200 comments for next chapter!!!
7. 10 AM
Jeffrey bangun setelah Mega menghidupkan lampu kamarnya. Sebab dia memang memiliki kamar di tempat Mega. Kamar yang selalu ditempati ketika sedang mabuk berat seperti sekarang.
"Sudah sadar? Ingat apa yang telah kau lakukan semalam?"
Jeffrey langsung mendudukkan badan. Mengecap sesuatu yang ada di bibir dalamnya. Darah Joanna yang masih tertinggal di sana.
"Apa yang kulakukan?"
"Menembak dua orang dan menggigit bibir wanita! Beruntung mereka tidak meninggal!"
Jeffrey mulai menjilati bibirnya. Dengan pandangan lurus ke depan. Mencoba mengingat-ngingat kejadian semalam. Namun sayang, ingatannya payah jika sudah dalam keadaan mabuk berat.
"Siapa wanitanya?"
"Cih! Dua orang yang kau tembak yang seharusnya kau tanya! Mereka kehabisan darah dan menghabiskan biaya 21 juta dalam satu malam!"
"Akan kubayar! Siapa wanita yang kugigit semalam? Apa dia minta ganti rugi juga?"
"Aku tidak tahu namanya. Tapi yang jelas, dia membawa pulang 100 juta. Karena mulutku ini kelepasan membuat sayembara ketika kau sedang menggila!"
"Sayembara apa?"
"BARANG SIAPA YANG BISA MEMBUATMU BERHENTI MENEMBAK, MAKA AKAN KUBERI UANG 100 JUTA!"
"Lalu apa yang dia lakukan?"
"MENJEGAL KAKIMU HINGGA TUMBANG!"
"Itu membuatku berhenti menembak?"
"PIKIR SENDIRI BANGSAT! KALAU TIDAK, UANGKU TIDAK AKAN MELAYANG CUMA-CUMA! SEMUA INI KULAKUKAN AGAR NAMA BAIKKU TERJAGA, SIALAN! GARA-GARA KAU YANG MENGGILA HANYA KARENA DIMINTA KEMBALI MENIKAHI WANITA LAIN OLEH ROSALINE!"
"Akan kuganti juga! Sebagai imbalannya, cari wanita itu segera!"
Jeffrey langsung bangun dari ranjang, lalu memasuki kamar mandi untuk bersiap. Sebab dia harus kerja seperti bisa. Memantau kegiatan para petani yang sedang memanen gandum dan beras.
Joanna dan Aletta sedang makan di salah satu restoran mewah yang ada Utopia Tengah. Sebab mereka memang baru saja menyewa rumah di sana. Menggunakan uang yang Joanna dapat dari Mega.
Reaksi Aletta ketika Joanna membawa pulang uang 100 juta? Tentu saja pingsan. Tidak percaya karena tidak pernah melihat uang sebanyak itu seumur hidupnya.
"Sejak dulu aku hanya berani melewati tempat ini saja. Untuk sekedar memandang saja tidak bisa. Karena kudengar, makanan di sini sangat mahal. Paling murah 100 ribu harganya. Setara dengan 10 kali dimasuki pria."
Joanna menatap Aletta kesal. Sebab dia masih saja membahas hal seperti itu padahal sudah dilarang.
Iya. Joanna ingin mereka membuka lembaran baru sekarang. Melakukan pekerjaan khalal dan tidak lagi menjual diri seperti sebelumnya.