Selamat Membaca
***
Setelah menyelesaikan aktivitasnya di kamar mandi dan sudah memakai pakaian dinasnya untuk tidur, Jennie melangkahkan kakinya mencari sosok yang tak terlihat di dalam kamar. Jennie terus memanggil nama kekasihnya berkali-kali, tapi tak ada jawaban.
Langkah kakinya menyusuri setiap ruangan yang begitu besar ini, tapi yang terlihat olehnya hanya kekosongan tak bertuan. Ia seketika menghentikan langkah kakinya saat melihat Tzuyu sedang berada di taman sedang duduk dibangku taman dengan kepala yang sudah tersandar ke bangku dan pandangan mata yang lurus ke arah langit.
Jennie melipat tangannya di bawah dada, "Aku cari ke mana-mana, taunya kamu ada di bawah!" teriaknya dari beranda ruang tamu.
Tzuyu bergegas memalingkan wajahnya ke sumber suara, ia mengembangkan senyumnya seraya melambaikan tangannya mengisyaratkan agar Jennie segera ikut bergabung, "Sini sayang!" ajaknya.
Jennie berjalan turun dengan kedua tangan yang sudah penuh membawa makanan dan minuman untuk mereka nikmati. Terdengar sangat jelas deburan ombak walau harus terhalang oleh tembok besar, hembusan angin masih terasa begitu kencang menerpa tubuhnya. Tzuyu menepuk bangku dan langsung meraih makanan yang sedang di bawa Jennie dan menyimpannya di atas meja.
"Lagi ngapain sih? Dingin tau!" Jennie mendudukan tubuhnya dengan tangan yang langsung meraih kaleng bir.
Tzuyu mengubah posisi duduknya dengan kaki yang sudah bersila menghadap ke arah Jennie yang masih memandang ke arah depan dengan tangan yang terlipat di atas perut, "Aku udah nentuin keputusanku. Kalo Chuseok tahun ini aku enggak pulang."
Jennie memalingkan wajahnya dengan sedikit tersedak, "K-kenapa?" tanyanya dengan sedikit terbatuk. Tzuyu langsung memberikan usapan dipunggung kekasihnya dan memberikan air mineral untuk diminumnya.
"Enggak kenapa-kenapa sih. Aku bisa abisin waktuku di sini kalo yang lain pada pulang ke rumah masing-masing."
"Tapi... aku pasti harus pulang ke rumah, nanti kamu bakal sendirian."
Tzuyu melengkungkan bibirnya dengan kepala yang sudah mengangguk pelan, "Iya, enggak apa-apa kok..." ujarnya lirih, ia meraih tangan Jennie dan mengecupnya cukup lama, "...Jangan ngerasa terbebani, nikmatin waktumu sebisa mungkin. Kalo acaranya udah selesai kabarin aku ya, kita pergi jalan-jalan. Kamu 'kan udah janji mau ajak aku ketemu kakak iparku!"
Mendengar perkataan terakhir kekasihnya membuat Jennie sedikit membuat tubuhnya tersentak, dan ia menepuk dahinya beberapa kali, "Ah iya iya... aku hampir aja lupa. Untung kamu inget, ya!"
"Ya gimana, namanya juga faktor U!"
Jennie membulatkan bola matanya dan langsung mengunci leher Tzuyu dalam pelukannya, "Apa kamu bilang?!"
Tzuyu menepuk tangan Jennie yang sedang mengunci lehernya berusaha agar kuncian itu sedikit mengendur, "Sayang, aku enggak bisa napas ini!!!" teriak Tzuyu dengan berusaha sekuat tenaga melepaskan diri.
"Kamu harus dihukum karena ngomong sembarangan!"
"Iya ampun sayang. Tolong lepasin...
...Jennie-ya, Jebal!!!" Mendengar Tzuyu memanggil namanya dengan jelas membuat pertahan Jennie sedikit goyah sehingga kuncian itu mengendur dan memudahkan Tzuyu untuk meloloskan diri.
Tzuyu terkekeh, ia bahagia karena sudah terbebas sedangkan Jennie masih terdiam dengan wajah yang tak bisa Tzuyu artikan.
"K-kenapa sayang? K-kamu marah, ya? I-ini kunci lagi aja leherku," seraya Tzuyu kembali mengangkat tangan Jennie dan kembali meletakannya di lehernya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE MAZE
Cerita PendekAda sesuatu hal yang harus diluruskan dari segala kesalahpahaman. Bagaimana caramu memandangku, dan bagaimana caraku memandangmu. Sepertinya banyak kesalahpahaman di dalamnya, kan? Cerita asli: babyccima Tanggal pembuatan: 06 Agustus 2022