Lisa kini berada dikantin kampus dengan sahabat-sahabatnya. Setelah kejadian beberapa hari lalu, Lisa merasa harinya sedikit berwarna. Bohong jika Lisa tidak menyukainya, bahkan ketika pulang dari nonton street dance itu, Lisa tidak bisa tidur. Dia terlalu bahagia, kadang mengutuk dirinya sendiri karena terlalu mudah jatuh dalam perlakuan manis seorang laki laki.
"Sa, ngelamun terus sih" Ucap Jennie.
"Kesambet lu, dari kemarin senyum senyum terus" Ujar Jisoo sambil memakan baksonya.
"Terakhir gua liat ekpresi lu yang kek gini tuh pas lo lagi jatuh cinta sama Miguel, jadi lo sekarang jatuh cinta sama siapa ?" Tanya Rose.
"Buset dah, orang senyum senyum aja langsung dituduh yang enggak-enggak" Ucap Lisa yang cuek dengan tuduhan tuduhan teman temannya. Kemudian fokus Lisa berganti karena melihat surai laki laki yang beberapa hari lalu bersamanya, namun aneh laki laki itu digandeng oleh sosok perempuan. Perempuan itu bahkan berbeda dengan yang diperpus dan dicafe.
"Siapa lagi tuh yang jadi korban buaya" Ucap Jennie sambil menggerakkan dagunya ke arah Jeffrey.
"Kemarin gua liat dia kissing sama anak Seni" Ucap Rose.
"Lo tau dari mana ?" tanja Jisoo.
"Gua pas lagi praktek diruang seni, gua kira uda pada pulang semua. Pas gua masuk buat ngambil buku gua yang ketinggalan, gua liat dia" Ucap Rose sambil menatap Lisa.
"Wah gila sih, kok bisa sih dia kayak gt" Ucap Jisoo. Lisa hanya terdiam, ekpresinya berubah. Entah kenapa dia sedikit kecewa, bagaimana bisa Jeffrey seperti itu. Bahkan sekarang dirinya adalah korban.
"Sa, kok lo diem sih" Tanya Jennie.
"Ya gue mesti gimana coba" Ucap Lisa. "Dahlah gua duluan ya, bentar lagi ada kelas, bye bitch"
"Mulut lo sa, pengen gua suapin sama pentol" Ucap Jisoo.
"Lisa aneh, keknya tadi dia bahagia banget deh sekarang mendadak badmood banget" Ucap Jennie yang menyadari tingkah laku anggota paling bontotnya.
"Lagi pms kali" ucap Jisoo yang masih sibuk dengan baksonya. Rose hanya terdiam, Rose ingin menanyai namun Lisa sepertinya masih enggan bercerita.
***
Lisa kini berada didalam apartemennya, melupakan hal hal yang beberapa hari ini terjadi. Pelariannya selalu dance, dia berlatih sungguh sungguh hingga membuat tubuhnya terasa sangat capek. Lisa kini dengan nafas terengah-engah mendaratkan dirinya dilantai dan mengutuk dirinya sendiri.
"Persetan dengan Jeffrey" Ucap Lisa sambil membuka ponselnya dan memblokir nomor Jeffrey. "Gua goblok sih, udah tau dari awal dia buaya. Masih aja ngasih kesempatan dia buat masuk ke hati gua"
Suara bel terdengar, kemudian Lisa berdiri dan berjalan kearah pintu itu. Ternyata sahabatnya datang dan membawa banyak sekali makanan.
"Kan udah tau sandi apartemen gua, kenapa mesti mencet bel" Ucap Lisa sambil membantu Rose untuk membawakan makanannya. "Banyak amat sih ros yg lo bawa, buat berdua doang lagian"
"Hehehe, gua lagi laper sekalian gua mau curhat" Ucap Rose.
"June lagi ?" Tanya Lisa.
"Hehehe iyaa, btw gua bawa bir. Kita ke balkon yaa" Ucap Rose kemudian berjalan ke balkon Lisa. Lisa sedang menuju arah pantry untuk mengambil gelas dan beberapa piring.
"Jadi si June ngapain lo lagi ?" Tanya Lisa sambil mendaratkan pantatnya dan menuangkan bir untuknya dan Rose.
"Gue keknya mending putus aja Sa, makin kesini hubungan kita ga jelas. Dia udah bener bener ga jelas. Gua ga paham, mungkin juga dia uda ada perempuan lain" Ucap Rose yang galau namun masih nafsu makan ayam dan kue beras pedas.
"Lo bicara baik baik dulu sama dia. Kalo emang keputusan terakhir kalian bakal pisah yauda. Mau gimana lagi, emang belum takdir" Ucap Lisa sambil meneguk birnya.
"Udah, dia masih ga jelas dan ga ngasih keputusan. Disisi lain gue masih sayang sama dia, tapi disisi lain gua pengen udahan sama dia"
"Udahlah mending lo udahan, terus lo sama abang gua" Ucap Lisa sambil menggoda Rose. "Perbaikin hubungan kalian yang dulu, sejujurnya gua lebih setuju Bang Richard sama lo dibandingin sama yang sekarang"
"Tuh mulut gampang banget ngomong kayak terompet. Emang lo pikir abang lo masih suka sama gue ? Pastinya enggaklah, dia kan juga uda ada cewe baru"
"Dia mau putusin tuh cewe gara2 dia diselingkuh. Tapi tuh cewe gatel ga mau diputusin, gua sampe kasihan sama abang gua"
"What ? Gua dapet bang Richard ga bakal tengok kanan kiri sih" Ucap Rose yang masih sibuk dengan makananya.
"Mangkanya itu, mending lo putusin June. Terus gua komporin bang Richard biar kalian bisa deket lagi"
"Hahaha andaikan se simple itu sa. Btw, lo fine kan ?" Tanya Rose.
"Hah ? Em i..iya. Gua fine kok" Ucap Lisa sambil membuang muka menghindari kontak mata dengan Rose.
"Lo boong sa, gua ga maksa lo buat cerita sih. Jangan pernah dipikirin sendiri, masih ada gua. Lo bisa bagi kesedihan lo ke gua" Ucap Rose sambil menepuk nepuk pundak Lisa. Lisa hanya tersenyum, dia yakin Rose tahu namun Rose memilih diam dan menunggunya untuk bercerita. Namun sayangnya Lisa ingin menyimpan rapat rapat rahasia itu, jika dia bisa dia ingin mengubur dalam dalam hal yang dialaminya dengan Jeffrey.
***
Beberapa hari ini Lisa benar benar menghindari Jeffrey, pernah sesekali Jeffrey memanggil Lisa namun tidak dihiraukan oleh Lisa. Entah kebetulan apa Lisa selalu bertemu Jeffrey, dia sangat membenci fakta itu. Namun keberuntungan tidak berpihak pada Lisa hari ini ketika dia sedang pulang berbelanja, terlihat sosok Jeffrey sedang berada didepan kawasan apartemennya. Lisa hanya terdiam melihat Jeffrey, Jeffreypun hanya menatap Lisa. Kemudian Lisa berjalan hingga melewati sosok laki laki yang sangat dia ingin hindari saat ini. Namun gagal, tangannya sudah ditahan oleh sosok laki laki itu.
"Lisa, lo berusaha ngehindar dari gue kan ?" Tanya Jeffrey.
"Lepasin, gua gak ada urusan sama lo ya" Ucap Lisa yang masih berusaha melepaskan genggaman Jeffrey.
"Gue ada salah apa sama lo ? Kenapa lo ngehindar dari gue bahkan lo ngeblokir nomor gue" Ucap Jeffrey.
"Terserah gue ya, kita juga gak ada hubungan apapun. Ga usah sok akrab" Ucap Lisa kemudian meninggalkan sosok Jeffrey, namun tiba tiba Jeffrey dipukul oleh sosok laki-laki. Lisa terkejut kemudian berbalik badan untuk menolong Jeffrey.
"Lo emang laki-laki brengsek, berani beraninya lo mainin hati adek gue" ucap sosok laki laki itu. "Oh sekarang dia mainan lo ya ? Eh asal lo tahu, better lo ga usah berurusan lagi dengan laki laki buaya kayak dia" Ucap laki laki itu untuk Lisa. Kemudian laki laki itu pergi meninggalkan sosok Jeffrey dan Lisa.
"Lo gapapa ?" Tanya Lisa.
"gapapa, lo masuk gih" Ucap Jeffrey.
"Gue obatin luka lo, ayo masuk kedalam" Ucap Lisa kemudian membantu Jeffrey berdiri dan membawanya masuk ke dalam apartemennya. Jeffrey kemudian duduk disofa, Lisa mengambil kotak p3k dan membantu jeffrey untuk membersihkan darah yang berada di ujung bibir laki laki itu.
"Maaf ngerepotin, terimakasih Lisa" Ucap Jeffrey sambil menatap Lisa.
"Lo kalo mau bajingan, liat liat dulu lah. Kalo bisa cari yang anak tunggal, biar lo ga digebukin gini" Ucap Lisa sambil sengaja menekan luka yang berada diujung bibir Jeffrey "Aww, pelan sa" ucap Jeffrey yang memegang tangannya. Kemudian Lisa segera melepas tangan Jeffrey dan memberikan plester luka. "Selesai, dah lo bisa pulang" Ucap Lisa kemudian dia berdiri namun tangannya ditarik oleh Jeffrey sehingga kini dia berada di pangkuan laki laki itu. Jeffrey hanya menatap surai cantik Lisa, Lisapun hanya menatap sosok laki laki yang sebenarnya dia rindukan itu.
***
tbc
apakah aku serakah jika aku meminta kalian komen di chapter hehehe :) ?
besok rencana aku update 3-4 chapter, karena kemungkinan baru bisa update lagi senin

KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped | Jaelis
RomanceKisah seorang Lalisa yang terjebak dalam kisah cinta rumit dengan seorang playboy yang tidak ingin terikat dalam sebuah hubungan.