"Jimin-ah kita akan jalan-jalan kemana?" Tanya Seokjin pada keponakan manisnya Jeon Jimin.
Saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar milik Jimin. Seokjin merebahkan tubuhnya di atas ranjang Jimin dengan posisi telungkup dan menopang wajahnya dengan sebelah tangannya. Sementara itu Jimin saat ini terlihat mencoba sweater yang di berikan sang paman padanya.
Jimin pun menoleh pada pria itu lalu menunduk menatap tangannya yang memainkan kain sweaternya.
"Paman, Jimin takut ayah marah." Ucap Jimin yang menunduk.
Seokjin pun menghela nafas dan beranjak dari tempatnya kemudian ia mendudukkan dirinya di tepi ranjang.
"Kemari." Ucapnya dengan menepuk tempat di sampingnya.
Jimin pun menurut dan segera mendudukkan dirinya di samping Seokjin. Pria itu pun tersenyum lalu menarik bahu Jimin dari samping lalu memeluk nya.
"Tidak akan bisa dia memarahi mu. Kau pergi dengan ku bukan dengan orang lain yang tidak kau kenal. Jadi, jangan takut ne." Jimin pun mengangguk membuat Seokjin tersenyum lalu mengusap kepala Jimin dengan lembut.
Sementara itu Jungkook mengemudi cukup kencang di jalanan Seoul siang itu. Dengan emosi yang meluap-luap ia mengendarai mobilnya dengan begitu kencangnya.
'Berlebihan apanya?! Aku hanya memberikan semua yang ingin aku beri, bukan dia yang meminta! Apa itu salah huh?! Coba ingat, pernahkah kau melakukan semua yang aku lakukan padanya? Dia putramu! Dia lebih membutuhkanmu tapi, apa? Apa kau ada di saat ia butuh kehadiran seseorang untuk ia bersandar? Di saat ia ingin berkeluh kesah? Kau ayahnya Jungkook! Sekali saja berikan perhatian mu padanya!'
Masih teringat jelas ucapan Seokjin beberapa waktu yang lalu membuat Jungkook semakin mengeraskan rahangnya dan nafasnya memburu karena emosi.
'dan satu lagi, jika kau terbebani dengan putramu, aku bersedia merawatnya dan mungkin aku akan mengambil alih hak asuhnya dengan nama ku Sebagai walinya.'
"Brengsek!" Jungkook pun memukul kemudinya kencang melampiaskan emosinya yang kini menggebu dan tiba-tiba di depannya sebuah mobil dari arah berlawanan melaju cukup kencang menuju ke arahnya dan Jungkook yang terkejut, membelalakkan matanya tanpa bisa mengontrol laju mobilnya sendiri hingga kecelakaan pun tak terhindarkan.
Ckiiiit
Brakk!
Pukul 4 sore Jimin sudah siap dengan pakaiannya. Saat ini ia selesai bersiap untuk menghabiskan waktunya bersama sang paman hari ini, karena besok paman Seokjin nya akan kembali ke London untuk melanjutkan pekerjaan nya di perusahaan cabang milik sang ayah.Jimin pun menuruni tangga dan melangkah menuju ke arah Seokjin yang berada di sofa ruang tamu.
"Paman kajja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[D.I.S] Daddy, I'm Sorry ✔
FanfictionAbout, Family violence kisah seorang pemuda berusia 16 tahun yang setiap harinya mendapat kekerasan dan tekanan dari sang ayah. bahkan di sekolah ia menjadi korban bullying hingga pada akhirnya memilih untuk melakukan Self harm. Park Jimin (16) Jeon...