Jimin kini berada di kamarnya dengan selimut tebal yang membungkus tubuh menggigilnya.
Sejak pagi tadi, setelah pelayan Han menemukannya dengan kondisi menggigil dan darah yang terlihat keluar dari hidungnya Jimin masih tak sadarkan diri.Tubuhnya yang terasa sangat dingin dan pucat, membuat sang pelayan bingung dan khawatir. Lalu pria itu menghubungi nyonya dan tuan besar Jeon untuk datang melihat kondisi cucu mereka.
"Kenapa belum turun juga?" Ucap pelayan Han saat melihat termometer yang ada di tangannya masih menunjukkan angka 40° Celsius. Hingga suara gaduh dari luar membuat pelayan itu berdiri dan membuka pintu kamar tuan mudanya.
Cklek
"Tuan besar, silahkan masuk." Ucap pelayan itu sambil membungkuk.
"Bagaimana kondisi Jimin saat ini?" Tanya tuan Jeon seraya memasuki kamar Jimin dengan sang istri yang kini berlari ke arah ranjang di depannya. Di mana Jimin saat ini tengah meringkuk di dalam selimut tebal yang membungkus tubuh mungil itu.
"Suhu tubuhnya belum juga turun nyonya." Ucap pelayan Han sambil menyerahkan sebuah termometer yang ia genggam.
Mata nyonya Jeon membola terkejut saat melihat angka yang terlihat pada termometer yang kini sudah berada di tangannya.
"Omo!! Yeobo, Jimin panas tinggi lebih baik kita bawa ke rumah sakit!" Ucap Nyonya Jeon yang kini panik.
Tuan Jeon pun mendekat ke arah sang istri, "Baiklah kita bawa dia ke rumah sakit. Pelayan Han tolong beritahu Jungkook setelah dia pulang." Ucap tuan Jeon sambil perlahan mengangkat tubuh mungil cucunya.
"Baik tuan besar."
Jika kalian bertanya, mengapa tuan Jeon menyuruh pelayan itu memberi kabar pada Jungkook saat sudah pulang. Tentu saja beliau tau tabiat Jungkook selama ini. Pria itu tidak akan perduli dengan keadaan putra tunggalnya, tuan Jeon sangat tahu Jungkook masih belum dapat menerima kehadiran Jimin sebab kematian Yeri. Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa? Kenapa Sampai seperti itu, dan kenapa sampai sekarang Jungkook tak bisa merelakan dan menerima kehadiran Jimin sebagai seseorang yang harusnya ia lindungi dan ia jaga.
Skip
"Yeobo, bagaimana bisa Jimin bisa demam tinggi seperti ini?" Ucap Nyonya Jeon yang ada di sampingnya. Saat ini mereka sudah berada di depan ruangan UGD. Menunggu Jimin yang sudah berada dalam penanganan di dalam sana.
Tuan Jeon hanya bisa menatap sang istri dengan memberikan tatapan sedihnya. Namun, berbeda dengan pelayan Han yang berdiri di samping tuan besarnya. Pria itu hanya bisa bungkam dan menunduk, ia tengah gelisah karena ia tahu karena ia lah yang menemukan tuan mudanya yang tengah meringkuk kedinginan di dalam kamar mandi.
'Haruskah aku mengatakannya? Tapi, bagaimana dengan tuan Jungkook nanti?' Ucapnya dalam hati. Sungguh ia sangat bingung saat ini. Ingin sekali mengatakan yang sebenarnya namun, ia juga tak ingin tuannya marah padanya.
Cklek
Pintu ruangan di depan mereka pun terbuka, sontak hal itu membuat nyonya dan tuan Jeon berdiri dan mendekat pada seorang dokter yang baru saja keluar.
"Dok, bagaimana?" Tanya tuan Jeon yang kini berada di depan dokter itu.
"Anda keluarga pasien?"
"Saya kakeknya."
Dokter itu pun mengangguk, "Bisa ke ruangan saya? Ada sesuatu yang ingin saya beritahukan mengenai kondisi pasien saat ini."
Tuan Jeon mengerutkan keningnya bingung namun tetap beliau mengangguk kan kepalanya. Lalu setelahnya mengikuti dokter itu pergi. Sementara itu nyonya Jeon lebih memilih menunggu cucunya di depan ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[D.I.S] Daddy, I'm Sorry ✔
FanfictionAbout, Family violence kisah seorang pemuda berusia 16 tahun yang setiap harinya mendapat kekerasan dan tekanan dari sang ayah. bahkan di sekolah ia menjadi korban bullying hingga pada akhirnya memilih untuk melakukan Self harm. Park Jimin (16) Jeon...