Selamat Membaca
***
Jennie Kim berjalan, menyusuri lorong panjang yang begitu gelap. Ia berusaha mencari sesuatu untuk membatunya berjalan di kegelapan, sebelah tangannya mulai meraih handphone yang tersimpan disaku celananya. Jennie dengan tubuh yang sudah gemetar ketakutan terus berusaha menguatkan dirinya untuk menyalakan handphone agar setidaknya ada setitik cahaya. Tubuhnya ambruk, punggungnya tersandar di tembok. Jennie menangis tak bersuara, jantungnya berdegup dengan kencang pada saat suara langkah kaki mulai terdengar mendekat ke arahnya.
"Jennie-ya?" panggil seseorang dari balik kegelapan, Jennie hanya bisa melihat bayangan hitam dari kejauhan.
Gadis cantik ini berusaha bangkit dari duduknya, ia berusaha sekuat tenaga berlari walau langkah kakinya terasa begitu berat. Jennie masih terus berusaha berlari sekencang yang ia bisa, dan panggilan tersebut masih terdengar dengan jelas di telinganya. Jennie berteriak dengan frustasi seakan ia ingin segera keluar dari neraka ini. Ia ingin bebas.
"Tolong aku, Tzuyu-ya!" teriak Jennie dengan putus asa.
"Jennie-ya?!" panggil lagi seseorang yang kini sedang berusaha membangunkan Jennie dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan pelan.
Terlihat raut wajah khawatir dari ketiga sahabatnya yang saat ini sedang berkumpul di kamar Jennie saat mereka mendengar suara tangisan dan rintihan dari dalam kamar. Lisa menautkan alisnya bingung, "Dia kenapa, sih?" tanyanya dengan sebelah tangan yang masih berusaha membantu Jisoo dan Rosè untuk membangunkan Jennie.
Setelah beberapa waktu Jennie mulai membuka matanya dengan keringat yang sudah bercucuran. Matanya mengerjab beberapa kali dengan napas yang terengah-engah. Jennie terlihat sedikit bingung saat melihat sahabatnya sudah mengelilinginya dengan raut wajah khawatir mereka.
"Kok pada di sini?" tanya Jennie berusaha bangun untuk duduk.
Jisoo, Rosè, dan Lisa mulai bisa bernapas dengan lega, mereka mengusap dada mereka seraya mengucap banyak-banyak rasa syukur.
"Lo yang kenapa? Tiba-tiba aja nangis terus teriak kenceng banget?!" tanya Rosè yang kini sebelah tangannya sudah mulai mengecek dahi Jennie.
Jennie terlihat menggelengkan kepalanya dengan lemas, "Gue mau minum," pintanya dengan pelan.
Jisoo bergegas mengambilkan segelas air minum untuk Jennie yang langsung diteguk habis olehnya. Lagi-lagi Jennie terdiam, kepalanya menggeleng pelan beberapa kali, dan terlihat juga Jennie mulai mengatur tarikan napasnya agar lebih teratur.
"Jam berapa?" tanya Jennie tiba-tiba.
Rosè membuka handphonenya, "Jam 7 malem."
"EH?"
Jennie bangkit dari duduknya, ia bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk sekadar membersihkan dirinya. Hal tersebut tentu membuat ketiga sahabatnya kebingungan. Sudah hampir lima jam setelah kepulangan mereka dari NewYork dan memang mereka diberikan waktu istirahat sebelum jadwal padat esok hari.
Setelah menghabiskan waktu tigapuluh menit di dalam kamar mandi, Jennie keluar. Ia menatap bingung ke arah ketiga temannya yang masih dengan sangat-sangat nyaman diam di kamarnya, "Kok masih pada di sini? Sana keluar. Gue mau pake baju!!!" ujar Jennie seraya mulai mendorong tubuh mereka bertiga agar segera keluar dari kamarnya.
Lisa menahan tangannya di pintu, "Lo mau kemana? Ketemu Tzuyu, ya?" tanyanya yang langsung mendapat dorongan lebih keras dari Jennie tanpa pertanyaan itu di jawab.
Jennie mulai memilih pakaian di lemarinya. Kali ini, ia memilih pakaian yang lebih santai dan nyaman untuk dikenakannya. Dan Jennie pun mulai memberikan beberapa polesan tipis di wajah cantiknya, pada saat semuanya sudah selesai, Jennie mengembangkan senyumnya dengan pandangan matanya begitu memerhatikan pantulan dirinya di cermin, "Cantiknya," gumamnya dengan penuh percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE MAZE
Short StoryAda sesuatu hal yang harus diluruskan dari segala kesalahpahaman. Bagaimana caramu memandangku, dan bagaimana caraku memandangmu. Sepertinya banyak kesalahpahaman di dalamnya, kan? Cerita asli: babyccima Tanggal pembuatan: 06 Agustus 2022