04

161 33 6
                                    

Selamat Membaca

***

Ada begitu banyak kekhawatiran yang bersemayam di dalam kepala Tzuyu. Entah sudah berapa kali ia menghembuskan napas dengan perasaan resah, dan pandangan mata yang lurus ke arah jendela di mana terlihat dengan jelas gunungan salju menutupi jalan.

Jawaban Nayeon berputar-putar di kepala, mengetahui faktu bahwa sudah selama itu Jennie memerhatikannya dari kejauhan yang tak pernah terdeteksi sekalipun membuat perasaannya campur aduk, antara harus senang atau harus sedih. Mengetahui bahwa citra seorang Jennie Kim yang sudah susah payah dibangunnya akan seketika runtuh jika hal ini terendus oleh para sasaeng di luar sana, mengerikan.

Tapi, dari sekian banyaknya kekhawatiran itu mengapa Tzuyu bisa mengusulkan jadwal pertemuan pada jam 5 sore nanti walaupun hanya sekitar 15 menit, "Dasar bodoh!" gumamnya dengan kepala yang sengaja dibenturkan ke jendela.

"Heh? Kenapa?" tanya Dahyun yang saat ini sedang duduk di sampingnya dengan tatapan bingung.

Tzuyu hanya menggeleng pelan lalu kembali membenarkan posisi duduknya seperti semua, "Aku ini kenapa sih?" gumamnya lagi.

Jadwal pada penghujung tahun memang selalu padat. Entah itu harus mengisi acara musik, penghargaan musik, konser, dan juga fanmeeting tentu kadang membuat lelah. Latihan, latihan, dan latihan itu yang selalu mereka lakukan agar selalu kompak di atas panggung dan tidak mengecewakan para penggemar.

Setelah menyelesaikan serangkaian latihannya hari ini, Tzuyu masih duduk dengan kepalanya menyandar di kaca yang mana kaca tersebut membentang disalah satu dinding. Ia memejamkan matanya, lalu menyimpan handphone di atas paha, "Gimana nih?" gumamnya bingung.

"Ayo?!" ajak seseorang yang langsung menyadarkannya dari segala macam hal yang sedang dipikirkannya barusan.

Tzuyu memandang ke arah sumber suara itu yang kini sedang menjulurkan tangannya dengan tatapan memohon, hal itu tentu membuat tanda tanya besar bagi salah satu eonnienya ini.

Saat ini Tzuyu sudah duduk di samping kemudi mobil yang sedang dikendarai oleh Nayeon, dengan senyum mengembang di wajahnya ia terus mencium satu buket bunga yang dibawanya. Melihat hal itu, Nayeon hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan.

"Kamu udah hubungin Jennienya? Takutnya pas kita dateng dia malah lagi tidur atau apa," ujar Nayeon untuk memastikan.

Tzuyu mengangguk dengan mantap, "Udah dong. Hal kaya gitu sih enggak perlu dikasih tau juga aku udah paham!"

"Ck, baru kasmaran sekali aja langsung sombong!"

Pertemuan singkat yang akan Tzuyu lakukan dengan Jennie tentu melewati begitu banyak pergulatan batin, dan Nayeon salah satu orang yang mampu menerjang pergulatan itu dengan maju digaris terdepan memberikan beberapa kata pada para staff dan meyakinkan mereka bahwa hal ini tidak akan memakan waktu dan mengganggu jadwal penampilan mereka nanti malam.

Membayangkan kembali bagaimana susah payahnya ia meyakinkan para staff Nayeon kembali menggelengkan kepalanya, "Kenapa gue harus terlibat segini jauhnya?" gumamnya dalam hati dengan pandangan matanya melirik ke arah Tzuyu yang kini sibuk dengan handphonenya, "Tapi, kalo enggak dibantu kasian juga. Masa baru kasmaran udah patah hati, sih?!" lanjutnya lagi seakan ia memaklumi sikap dan perilaku Tzuyu saat ini.

"Kita beli apa lagi, ya? Masa bawa gini aja?" tanya Tzuyu.

Nayeon mengerutkan dahinya, "Emang kamu mau beli apa lagi? Kita udah bawa segitu banyaknya, masih kurang juga?"

"Eum... ya, aku takut Jennie eonnie enggak suka sama apa yang aku bawa."

"Hey, Sayang ... Nih, ya asal kamu tau. Jennie kamu inisiatif nengokin dia aja, pasti dia di sana udah kejang-kejang!" Nayeon meyakinkan Tzuyu agar tidak perlu mengkhawtirkan apapun lagi, apa yang dibawanya saat ini sudah lebih dari cukup, dan Nayeon tau bahwa kehadirian sosok Tzuyulah yang lebih diinginkan oleh sahabatnya itu.

LOVE MAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang