Kembalinya Raden kian Santang part 35 terakhir
Di perbatasan kota Padjajaran terlihat kian Santang sedang berjalan menuju kerajaan Sukamanah dengan berjalan kaki, dia beristirahat sejenak di pohon karena lukanya, dia mengelus luka yang ada di tangan kirinya dengan air di dekat sungai, lalu dia memperbannya dengan perban yang dia bawa, lalu kian Santang melanjutkan perjalanannya untuk melakukan misinya.
"Aku harus cepat, waktuku tidak banyak mungkin Raka abikara dan yang lain akan kewalahan melawan para golongan hitam, ini kesempatanku untuk menyelamatkan yunda Rara Santang dan nyimas praharsini"batin kian Santang.
Abikara dan yang lain telah sampai di depan perbatasan kerajaan sukamanah. disana sudah terdapat semua para golongan hitam yang sudah menunggu pasukan Padjajaran untuk bertempur.
"Akhirnya kau datang juga!!"sinis mantarsinga menatap abikara.
"Bagus, aku tidak perlu mencari kalian, semaunya siap siap untuk bertempur!!"teriak abikara hendak memberikan peringatan.
Lalu para prajurit memegang perisai dan pedang dan bersiap siap untuk bertempur, sementara yudakara turun dari kuda dan mengeluarkan kuda kudanya begitu juga yang lain dan juga abikara.
"Semuanya, persiapan menyerbu!!"teriak mantarsinga memberikan aba aba.
"Serbu!!!!!"teriak lantang abikara.
"Serbu, semuanya!!!"teriak mantarsinga.
Lalu prajurit di Padjajaran dan sukamanah maju dan berperang sementara abikara yang lain sedang melawan mantarsinga dan golongan hitam. Abikara melawan mantarsinga, yudakara melawan hariwangsa dan basinga, syek nur jati melawan wistapati dan palwangguna, surosowan melawan Mahesa, walang sungsang melawan ratu mendusa, dan saloka.
Wush, bugh Bugh Bugh, wush wush wush, bugh, prak!!!
Pertarungan mereka semakin sengit antara kerajaan Padjajaran dan sukamanah. Dan prajurit di kerajaan Sukamanah mulai sedikit.
"Teryata prajurit Pajajaran lumayan hebat, aku harus menyerang mereka menggunakan serangan andalanku supaya mereka tidak menghalangi rencanaku untuk mengalahkan keluarga Padjajaran dan antek antek Padjajaran"batin mantarsinga.
Lalu mantarsinga mengerahkan semuanya jurus andalannya yang bisa membuat ledakan besar. Akhirnya semua prajurit di sukamanah dan Pajajaran mati mengganaskan karena serangan andalan mantarsinga. Sementara abikara dan yang lain terluka parah akibat serangan itu.
"Arrrghhh, tubuhku!!!"jerit abikara.
"Rayi, kau tidak papa?"tanya walang sungsang.
"Aku tidak papa Raka, namun hanya sedikit terluka"jawab Abikara.
"Mendebah kau, mantarsinga!!"teriak yudakara.
"Aarrrghhh, bagaimana ini, jika aku dan yang lain kalah, maka tugas Rayi kian Santang akan gagal untuk menyelinap ke dalam kerajaan Sukamanah, aku harus memberi waktu untuk Rayi kian Santang, semoga dia cepat sampai dan membawa pergi yunda Rara Santang dan nyimas praharsini"batin abikara.
"Temanku, mari kita serang bersama sama!"ucap abikara.
"Mari!"sahut yudakara.
Lalu abikara dan yudakara bangkit dari jatuhnya. Abikara mengeluarkan kuda kudanya, sementara yudakara mengeluarkan sabit kembarnya untuk menyerang mantarsinga.
"Majulah kalian!!ejek mantarsinga.
"Kau, serangan begitu saja sudah sangat bangga, ingatlah, orang sombong akan mendapatkan karmanya!"bela abikara.
"Aaa, aku tidak mau mendengarkan ocehan mu anak kecil!!"sinis mantarsinga.
"Kau benar benar membuatku emosi saja!!"ketus abikara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALINYA RADEN KIAN SANTANG || NEW'VERSION.
Ficção Históricakisah sang pangeran bernama Raden kian Santang yang merupakan ksatria yang baik hati gagah bijaksana, yang hidup di istana Padjajaran tanah Pasundan. Pajajaran mengisahkan kembali kisah keharmonisan antara keluarga dan kisah cinta antara putra dan p...