo dia atlet panah disekolah kita? Itu alasan dia ga pernah di keluarin dari sekolah, padahal sebagian guru-guru udah pada tau kelakuan dia" jelas Jisan.

"Iya juga" ucap Renja

"Zel, lo harus menang" ucap Renja menatap Hazel.

"Gua usahain ya" ucap Hazel sambil tersenyum.

"Lo juga, Yan, siapa tau yang kekirim buat ikut lomba nasional lo berdua" ucap Renja pada Liandra.

"Tenang aja, gue usahain, tapi kalo gagal jangan ngambek" balas Lian

"Dih, lo kata gue apaan pake segala ngambek" kesal Renja.

Lian dan Hazel kembali berlatih, tanpa tahu jika Rama sejak tadi terus menatap Hazel yang sedang berlatih memanah, membidik papan sasaran, sebagian besar anak panah Hazel mengenai nilai sepuluh dan sembilan.

"Skill Hazel lumayan juga" celetuk Juna.

"Lo muji si cacat?" tanya Rama merasa kesal pada temannya.

"Ngga, skill lo lebih unggul" ucap Juna.

"Tapi skill memanah Hazel emang bagus, hampir sama kayak lo" ucap Tian.

"Apa maksud lo?" tanya Rama dengan menatap kesal kearah Tian.

"Ya gue bicara fakta kalo skill panah Hazel hampir sama kayak lo, lo liat kan sebagian besar anak panah dia ada di nilai sepuluh sama sembilan. Gua ngomong gini bukan berarti Hazel jauh lebih unggul dari lo, lo masih ada di atas dia" jelas Bastian.

Kembar 「NoHyuck」✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang