𖧷 15 𖧷

630 41 0
                                    


"Ayah?!" Seru Jimin saat melihat ada pergerakan dari jemari Jungkook di dalam genggaman tangan mungilnya.

Saat ini Jimin tengah sendirian di ruangan rawat bernuansa putih itu untuk menemani ayahnya yang masih belum juga membuka. Namun tepat pagi ini, Jungkook mulai sadar dan perlahan membuka matanya.

Jimin pun segera menekan tombol di dekat ranjang ayahnya untuk memanggil dokter. Ia berdiri tepat di samping sang ayah yang belum sepenuhnya sadar dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.

"Akh! Sshh.." Jungkook meringis nyeri dan memegangi kepalanya lalu menatap ke sekitarnya.

"D-Dimana ini?" Lirih Jungkook dengan suara seraknya.

"Ayah berada di rumah sakit. Apa ayah merasakan sakit? Di mana?" Tanya Jimin yang kebingungan.

"R-rumah sakit?"

"Um ne, kemarin ayah mengalami kecelakaan lalu lintas." Tanya Jimin yang kini mengusap lengan sang ayah untuk memberikan rasa nyaman saat Jungkook beberapa kali terlihat meringis dan menyentuh kepalanya.

Cklek

Pintu pun terbuka, Dokter ternyata sudah datang bersama seorang suster untuk memeriksa Jungkook.

"Selamat pagi." Sapa dokter itu pada Jimin.

"Selamat pagi dokter." Ucap Jimin yang kini beringsut mundur guna memberi dokter dan suster itu akses untuk berada lebih dekat pada sang ayah untuk segera menjalankan pemeriksaan.

Jimin pun tak lepas memandang sang dokter yang menjalankan tugasnya. Memeriksa ayahnya dengan seorang suster yang mencatat setiap hasil pemeriksaan yang di lakukan dokter itu. Hingga tak berapa lama pria paruh baya itu menyelesaikan pekerjaan nya dan menoleh pada Jimin dengan tersenyum.

"Bagaimana keadaan ayah saya dokter?" Pemuda manis berusia 16 tahun itu pun bertanya dengan perasaan khawatir nya, menatap dokter itu dengan berharap jika hasilnya baik-baik saja.

"Syukurlah kondisi nya sangat baik dan stabil.  Lukanya juga terlihat baik dan mungkin sebentar lagi pasien akan segera pulih. Kau tenang saja nak, ayahmu sekarang sudah baik-baik saja." Ucap pria paruh baya dengan jas putih itu tersenyum dan mengusap kepala Jimin begitu lembut.

Jimin pun menghela nafasnya lega, lalu ia pun membungkuk dan berterima kasih pada dokter itu.

"Baiklah saya akan pergi karena pasien lain juga sudah menunggu giliran pemeriksaan nya. Tolong setelah ini waktu sarapan akan segera tiba, pastikan ayahmu memakan makanannya dan segera meminum obatnya, arraseo?!"

"Ung ne, area dokter!"

"Baiklah kami permisi." Ucap dokter itu dan segera beranjak pergi dari ruangan itu di ikuti suster yang baru saja selesai memeriksa selang infus milik ayahnya.

Jimin perlahan mendekat ke arah ranjang sang ayah, menarik kursi yang ada di dekat ranjang agar sedikit bergeser dan ia pun berdiri di sisi kanan ranjang sambil tangannya membenahi selimut yang di kenakan oleh ayahnya itu.

"Apa sekarang Ayah merasa lebih baik?" Tanya Jimin yang kini menatap sang ayah yang kini menatap jendela kamar rawatnya.

"A-ayah?" Nada suara Jimin berubah saat melihat wajah Jungkook yang begitu dingin.

"Seokjin sudah pergi?"

"Ne?" Jimin bingung saat ayahnya bertanya tentang pamannya.

"Apa pria itu sudah kembali ke London?"

"Nde, tadi pukul 6 adalah jadwal penerbangan nya. Mungkin sekarang sedang berada di perjalanan udara." Ucap Jimin yang melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 lebih 19 menit.

[D.I.S] Daddy, I'm Sorry  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang