Pernahkah manusia menyadari bahwa tak selamanya apa yang ia inginkan itu, harus menjadi kenyataan saat itu juga?
Berproses adalah bagian dari kehidupan. Satu persatu, langkah musti dilakoninya untuk sampai tujuan.
Bahkan terkadang, kala sampai tujuanpun, kemungkinan untuk mendapatkan kepuasan tersebut masih belum bisa terjamin.
Lensa Nodt menyapu ruang inap rumah sakit, yang kini menjadi tempatnya beristirahat. Otaknya secara acak sedang memikirkan tentang proses hidup. Besok lusa usianya bakal menginjak 29 tahun. Oh, betapa waktu sangat cepat bergulir. Keluh Nodt penuh cemas.
Perasaan manusiawi semacam bagaimana jika manusia sudah bersusah payah, melangkah untuk sampai ketujuan, mengorbankan banyak hal, tetapi ternyata takdir tak pernah mengantarkannya pada realitas yang terwujud dan berakhir bahagia? Sejujurnya, itulah yang tengah Nodt rasakan saat ini.
Sore kemarin, Nodt merasakan lengannya sangat sakit. Itu adalah sensasi menyiksa yang pertamakali dirinya alami dalam hidupnya. Ligamen membelot itu rupanya memberikan sensasi ngilu, panas, dan nyeri berkepanjangan.
Padahal koreografi tarian mereka tak sesulit boygroup K-pop loh, tapi karena dirinya kurang menguasai bidang tersebut, jadinya ada kesalahan posisi yang pada akhirnya membuat Nodt mengalami cedera cukup serius.
Tetapi jangan khawatir, cederanya sudah ditangani oleh para ahli. Tinggal menunggu pulih saja. Hanya sebentar kok .
Nodt menghela napas, sebenarnya ia masih mencemaskan Bas yang tempo hari sempat pingsan didepan pelupuk matanya. Pemuda itu merasa bersalah karena tak bisa siap siaga menolong kekasihnya. Meski, ini semua juga bisa terjadi akibat kebodohannya sendiri sih.
Nodt terkesiap, memikirkan insiden kemarin membuatnya menimang rasa baru. Ada perasaan iri dalam hati Nodt saat menyaksikan Job menggendong Bas dipunggungnya. Nodt tahu bahwa Job masih menaruh hati pada Bas, seperti sediakala ketika mereka masih merajut asmara.
Perasaan iri Nodt bukan tanpa dasar, karena juga ia paham betul bagaimana Bas berusaha menahan perasaannya terhadap Job.
Iya betul, nyatanya Nodt menyadari gelagat Bas sejak hari pertama mereka melakukan latihan, atau kala jawaban pacarnya menolak tawaran untuk sekamar dengan Job terlontar, juga jangan lupakan rasa canggung Bas setiap kali mereka berada diruangan yang sama dengan Job.
Satu lagi, tentang Bas yang salah tingkah begitu mereka bertiga terpaksa berada dalam satu meja makan. Sungguh, Nodt menyadarinya lebih dari siapapun. Pemuda itu iri tentang betapa Job sangat beruntung. Lihatlah, bahkan ketika dirinya berada tepat disisi Bas, otak kekasihnya itu hanya memikirkan Job.
Sekalipun Nodt mengejar Bas sampai ke puncak dunia, pada kenyataannya perjuangan Nodt hanya berakhir menjadi sebuah usaha yang sia-sia. Intinya, ia sedang mempertahankan tubuh tanpa nyawa. Bas tak pernah benar-benar ada untuknya.
Nodt tersenyum getir, ia sekarang menyadari bahwa selama tiga bulan terakhir siasatnya meraih hati Bas rupanya hanya sebentuk delusi. Ironis, padahal ia sudah sangat bermati-mati melakukan segalanya agar Bas lekas pulih dari rasa sakit yang diberikan Job.
Nodt masih ingat, malam itu. Kalau tidak salah sekira tepat tiga bulan lalu. Tetiba saja ponselnya berdering, tanda panggilan masuk dari sebuah nomor.
Itu adalah Bas, panggilan yang sangat jarang Nodt dapatkan. Selama ini, selalu Nodt yang memulai semuanya lebih dulu. Maka ketika itu terjadi, Nodt merasa sedang mendapatkan sebuah keajaiban dalam hidupnya.
Nodt langsung mengangkat panggilan tersebut, tentu saja dengan berusaha sekuat tenaga agar terdengar tenang.
"Phi Nodt, bisakah aku ke apartmu?"
Suara menggemaskan itu merangsak masuk melalui celah gendang telinga Nodt, membuat dadanya kembang kempis menahan euforia bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Impostor
RomansaBerawal dari ruang casting, Bas tidak pernah menyangka akan jatuh cinta pada rekan kerjanya sendiri. Tapi sayang, dia dan Job harus bermain petak umpet dengan para penggemar. Beginilah Insdustri Boyslove. Tidak pernah ada yang tahu pasti mana pasang...