THE MISTRESS 👠 : 011

927 98 7
                                    

Minho benar-benar mati kebosanan di rumah. Karena dia sudah lulus kuliah membuatnya hanya diam di rumah. Apalagi Chan sama sekali tidak membiarkannya untuk bekerja di luar sana.

"Aiss sangat bosan" gumam pria itu.

"Aku keluar saja sebentar ya" kata Minho lalu bangkit dari kasur. Dia kemudian memakai baju yang bagus lalu pergi ke luar.

Minho menghirup aroma kopi itu, benar-benar sangar nikmat. Sambil melihat pemandangan luar Cafe si manis mulai menyeruput kopinya.

"Hmmm mereka?" Gumam Minho saat melihat Chan dengan anak dan seorang wanita.

"Itu pasti istrinya" guman Minho dengan santai. Dia merasa seperti simpanan di TV-TV saat ini.

"Aku benar-benar tidak mengerti dengan Bang Chan ini" katanya. Mereka terlihat sedang masuk ke sebuah restoran keluarga tradisional.

Minho melihat ke arah arloginya, sudah menunjukkan pukul delapan malam. Entah kenapa dia jadi malas balik ke rumah, walaupun dia tahu Chan mungkin saja tidak datang karena tadi malam dia tidur di sana.

"Makan apa ya?" Gumam Minho sambil melihat beberapa restoran itu. Dia lalu tertuju ke sebuah restoran cepat saji yang ada di pinggir jalanan.

"Hai! Ternyata kau di sini" kata seseorang dari belakang si manis. Minho tahu siapa itu, dia kemudian menoleh dan menatap pria itu.

"Iya kenapa?" Tanya Minho dengan santai.

"Ayo pulang, aku mencari mu ke mana-mana tadi" kata pria Bang itu sambil mendekat ke arah Minho.

"Aku ingin makan ayam, kau pulang saja duluan" katanya keras kepala. Chan menghela napas kemudian dia berlari dan membopong pria manis itu lalu memasukannya ke dalam mobil.

"Hai! Apa yang kau lakukan? Memalukan sekali" kata Minho kesal saat Chan masuk ke dalam kursi kemudi.

"Lihat punya ku tegang, kau harus membantu ku sayang" kata Chan sambil mengarahkan tangan Minho ke barangnya. Minho menghela napas mendengarnya.

"Kau juga kan punya istri, jadi lakukan sekali-kali dengannya. Aku sedang tidak ingin" kata Minho sambil memainkan kukunya.

"Ohh begitu ya, malam ini kau mau es batu atau dildo?" Tanya Chan sambil menghidupkan mobilnya. Hal itu membuat Minho terkejut.

🔞

"Baik-baik" jawab Minho pasrah. Suara desahan itu terdengar memenuhi ruang tamu itu. Chan seperti biasa tak bisa menahan dirinya saat menyetubuhi pria itu.

"Kau tidak pakai kondom juga" kata Minho saat merasakan lubangnya basah dan hangat.

"Tapi sangat nikmat" kata Chan.

"Lepas aku tidak mau hamil" kata Minho.

"Biarkan saja kau hamil, kau juga tunangan ku" kata Chan sambil menyambar bibir Minho.

"Aku tidak mau jadi simpanan mu" kata Minho lagi.

"Siapa bilang kau simpanan? Kau nyonya besar di rumah ini" kata Chan. Minho menghela napas dan hanya bisa pasrah saja.

Di sisi lain, Miho tengah duduk di depan kedua orang tuanya.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya sang ibu saat melihat putrinya yang begitu pucat.

"Aku sudah baikan, banyak sekali obat yang diberikan dokter pada ku" jawabnya.

"Baguslah, kami senang melihat mu lebih baik" kata keduanya. Entah kenapa tiba-tiba Miho menangis.

"Kenapa sayang?" Tanya nya.

"Chan" katanya terbata-bata.

"Kenapa dengan suami mu?" Tanya sang ibu.

"Dia punya pria simpanan" jawabnya lagi.


👠

Minho saat itu tengah memasak di dapur, tadi pagi ditelepon Chan mengatakan akan makan malam dengannya di sana.

"Bagaimana pun caranya aku tidak akan membuatnya kecewa" kata Minho sambil tersenyum memotong bawang.

Tak lama setelah itu, terdengar suara dering dari ponsel milik Minho.

"Halo"

"Tuan apa anda kerabat Tuan Bang Chan?"

Tanya nomor yang tidak dikenal itu, Minho menjadi cemas mendengarnya.

"Iya" jawab si manis singkat.

"Tuan Chan mengalami kecelakaan, saat ini dia ada di rumah sakit" mendengar itu membuat jantung Minho berdebar dengan kencang.

"Katakan pada ku, di mana rumah sakitnya" kata Minho dengan nada bergetar.

Tanpa berpikir panjang Minho langsung masuk ke rumah sakit itu. Saat ini dia hanya memakai baju kaos dan kardigan saja sangat simple.

"Tuan Bang Chan ada di ruang periksa" kata sang resepsionis pada Minho. Minho berjalan dengan cepat ke ruangan tempat Chan berada.

Saat sampai di lorong, dia melihat seorang wanita membawa anak tengah menangis di ruangan depan Chan berada.

"Paman manis" suara itu membuat Minho langsung berbalik dan pergi dari sana.

"Kenapa saat seperti ini, aku harus bertemu dengan istrinya?" Gumam Minho sambil duduk di taman rumah sakit. Jujur dia sangat ingin tahu keadaan Chan, tapi di sana sudah ada istri sahnya. Minho yang hanya seorang simpanan bisa apa?

Beberapa jam berlalu, Minho masih diam di sana menunggu Chan di luar rumah sakit. Pria itu merasakan getaran ponselnya yang ada di saku.

"Kau di mana? Aku kecelakaan sayang"

Minho tersenyum melihat pesannya, sepertinya kecelakaan Chan tidak terlalu parah buktinya dia bisa memainkan ponsel.

"Aku menunggu di luar" jawab Minho.

"Ayo ke sini, aku butuh ciuman mu" kata Chan. Minho langsung bersemu mendengar itu, Chan memang bisa saja menggoda dirinya.

"Tidak bisa, ada istri mu di sana dan juga anak mu" kata Minho.

"Mereka sudah pulang, Hinha ingin tidur tadi. Jadi aku sendirian, aku membutuhkan kehangatan mu Minho" kata Chan.

Minho lalu bangun dan memberanikan diri untuk berjalan masuk ke sana. Karena sudah malam membuat lorong itu sepi. Hanya ada beberapa dokter dan perawat yang berlalu lalang.

Minho melihat plat nomor pintu kamar itu, setelah dirasa tepat dia langsung membukanya dari luar.

"Dia sudah tidur" gumam Minho saat melihat pria itu tengah terbaring lemah di atas bad. Minho kemudian duduk di kursi samping bad dan menatap pria itu.

Entah kenapa Minho mengecup kening Chan saat itu. Walaupun pria ini terkadang mesum, kasar dan aneh. Tapi Minho tahu dia benar-benar mencintai dirinya.

"Cepatlah sembuh" kata Minho sambil memegang tangan Chan yang terpasang selang infus. Saat Minho mengusap rambut pria itu, tiba-tiba mata Chan terbuka.

"Ayo tidur di samping ku" katanya sambil membuka mata. Minho langsung menggeleng, bagaimana bisa dia tidur di sana.

"Aku tidak akan melakukan apapun pada mu, kau tenang saja. Lagipula anu ku masih sakit" kata Chan. Minho langsung terkekeh di saat seperti ini pun Chan masih mesum.

"Tidak mau, nanti punggung ku sakit" kata Minho. Chan nampak cemberut namun dia mengusap punggung tangan Minho.

"Kau sudah makan?" Tanya Chan. Minho langsung mengangguk dan tersenyum.

"Chan kenapa kau bisa kecelakaan?" Tanya Minho berusaha membuka obrolan. Mendengar pertanyaan itu membuat Chan jadi malu.

"Aku tidak bisa memberitahu mu, akan sangat memalukan jika kau tahu" kata Chan. Minho kemudian menghela napas dan menggeleng.

"Jadi di mana yang sakit?" Tanya pria manis itu.

"Di sini" kata Chan dengan malu.



TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

THE MISTRESS  [Banginho] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang