200 comments for next chapter.
9. 10 PM
Pesta pernikahan Jeffrey dan Joanna diadakan seharian. Ya. Karena banyak yang berdatangan. Dari kalangan bawah, menengah dan atas.
Tidak heran jika Joanna hampir pingsan karena nekat tidak makan seharian. Hingga seperti inilah hasilnya. Joanna terbaring lemah di kamar yang telah disiapkam untuknya. Di rumah Rosaline yang begitu megah.
"Boleh temani aku di sini, Bi?"
Liana tampak bingung sekarang. Sebab ini adalah malam pengantin Jeffrey dan Joanna. Namun wanita itu justru minta ditemani olehnya.
"Maaf, Nona. Tapi ini malam---"
"Masih ada banyak malam yang lain. Aku sakit saat ini. Jadi tidak mungkin kami langsung melakukan itu nanti."
Liana berpikir sejenak. Sebelum akhirnya melepas sepatu dan kaos kakinya. Duduk di tepi ranjang besar yang Joanna tempat sekarang. Ikut berbaring di samping si majikan barunya.
"Bau, Non."
"Tidak, kok."
Joanna memeluk Liana dari samping. Wanita paruh baya itu bisa merasakan kulit hangat wanita ini. Wanita yang telah menjadi istri ketujuh Jeffrey. Setelah nikah cerai berulang kali dalam dua tahun ini.
"Nona pasti rindu sekali dengan Ibu Nona."
Joanna mengangguk cepat. Apalagi sudah lebih dari enam bulan dia tidak pulang. Tiga bulan tidak bertukar kabar. Membuatnya begitu merindukan ibunya. Hingga selalu menangis jika mengingatnya.
Apalagi mereka begitu dekat sebelumnya. Bahkan, Joanna selalu cerita jika ada laki-laki yang mendekatinya. Dari mahasiswa satu angkatan, hingga asisten dosen yang pernah mengajar di kelasnya.
Ceklek...
Pintu kamar Joanna terbuka satu jam kemudian. Dibuka oleh Rosaline yang baru saja memarahi suaminya. Karena pria itu justru tidur di kamar lain sekarang. Tidak bersama istri barunya.
"Tuh, kan! Kubilang juga apa! Dia sedang bernostalgia dengan Bi Liana karena mirip Ibunya!"
Roaline mulai menutup pintu perlahan. Lalu menatap Jeffrey nyalang. Sebelum akhirnya membiarkan pria itu kembali ke kamar. Ke kamar yang berbeda dengan dirinya. Sebab mereka memang sudah tidak lagi tidur dalam satu ranjang selama dua tahun lamanya.
Karen alasan kesehatan. Sebab setiap malam, Rosaline pasti akan batuk darah. Sedangkan wanita itu malu jika Jeffrey melihat.
Ya. Jeffrey dan Rosaline saling mencintai. Meskipun pernikahan mereka berasal dari perjodohan yang direncankan orang tua masing-masing. Namun, cinta tumbuh beriringnya waktu dilewati. Hingga ketika penyakit dalam Rosaline kambuh lagi. Membuatnya lekas memaksa Jeffrey untuk menikahi wanita lain sebelum dia mati.
5. 00 AM
Joanna baru saja membuka mata ketika mendengar suara tangis terdengar. Liana juga sudah tidak ada di sampingnya. Membuatnya penasaran dan bergegas menuruni ranjang, keluar dari kamar dan mencari tahu apa yang terjadi sekarang.
Deg...
Jantung Joanna bertalu kencang. Di ruang tengah, dia melihat Jeffrey yang sedang memangku istrinya. Rosaline yang sedang memuntahkan darah. Tidak sedikit. Namun banyak hingga membuat tubuh dan wajah mereka penuh darah. Begitu pula dengan lantai yang ada di sekitar.
"Nona Rosaline..."
"Nona..."
"Rosaline..."
Jeffrey dan beberapa orang yang berada di sini menangis. Menangisi Rosaline yang telah pergi. Di pangkuan pria yang dia cintai. Ketika matahari terbit dan ayam yang baru saja berkokok kencang sekali.