Ada sesuatu hal yang harus diluruskan dari segala kesalahpahaman. Bagaimana caramu memandangku, dan bagaimana caraku memandangmu. Sepertinya banyak kesalahpahaman di dalamnya, kan?
Cerita asli: babyccima
Tanggal pembuatan: 06 Agustus 2022
Mataku mengerjab beberapa kali saat suara alarm berdering memekakan telinga. Aku berusaha menggapai alarm yang tersimpan di atas nakas dengan kepala yang sudah tenggelam dibantal. Jam pun susah menunjukan pukul 7 pagi dan aku masih mencoba mencerna segala hal yang kini membuatku sedikit kebingungan.
Tanganku berusaha meraih handphone, hal pertama yang kulakulan ada membuka ruang obrolan dengan begitu banyak pesan dari banyak orang. Pandangan mataku hanya tertuju ke arah nama dari kesayanganku, senyumku mengembang saat mengetahui ada beberapa pesan yang ia kirimkan.
Tzuyu Kim: Sent a picture.
Tzuyu Kim:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tzuyu Kim: Bunga cantik ini enggak sempet aku kasih, lain kali aku bawa yang jauh lebih cantik daripada ini, ya.
Kumenundukan kepala dengan sebelah tangan yang sudah memukul kepala, "Dasar tolol. Kemarinkan harusnya kita pergi jalan!!!" gumamku kesal.
Tzuyu Kim: Maaf ya aku pulang. Sebenernya perasaanku sekarang sedikit enggak tenang, aku khawatir. Tapi... semoga besok pagi perasaannya jauh lebih baik ya.
Tzuyu Kim: Buat kedepannya, kalo ada sesuatu hal yang bikin perasaanmu enggak nyaman kasih tau aku ya. Aku enggak mau kamu lewatin itu sendirian. Aku enggak bakal berharap banyak, enggak bakal banyak tanya juga. Aku cuma mau temenin kamu aja. Tapi, kalo kamu keberatan juga enggak apa-apa, jangan maksain diri sendiri. Aku bakal tunggu kamu sampe kamu membaik.
Tzuyu Kim: Kayanya aku udah terlalu banyak ngoceh ya. Ini juga udah terlalu malem tapi aku malah enggak bisa tidur. Aku cuma mau bilang, kamu enggak sendirian. Kamu boleh tunjukin versi lain dari diri kamu yang emang enggak bisa kamu tunjukin ke orang lain ke aku. Selamat tidur, calon pacar. Mau, ya? Mau dong, ya?
Membaca setiap kata yang Tzuyu kirimkan membuatku hanya bisa terdiam dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca. Aku mendekap bantal dengan erat lalu menangis sejadi-jadinya di sana. Aku kembali memikirkan kejadian semalam, benar apa yang dikatakan Tzuyu bahwa malam itu adalah malam pertamaku menunjukan sisi lain di dalam diri ini yang tak pernah aku tunjukan pada siapapun.
Aku tahu keperibadianku yang terliat ceria, sedikit angkuh, dan terlihat begitu mewah ternyata begitu rapuh di dalamnya. Ada begitu banyak hal yang harus aku tutup dengan begitu rapat agar aku bisa terus melanjutkan hidup seperti tuan putri di dalam lemari kaca yang hidup dengan penuh kesempurnaan. Perasaanku kini semakin bercampur aduk, mungkin mata sembab sialan ini akan sulit untuk ditutupi padahal hari ini ada begitu banyak jadwal yang harus aku lakukan bersama member lainnya.
Dalam tangisku, aku mengucap banyak-banyak kata syukur pada Tuhan.
Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, beberapa kegiatan kamipun berjalan dengan sangat lancar, hanya tinggal menyisakan satu kegiatan lagi yang harus kami jalankan, yaitu recording bersama dengan Teddy oppa. Senyum di wajahku sedari tadi selalu terlukis dengan hati yang begitu tersayat-sayat, kepalsuan dan kebohongan adalah dua hal yang sangat aku kuasai tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku tak bisa mengendalikan diriku seperti biasanya.