Jeffrey dan Malvin masih mencari keberadaan Joanna di seluruh sisi kapal. Hingga di lantai paling dasar yang diisi mesin otomatis yang dikendalikan dari atas. Membuat Malvin yang sejak tadi sudah berkaca-kaca mulai meluruhkan air mata.
"Mama di mana ya, Pa? Kok tiba-tiba menghilang? Tidak mungkin ada yang jahat dengan Mama, kan?"
Jeffrey yang masih panik mulai memeluk anakya. Saat ini mereka sudah berada di deck kapal yang sebelumnya menjadi tempat Joanna dan Aletta bertengkar. Dengan Malvin yang menghadap depan. Menatap pemandangan laut dari sana. Sebab kapal sudah menyelam dan tudung kapal yang terbuat dari kaca tebal memang telah menutupi lantai atas hingga bawah.
"Papa! Itu Mama, kan!?"
Malvin langsung melepas pelukan Jeffrey. Lalu menunjuk pemandangan di depan matanya saat ini. Ibuya, dia sudah terbaring dengan mata terpejam di atas batu besar. Dengan ikan kecil yang menggerogoti kulitnya.
Deg...
Jantung Jeffrey bertalu kencang. Suaranya tercekat. Dia melihatnya. Dia melihat Joanna yang sudah tidak sadarkan diri dengan keadaan yang sangat mengenaskan. Apalagi banyak hewan laut yang menggerogoti dagingnya.
BRAK... BRAK... BRAK...
Malvin menendang dan menepuki kaca di depan. Berharap kaca itu pecah agar dia bisa menyelamatkan ibunya. Namun sayang, usahanya jelas gagal karena kaca ini begitu tebal dan tidak akan mudah dipecahkan.
"MAMA! PAPA ITU MAMA!!! ITU MAMA!!!"
Malvin mengguncang tubuh ayahnya. Dia semakin histeris setelah kapal semakin ke bawah. Menjauhi batu karang yang menangkap tubuh ibunya.
Jeffrey masih menegang. Dengan tangan gemetar, dia mulai menjauhkan Malvin dari tubuhnya. Berniat menuju lantai atas dan meminta Drako dan Ramon untuk menghentikan kapal.
Namun belum sampai dia melangkah, Ramon tiba-tiba saja berlari ke arahnya. Dengan nafas tersenggal. Lalu meminta Jeffrey dan Malvin segera ke atas. Sebab jasad Joanna telah diamankan dan dimasukkan ke dalam kapal. Entah teknologi macam apa yang kali ini digunakan.
Satu minggu kemudian.
Aletta sedang mencecar Drako sekarang. Kembali bertanya di mana Joanna Saphira berada. Membuatnya harus kembali menelan kecewa karena Drako tidak kunjung membuka suara.
"DI MANA KUBILANG!? KAU BISU, HAH!?"
Drako masih diam saja. Bahkan ketika Aletta mulai memukuli dirinya. Di ruang kerjanya. Ketika Ramon keluar sebentar untuk mengambil minuman.
"ALETTA!? KAU INI KENAPA, HAH!? LEPAS! JANGAN SAKITI PAMAN!"
Ramon menarik Aletta. Menjauhkan istrinya dari pamannya. Sebab dia memang tidak sejahat yang kalian bayangkan.
Iya, dulu Ramon memang pernah berbuat curang ketika pemilihan. Namun hanya itu saja kelakukan buruknya. Karena pasca ayahnya meninggal, dia mulai tertarik belajar teknologi bersama pamannya.
Apalagi setelah Ramon tahu jika ayah dan pamannya berasal dari dunia yang lainnya. Terlihat dari riwayat hidup mereka yang memang cukup janggal. Tidak memiliki orang tua dan sering berlaku ajaib di Utopia. Mereka juga sedikit pintar dari orang-orang asli Utopia.
Awalnya, Drako enggan mengajari Ramon untuk mempelajari teknologi bersama dirinya. Namun, akhirnya dia setuju juga dengan syarat agar keponakannya menikahi Aletta. Agar wanita itu tidak lagi dianggap rendah oleh orang-orang Utopia.
Awalnya, kehidupan Aletta biasa-biasa saja. Dia sama sekali tidak masalah dinikahi Ramon yang memang tidak mencintainya. Namun, tiba-tiba saja hidupnya terasa hancur setelah mendengar pembicaraan Drako dan suaminya. Tentang Joanna---istri Jeffrey yang bukan berasal dari Utopia.